Oleh Ika Ayu Setyaningrum

Udara masuk dengan paksa lewat lubang ventilasi
Sang angin pun mengikuti dengan malu-malu
Mengintip lukisan yang terpampang dalam diam
Ada seberkas api putih di goresannya
Ada manik-manik derita pada tintanya
Ada juga helai nestapa pada bingkainya yang terlihat kokoh dari kejauhan

Lalu perlahan seret langkah mengayun ke depan
Langkahnya semakin mendekat
Ditatapnya dengan kelopak pisau yang menjeritkan cerita
Kemudian dielusnya dengan bulat menjari
Hatinya berbisik lirih hingga titik hitam tak mendengarnya
“Dimana lazuardi itu bersembunyi ?”

(April, 2015)

Penulis adalah mahasiswa Sastra Indonesia.