Sejumlah mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Edisi Covid-19 Universitas Negeri Malang (UM) melakukan kegiatan sambang desa ke Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang yang terletak di kaki gunung tertinggi di Jawa yakni Gunung Semeru. Kegiatan tersebut dilakukan selama tiga hari, yakni pada Rabu-Jumat (10-12/6). Mereka adalah mahasiwa yang termasuk ke dalam Kelompok KKN Tematik Jurusan Sastra Indonesia (JSI). Kesembilan mahasiswa tersebut adalah Bayu (koordinator desa), Sindy, Yosy, Atikah, Maulida, Brigitta, Wiwin, Anandita, dan Nabila.

Salah satu kegiatan yang dilakukan ketika sambang desa adalah kegiatan eksplorasi potensi perkebunan masyarakat Desa Mulyoasri. Terdapat 4 dusun yang berada di wilayah Desa Mulyoasri, yakni Dusun Mulyoasri, Mulyoagung, Sumbersuko, dan Sukorejo. Lokasi desa yang berada di lereng gunung membuat tanah di Desa Mulyoasri berpotensi untuk dijadikan lahan perkebunan. Hariono, Kepala Dusun Sukorejo mengungkap bahwa warga setiap dusun yang ada di Desa Mulyoasri memiliki jenis tanaman yang berbeda. “Di sini setiap dusun beda-beda jenis tanamannya. Kalau di wilayah Dusun Sukorejo itu rata-rata ditanami sayur-sayuran seperti kol, tomat, sawi, wortel, dan bawang prei. Berbeda dengan wilayahnya Pak Julianto (Kepala Dusun Sumbersuko) itu didominasi tanaman kopi dan pisang emas. Warga juga menanam salak pondoh,” jelasnya saat ditemui di Balai Desa Mulyoasri.

Selain kegiatan eksplorasi potensi perkebunan masyarakat Desa Mulyoasri, banyak hal lain yang dilakukan selama kegiatan sambang desa tersebut, di antaranya melakukan wawancara kepada sejumlah narasumber, dan menempelkan poster pencegahan Covid-19. Selain itu, mereka juga mengunjungi kediaman keluarga pandita (Jero Mangku Gede Wayan Suarsana) dari Bali yang tinggal di Desa Mulyoasri, mengunjungi sejumlah lokasi yang menarik di Desa Mulyoasri yakni punden Mbah Proyo (pembuka jalan Dusun Mulyoagung), sumber mata air yang tidak pernah kering, situs purbakala atau Candi Jawar, dan melakukan wawancara bersama petugas dari Dinas Purbakala, Bapak Ribut yang bertugas sebagai juru rawat Candi Jawar.

Kontributor: Wiwin Sulistyorini, Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia UM

Editor: Bunga | Admin: Maria