Select Page

Covid-19 tak habis-habisnya menjadi pemberitaan utama di seluruh belahan dunia, terutama Indonesia. Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 semakin meningkat ditambah dengan maraknya kasus beberapa varian baru dari Covid-19 yang terus bermutasi seperti Alfa, Beta, Delta, dan Kappa yang semakin menambah panjang kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia. Varian baru ini, menyumbang peningkatan grafik kasus terkonfirmasi Covid-19 di bulan Juni-Juli dibandingkan kasus pada bulan Februari–Maret 2021 lalu yang dicatat sebagai puncak kasus Covid-19 di Indonesia. Pengendalian kasus Covid-19 di Indonesia bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah namun juga memerlukan perhatian dan kontribusi dari masyarakat.

Pemerintah terus menghimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi kebijakan yang diberlakukan. Upaya pencegahan dan pengendalian harus diterapkan seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas), Work From Home (WFH), Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga upaya vaksinasi yang terus gencar dilakukan pemerintah agar angka kasus Covid-19 menurun. Upaya tersebut masih belum maksimal karena rendahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19, tidak mau melakukan vaksinasi bahkan meyakini bahwa Covid-19 hanyalah sebuah konspirasi. Sikap masyarakat yang demikian turut menyumbang penyebaran Covid-19 yang kian masif.

Dari berbagai fakta tersebut, salah satu Tim Program Kreatifitas Mahasiswa Universitas Negeri Malang (PKM UM) yang terdiri dari tiga bidang multidisiplin ilmu yakni Dinda Aisya Bella (Matematika), Dina Safitri (Matematika), Aisyah Habibatunnurrohmah (Matematika), Revionita Dwisari Affandy (Geografi), dan Lailivia Rahma Fidya (Ilmu Kesehatan Masyarakat) berinisiatif untuk melakukan riset yang bertujuan mengoptimalisasi protokol kesehatan Covid-19 di Kabupaten Lamongan. Tim yang diketuai oleh Dinda ini tertarik dengan penelitian terkait Covid-19 setelah melihat grafik persebaran Covid-19 yang semakin hari tak kunjung landai.

Pemilihan Kabupaten Lamongan sebagai lokasi penelitian didasari oleh statusnya sebagai salah satu daerah zona merah, Di samping itu, kabupaten Lamongan dianggap strategis karena berdekatan dengan kota metropolitan, Surabaya yang dipandang sebagai episentrum Covid-19 di Jawa Timur. Hal ini memungkinkan tingginya penyebaran Covid-19 di Lamongan.

“Dalam penelitian ini, nantinya kami akan menganalisis berbagai kendala yang terjadi seperti vaksinasi yang belum memenuhi sasaran, masih banyaknya masyarakat yang abai protokol kesehatan, dan data terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Lamongan,” ungkap Dinda.

Dinda selaku Ketua Tim PKM UM memilih linear programming dengan metode simpleks untuk menangani kasus ini berdasarkan model Matematika. Pemilihan program dan metode tersebut didasari pertimbangan bahwa keduanya bisa mengoptimalkan beberapa kendala pada kasus ini. Pemodelan secara matematis dilakukan melalui penghitungan persentase kepatuhan memakai masker, persentase kepatuhan menjaga jarak hingga persentase jumlah sasaran vaksinasi. Dengan kajian ini akan ditemukan angka solusi untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan pengendalian kasus positif Covid-19.

“Penelitian ini akan dilakukan menggunakan model Matematika. Pada bidang Matematika, terdapat sebuah cabang dari riset operasi yang dilakukan untuk menemukan solusi optimal dari masalah yang dapat diekspresikan menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear,” pungkasnya.

Dinda juga menambahkan bahwa penelitian tersebut menggunakan software POM for Windows.

“Aplikasi POM for Windows akan digunakan untuk membandingkan hasil analisis dari solusi perhitungan manual dengan linear programming metode simpleks,” tuturnya.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan, pertimbangan, menambah wawasan dan informasi untuk mengoptimalkan gerakan pencegahan, pengendalian dan upaya menekan angka persebaran Covid-19 di Kabupaten Lamongan.

 

Pewarta: Aisy