Sebagai tindak lanjut atas program sertifikasi guru yang diadakan beberapa waktu lalu, maka UM pun melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk memberikan pelatihan pada para guru. Program ini merupakan program yang dikhususkan untuk para guru yang sebelumnya dinyatakan belum lulus sertifikasi guru. PLPG ini antara lain bertujuan untuk mencapai tingkatan guru yang profesional yang bisa dilihat berdasarkan pengalaman mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta dokumen-dokumen tentang aktifitas guru yang bersangkutan.
Acara yang diadakan sejak 8 Agustus hingga 18 September 2009 ini merupakan acara yang terbagi menjadi 4 tahap. Masing-masing tahap diadakan dalam jangka waktu 9 hari. Secara keseluruhan, selama 9 hari tersebut peserta PLPG diharuskan mengikuti sebanyak 90 jam pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing jam adalah 50 menit. Selama pelatihan, peserta menerima materi berupa teori dan praktek, yang kalau dihitung-hitung jumlahnya bisa mencapai 30 materi teori dan 60 materi praktek. Namun secara umum, materi disampaikan dalam lima tahapan, yaitu pertama materi Pengembangan Profesional Guru, yang seratus persen adalah teori. Selanjutnya, tahapan kedua adalah materi yang terdiri dari tiga materi namun masih merupakan satu kesatuan, yaitu materi Model Pembelajaran (diarahkan agar media bersifat aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan), materi Assessment, dan materi Pemanfaatan Media. Ketiga materi tersebut disampaikan oleh tiga pematei yang berbeda, dan sudah merupakan percampuran antara praktek dan teori. Ketiga tahap lainnya terdiri dari tiga materi besar, yaitu Penelitian Tindakan Kelas dan Karya Ilmiah, Pelaksanaan Pembelajaran (peer teaching), serta yang terakhir adalah ujian tulis dan praktek.
Disampaikan oleh Drs. Suparlan M.Si., selaku wakil ketua pelaksana kegiatan ini, bahwa dalam kegiatan ini terdapat 4953 peserta yang hadir. Jumlah tersebut, menurut beliau, sebenarnya masih kurang, karena menurut data panitia seharusnya ada 5161 peserta yang mengikuti pelatihan ini. Peserta berasal dari 4 kota dan 7 kabupaten se-Jawa Timur, sehingga kalau ditotal jumlahnya mencapai 11 daerah. Kota-kota tersebut antara lain adalah Batu, Madiun, Malang, dan Pasuruan, sedangkan kabupaten yang mengikuti PLPG ini antara lain adalah Magetan, Madiun, Ngawi, Pacitan, Pasuruan, Ponorogo, dan Trenggalek. Selama menjalani pelatihan, peserta digembleng dengan materi dan tugas-tugas yang lumayan berat, sehingga mengingat padatnya kegiatan tersebut, peserta ditempatkan di hotel-hotel. Karena banyaknya peserta yang hadir tersebut, panitia harus menyiapkan hingga 13 hotel.
Setelah PLPG berlangsung, peserta diharuskan menjalani tes kelulusan lagi. Dalam penilaian PLPG ini, aspek yang dinilai antara lain adalah 35% dari ujian tulis, 40% dari skor ujian praktek pembelajaran, 10% skor partisipasi, dan 15% dari penilaian teman sejawat. Seluruh nilai yang diperoleh tersebut dijumlahkan, dan dibagi seratus, sehingga menghasilkan nilai PLPG. Nilai PLPG yang diraih oleh peserta tersebut harus mencapai minimal 60. Namun untk menetukan kelulusan seorang peserta, ternyata masih ada nilai lanjutan. Nilai PLPG yang telah diperoleh, masih harus dibandingkan lagi dengan nilai porto folio yang diserahkan saat sertifikasi guru. Porto folio memiliki bobot 20% sedangkan nilai PLPG memiliki bobot 80% persen dalam kelulusan. Kedua nilai tersebut ditambahkan dan kemudian dibagi dengan angka seratus. Nilai yang diperoleh inilah yang menentukan lulus tidaknya peserta PLPG. Peserta dinyatakan lulus jika nilai akhir mencapai minimal 70. Jika kurang dari itu, maka peserta dinyatakan tidak lulus PLPG.
Untuk menindaklanjuti peserta yang masih belum dinyatakan lulus PLPG, maka panitia sudah merancang tes tulis untuk diikuti peserta tersebut. Tes yang merupakan seratus persen teori ini dirancang sebanyak dua kali. Tes pertama diperuntukkan bagi peserta PLPG yang belum lulus, sedangkan tes kedua dirancang untuk peserta tes tulis pertama yang masih belum lulus juga. Tes pertama dilaksanakan akhir bulan Oktober lalu, sedangkan tes tulis kedua dilaksanakan Rabu (11/11).
Rangkaian kegiatan PLPG ini memang cukup berat pelaksanaannya. Karenanya, panitia harus bekerja ekstra keras untuk dapat melaksanakannya dengan baik. Untungnya, UM yang kebetulan menangani rayon 15 ini tidak sendirian. Dalam kegiatan ini UM memiliki tiga mitra, yaitu IKIP PGRI Madiun, UMM Ponorogo, dan STKIP PGRI Pasuruan. “Umumnya, melalui kegiatan ini guru-guru merasa mendapat ilmu baru, baik berupa praktek maupun teori,” Ujar Pak Suparlan yang merupakan wakil ketua Pelaksana Panitia Sertifikasi Guru Rayon 15 UM  ini. ? Ris