Oleh Siti Napfiah

Jika melihat ilalang atau sering juga disebut alang-alang, orang akan memandangnya sebagai tumbuhan liar biasa saja. Tumbuhan bernama latin Imperta cilindrika L atau Imperata arundinacea Cyrillo termasuk ke dalam keluarga rumput–rumputan atau masuk dalam family gramineae atau poaceae sering dianggap sebagai gulma (tanaman pengganggu). Tanaman ini tumbuh liar di daerah yang terbuka dan banyak dikenal orang sebagai gulma yang hanya dimanfaatkan sebagai makanan hewan ternak, atau bahkan dibuang begitu saja karena dianggap mengganngu. Hasil penelitian membuktikan bahwa ilalang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.


Lahan yang berpotensi ditumbuhi ilalang adalah lahan terbuka dan tidak diolah. Hampir tidak pernah dijumpai ilalang di atas lahan yang ditumbuhi vegetasi lain, yang menutup permukaan tanah dari sinar matahari hingga 70%. Tumbuhan ini biasanya ditemukan liar di hutan, lapangan rumput, sisi jalan, dan lahan-lahan yang mendapat sinar matahari cukup. Tumbuhan itu dapat hidup pada ketinggian 1-2700 m di atas permukaan laut.
Tumbuhan ini tumbuh merumput dengan tunas yang merayap di dalam tanah. Tingginya bisa mencapai 30–180 cm, mudah berkembang biak, mempunyai rimpang kaku yang tumbuh menjalar. Batangnya padat, bukunya, atau ruasnya berambut jarang. Bunganya menguncup dengan panjang 6–30cm, berwarna putih, dan mempunyai biji-biji sangat kecil sekitar 1mm serta berwarna coklat tua. Bunga atau bijinya berambut halus dan mudah diterbangkan angin.
Setelah dilakukan pengujian pada tumbuhan alang-alang banyak ditemukan kandungan kimiawi yang berguna untuk tubuh kita. Hasil penelitian tentang tanaman ini menyebutkan bahwa ada kandungaan manitol, glukosa, sakarosa, malic acid, citric acid, coixol, anindom, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali. Dengan kandungan-kandungan itu, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretic (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan pendarahan) dan menghilangkan haus.
Kandungan lain yang dimiliki oleh alang-alang diantaranya, pada rimpang, terkandung imperanene yang ternyata mempunyai efek menghambat agregasi trombosit (sel pembuluh darah) sesuai hasil penelitian para ahli dari universitas di Jepang. Penghambatan agregasi ini berpengaruh sama dengan efek yang ditimbulkan oleh asetosal (asam asetil Salisilat) yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah pada penderita infark jantung.
Cylindol A yang terkandung di dalam rimpang alang-alang mempunyai efek menghambat enzim 5 – lipoksigenasse. Dengan terhambatnya 5-lipoksigenasse maka pembentukan prostaglandin yang menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada otot dapat terhalangi. Bahan lain yang terkandung, yaitu Cylendrene mempunyai aktivitas menghambat kontraksi pembuluh darah pada otot polos, sehingga sirkulasi darah tetap lancar.
Saat ini, alang-alang sudah sering diteliti secara ilmiah oleh Dr. Setiawan Dali Martha dalam bukunya, ramuan tradisional untuk pengobatan hepatitis menyebutkan bahwa di luar negeri alang-alang sudah dibuat obat paten. Diingatkan oleh Dr. Setiawan, ramuan alang-alang sebaiknya tidak diberikan kepada mereka yang fungsi lambungnya lemah dan sering buang air kecil.
Alang-alang menurut Prof. Hembing, ahli pengobatan tradisional dan akupuntur berhasiat sebagai obat untuk berbagai kesehatan, seperti batu ginjal, infeksi ginjal, batu empedu, buang air kecil tidak lancar atau terus menerus, air kemih mengandung darah, prostat, keputihan, batuk rejan, batuk darah, mimisan, pendarahan pada wanita, demam, campak, radang hati, hepatitis, tekanan darah tinggi, urat sarah melemah, asma, radang paru-paru, jantung koroner, gangguan pencernaan, dan diare.

Penulis adalah mahasiswi jurusan Matematika angkatan 2006