Launching: Rektor dan Ketua IKA UM saat launching album perdana Stardust

Universitas Negeri Malang (UM) memiliki kelompok pecinta tembang kenangan yang tergabung dalam Stardust. Kelompok Sturdust berdiri sejak tahun 2003 yang anggotanya terdiri dari pejabat struktural, dosen, karyawan, mahasiswa dan alumni serta diketuai oleh Bapak Murdibjono.
Minggu (24/1),  Stardust menggelar acara launching album dalam bentuk Compact Disk (CD). Kegiatan tersebut digelar di gedung A1 Lantai I UM . Rektor UM, Prof. Dr. Suparno yang juga merupakan pembina kelompok Sturdust juga turut hadir. Dalam sambutanya, rektor menyampaikan bahwa ini merupakan album Stardust 2009 dan ada kemungkinan akan ada albun Stardust 2010. Rektor juga mengatakan bahwa selain kebiasaan memberi tamu plakat UM, beliau juga akan memberikan sepasang CD ini untuk kenang–kenangan.
Bapak Murdibjono selaku ketua kelompok Sturdust pada kesempatan launching album Stardust menyampaikan bahwa Stardust sempat vakum empat tahun lebih. Sejak Bapak Suparno menjabat sebagai rektor, beliau membangkitkan lagi Stardust. Cerita terbentuknya kelompok ini berawal dari program “Senandung Rindu” di RRI. Program ini menjadi wadah kelompok pecinta lagu-lagu tempo dulu untuk menyalurkan hobi menyanyinya. Nah, kala itu UM tidak mau ketinggalan mengisi hingga akhirnya membentuk Stardust. Nama Stardust sendiri dipilih oleh rektor UM saat itu, Prof. Dr. Nuril Huda (almarhum). Nama itu diambil dari judul komposisi jazz standar yang ditulis Hoagy Carmichael, seorang pengacara pada 1927, tetapi meledak di industri musik setelah dipopulerkan oleh penyanyi kulit hitam, Nat King Cole pada 1957.
Perkembangan Stardust memang pasang surut. Namun, kata mantan PR IV UM periode 1999-2003, Stardust adalah nama yang disegani di kalangan kelompok pecinta lagu oldies. ”Kami tidak sembarangan memilih anggota. Hanya yang punya prestasi juara lomba nyanyi boleh bergabung di sini. Ini kelompok serius, bukan sekedar senang–senang,” tambah pengajar di jurusan Sastra Inggris ini.
Keseriusan Stardust malah berlanjut ke dapur rekaman. Stardust kini punya album ganda. Satu CD berisi kumpulan lagu-lagu oldies Indonesia, CD lain berisi lagu Mancanegara. Dalam album ini, rektor menyumbang suara, masing-masing satu untuk tiap album. Untuk lagu mancanegara, penyuka mobil klasik ini memilih  “And I Love You So” yang populer oleh Perry Como. Sementara untuk lagu lokal, dengan suara bassnya, Bapak Suparno mendayu-dayu membawakan lagu Melayu “Fatwa Pujangga”.
Proses perekaman CD ini berlangsung dalam empat kali take dengan waktu dua minggu. ”Rekamannya cepat, karena semua sudah jago nyanyi. Yang bikin lama, ngumpulin para dosen karena sibuk ngajar semua,” kata Murdibjono.  Nik