Mengabadikan moment: Tim Menwa UM berfoto di depan monumen Linggarjati

Oleh Elok Dwi Retnaningsih

Cirebon, adalah kota mandiri terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat, setelah Bandung. Kota yang mempunyai motto “Gemah Ripah Lohjinawe” ini  berada di pesisir Laut Jawa, di jalur Pantura (pantai Utara) yang selalu tidak pernah sepi oleh kendaraan. Resimen Mahasiswa Satuan 805 “Wira Cendikia” Universitas Negeri Malang mendapatkan kesempatan menjelajahi kota tersebut dengan mengikuti Napak Tilas ke-11 yang diadakan oleh Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon IX Sunan Gunung Djati, Kompi A Unswagati (Universitas Swadaya Gunung Djati) Cirebon.

Napak Tilas tingkat Menwa-Pelajar ini diikuti oleh Resimen Mahasiswa se-Indonesia, SMA dan SMP sederajat. SATMENWA 805 Universitas Negeri Malang mengirimkan 2 tim yaitu Tim I terdiri dari  Dody Priyo Prasetyo (FIK), Bagus Wahyu Nugroho (FIK), Raudatus Shalihah (FMIPA), dan Tim II, M. Wahyu Riadi (FT), Lukman Nurhuda (FMIPA), Elok Dwi Retnaningsih (FMIPA) serta official M. Mahbuby (FT).

Akrab: Tim Satmenwa saat mengabadikan moment
Napak Tilas yang dilaksanakan tanggal 14–15 November dalam rangka menyambut Hari Pahlawan tersebut juga dibarengi bakti sosial dan seminar nasional yang bertemakan “Dapatkah Remaja Menjadi Pahlawan”, bertempat di Aula Grawidya Sabha kampus I Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon pukul 09.00. Kegiatan dibuka oleh Rektor Unswagati Cirebon, Dr.H.Djakaria Machmud, SE SH M.Si dan diiringi alunan korsik dari Kodim setempat. Seminar nasional yang bertemakan “Dapatkah Remaja Menjadi Pahlawan” dinarasumberi oleh Danrem 063 Sunan Gunung Djati Kol (Inf) Sigit Yuwono, Kapolwil Kombes Tugas Dwi Aprianto beserta Pembantu Rektor Unswagati Cirebon berlangsung sangat menarik karena keaktifan dari peserta seminar yang menunjukkan antusiasnya membahas masalah remaja.

Tegap: Menwa UM bersiap mengikuti napak tilas
Hari kedua, 15 November, giliran kami mengikuti penyuluhan dari Kepolisian wilayah Cirebon mengenai Perubahan Peraturan Lalu Lintas dibarengi dengan pembagian stiker yang bertuliskan UU Lalu Lintas yang baru. Setelah itu semua peserta mulai dari MENWA, SMA, dan SMP digiring menaiki beberapa truk tentara dan bis dari kepolisian untuk menuju tempat start Napak Tilas di daerah di mana berdirinya Monumen Linggarjati yaitu di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan yang berjarak 40 km dari Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon.
Monumen Linggarjati didirikan untuk  mengenang perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang sering disebut Perjanjian Linggarjati, menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi:
1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
3. Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara RIS.
4. Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth/Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.
Sebelum perjalanan dimulai, semua peserta Napak Tilas mengikuti bakti sosial dengan penduduk setempat dan sarasehan dengan para Veteran Cirebon. Mereka bercerita tentang pengalaman memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 yang begitu gigih dan bersemangatnya. Mereka juga berpesan agar generasi mendatang dapat mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang sudah mereka perjuangkan tersebut dengan hal-hal positif dan bersifat membangun bangsa menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Pemberangkatan Napak Tilas dimulai pukul 09.00 WIB, dan tim dari Universitas Negeri Malang mendapatkan nomor urut 27 dan 38. Di perlombaan Napak Tilas ini yang dinilai adalah kecepatan, sehingga bagaimanapun caranya tim kami harus cepat. Kami melewati lima pos dan di pos yang terakhir adalah tempat dimana kecerdikan kami dalam melewati halang rintang dipertaruhkan, mulai dari rayapan tali 1 sampai jaring pendarat. Kami baru melewati setengah perjalanan dan ingin rasanya cepat sampai finish tapi sepertinya jalan terasa masih jauh dan tidak putus-putus. Namun kami SATMENWA 805 terus saja berlari dengan sekuat tenaga untuk memperjuangkan Resimen Mahasiswa Satuan 805 Universitas Negeri Malang tercinta.
Di tengah perjalanan, kami melewati warung-warung yang menjual makanan khas dari Cirebon dan menyempatkan untuk membelinya, “buras” makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus daun pisang berisi sayuran seperti wortel dan kentang, kemasannya mirip “lepet” kalau di Jawa Timur, hanya saja “lepet” terbuat dari campuran ketan, parutan kelapa, dan kacang. Tak lupa kami meneguk sebungkus teh tawar bercampur es batu yang menyegarkan tenggorokan kami. Kami terus melangkah dengan semangat. Kami terus berteriak “Kekuatan 55” dan “Semangat 45” di sepanjang jalan serta menyanyikan lagu-lagu Resimen Mahasiswa 805 Universitas Negeri Malang.
Jalan masih panjang tapi semangat tetap membara. “Iya, sebentar lagi nyampek. Itu tempat finishnya sudah kelihatan”, kata Dody salah satu anggota Tim I yang menghibur, walaupun sebenarnya tempatnya belum terlihat. Perjalanan pulang melewati wilayah kota Cirebon yang dikelilingi gedung-gedung bertingkat dan banyaknya sekolah serta universitas membuktikan bahwa Cirebon memang kota yang sudah maju dan mandiri. Tidak terasa finish sudah di depan mata. Kami segera bergegas dengan berlari. “Ayo semangat”, teriak kami.
M. Mahbuby, official kami sudah harap-harap cemas menunggu di Unswagati. Akhirnya tim kebanggaan yang dikirimkan SATMENWA 805 Universitas Negeri Malang berhasil melewati perjalanan kurang lebih 40 km itu dengan selamat. Napak Tilas Ke-11 ini sangat berkesan untuk kami, karena banyaknya hambatan dan kendala di tengah perjalanan yang dengan sigap kami taklukkan. Hari sudah mulai petang, pesertayang di belakang kami juga sudah berdatangan. Sembari berbenah dan istirahat, kami sempatkan berfoto ria dengan panitia Napak Tilas di depan Unswagati.
Malamnya, tibalah inagurasi antar peserta dan juga pengumuman siapakah yang akan memenangkan Napak Tilas Ke-11 ini. Deg-degan…rasanya. “Juara I diraih oleh Akademi Pelayaran Cirebon, Juara II diraih oleh Menwa UNSRI, dan Juara III diraih oleh Menwa Mahawarman (Jawa Barat)”, gumam panitia yang membacakan pengumuman. “Juara Favorit diraih oleh Satuan 805 Resimen Mahasiswa Universitas Negeri Malang”, suara panitia menggema di telinga kami. Leganya….ternyata kami mendapatkan Juara Favorit. Satu lagi kesuksesan diukir oleh SATMENWA 805 “Wira Cendikia” Universitas Negeri Malang. Juara Favorit pada Napak Tilas Ke-11 Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon IX Sunan Gunung Djati, Kompi A Universitas Swadaya Gunung Djati. Alhamdulillah….

Penulis adalah salah satu anggota Tim II SATMENWA     805

“Wira Cendikia” UM