Serius: peserta saat menerima materi

Pendidikan, sains, dan teknologi merupakan tolok ukur peradaban bangsa. Hal itu akan sempurna bila ditunjang oleh spiritualitas. Atas motivasi itulah Forum Ukhuwah dan Studi Islam (FUSI) Fakultas Teknik yang bekerja sama dengan Kreativitas Islam MIPA (Karisma) Fakultas MIPA, dalam koordinasiBadan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Korda Malang, dan UM sebagai Kornas mengadakan Seminar Nasional yang bertema “Perkembangan Pendidikan, Sains, dan Teknologi Mutakhir Menuju Kebangkitan Peradaban Islam”.


Acara yang diselenggarakan di Gedung Sasana Budaya UM (9/5/10) ini sengaja mengundang tiga pemateri yang berkompeten di bidangnya masing-masing, yaitu Prof. D. Efendy, Ph.D yang merupakan Guru Besar FMIPA UM sekaligus Tim Ahli RSBI Nasional, Dr. Muladi, S.T., M.T., Kepala Pusat PTIK UM yang juga merupakan dosen FT UM, dan Dr. Ing. Fahmi Amhar, dosen Unpad Bandung dan UGM Jogjakarta yang juga merupakan Pengamat Pendidikan Nasional. Seminar ini diikuti lebih dari 500 peserta yang berasal dari Blitar, Tulung Agung, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Surabaya, Madura, Jember hingga Semarang. Peserta dari kalangan mahasiswa di antaranya berasal dari UM, UB, UIN Maliki, Poltek Malang, Unidha, Unijoyo, Unej, Unair, STIKES, ITN, dan  UNS Semarang.
Secara keseluruhan, Prof. D. Efendy menyampaikan materi tentang perkembangan sains dilihat dari kacamata agama. Beliau menyayangkan adanya kendala yang menghambat perkembangan sains di Indonesia. Di antaranya adalah kurangnya etos kerja, motivasi, dan keterbatasan sarana. Tidak hanya itu, guru besar FMIPA UM ini juga perihatin terhadap minimnya artikel ilmiah karya anak bangsa yang dimuat dalam jurnal internasional.  Beliau juga senantiasa mengingatkan pada para peserta untuk selalu aktif dalam mengembangkan potensi diri, sedangkan Dr. Muladi lebih banyak menyoroti seputar perkembangan teknologi, yaitu tentang teknologi informasi dan Komunikasi. Dosen TE FT UM ini juga menambahkan bahwa penyebaran data dan informasi yang dapat dilakukan secara mudah dan bebas dapat membawa dampak positif dan negatif. Isu semakin runyam ketika konten berupa data dan informasi yang berhubungan dengan kehidupan beragama, khususnya Islam disinggung.
Berbeda dengan dua pemateri terdahulu, Dr. Ing. Fahmi Amhar memfokuskan materinya pada dunia pendidikan. Beliau menyampaikan bahwa hasil UAN tidak bisa dijadikan standarisasi kualitas, apalagi indeks kejujuran siswa tidak memiliki tolok ukur yang jelas. Oleh karena itu, harus ada perubahan pemahanan dan kesadaran perilaku serta pemikiran. ”Kami berharap Seminar Nasional ini bermanfaat dan dapat menginspirasi kita untuk lebih giat mendesain kegiatan dakwah,” kata Andika Bayusih, Ketua Umum Fusi. Jeng