Olimpiade Kimia
Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis, Senin (01/11), Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan  Olimpiade Kimia SMA/MA/sederajat se-Jawa Timur. Acara rutin yang digelar tiap tahunnya ini merupakan agenda kerja dari HMK. Selain itu, olimpiade ini juga dikhususkan sebagai ajang mengaktualisasikan konsep kimia yang  sudah di dapat di sekolah.
“HMK Oksigen Universitas Negeri Malang merasa terpanggil memotivasi para pelajar SMA untuk belajar kimia, bukan hanya sekedar mempelajari konsep dan teori kimia, tetapi juga aplikasinya dalam kehidupan,” tulis panitia pelaksana seperti yang dikutip Komunikasi dalam petunjuk panduan Olimpiade Kimia.
Acara ini melibatkan pelajar SMA/MA/SMK negeri/swasta di seluruh wilayah Jawa Timur. Untuk memermudah seleksi daerah, panitia pelaksana meyebar menjadi enam rayon yaitu Malang, Kediri, Lamongan, Madura, Jember, dan Madiun. Dua puluh peserta yang lolos selanjutnya harus mengikuti babak semifinal pada 31 Juli 2010 di Aula FMIPA Gedung O1. Pada babak ini, peserta dibagi menjadi lima kelas untuk mengerjakan soal teori dan hitungan kimia.  Peserta yang lolos lima besar harus bersaing untuk menghadapi babak final pada tanggal 1 Agustus 2010. Pada babak final peserta melakukan praktikum kemudian mempresentasikan dengan analisis kimia sesuai dengan percobaan yang dilakukan.
Akhirnya, setelah rangkaian babak penyisihan, terpilih sebagai juara I dan III diraih siswa SMAN 3 Pamekasan, masing-masing, Yusuf Agung Nugroho juara I dan Baradis Saivi juara III. Sedangkan  Juara II berhasi disabet Ronny Winarko dari SMAN 2 Kediri. Masing-masing pemenang berhak mendapatkan sertifikat dan uang tunai sebesar Rp2.500.000,- (juara I), Rp1.500.000,- (Juara II), dan Rp 1.000.000,- (juara III). Khusus untuk juara I berhak mewakili dalam ajang Olimpiade Ikahimki.

Olimpiade Biologi
Biologi sebagai ilmu yang berkaitan dengan kehidupan di alam sekitar, selalu memiliki daya tarik untuk dipelajari lebih jauh. Hal ini mendasari HMJ Biologi UM mengadakan Olimpiade Biologi 2010 Tingkat SMA/sederajat se-Jawa dan Bali dengan tema “Where Great Minds Compete to be a Real Biologist”.
Tujuan dari olimpiade ini adalah untuk Meningkatkan pola berfikir ilmiah dalam menghadapi masalah sains,  meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang biologi, dan memotivasi para pelajar agar lebih tertarik dalam meningkatkan pemahaman mengenai biologi, tulis panitia pelaksana seperti yang dikutip Komunikasi dalam petunjuk pelaksanaan Olimpiade Biologi 2010 (28/10) .
Acara ini melibatkan pelajar SMA/MA/SMK negeri/swasta di seluruh wilayah Jawa Timur. Untuk memermudah seleksi daerah, panitia pelaksana meyebar menjadi  beberapa rayon di beberapa kota, seperti Malang, Surabaya, Lamongan, Kediri, Madiun, Jember, Banyuwangi, Lumajang, Tulungagung, Semarang, DIY, Bandung, Jakarta, dan Denpasar.
Para peserta olimpiade harus melewati beberapa tahap, seperti seleksi, subrayon, tes praktikum, dan babak final diisi dengan cerdas cermat. Materi yang diujikan saat babak praktikum meliputi botani, zoologi, dan ekologi. Akhirnya, setelah rangkaian babak penyisihan, terpilih sebagai juara I Bayu Nuswantoro dari SMAN 1 Blitar yang berhak mendapatkan mendapatkan piala, uang pembinaan, dan piagam.

Olimpiade Matematika
Keberadaan matematika sebagai ilmu eksakta sangat mudah dijumpai pemanfaatannya dalam kehidupan . Melalui matematika, beberapa masalah dalam kehidupan dapat dipecahkan atau dicari solusinya, tak terkecuali dengan siswa yang sudah akrab dengan matematika. Hal ini mendasari Himatika Vektor yang  mengadakan serangkaian kegiatan akbar yang bertajuk “Olimpiade Matematika Vektor Nasional SD, SMP, dan SMA/sederajat 2010.”
Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2010 SD, SMP, SMA/sederajat dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : menumbuhkan pola pikir logis, kritis, sistematis, dan konsisten, membentuk pribadi yang kreatif dan inovatif, serta mengembangkan dan melatih kemampuan berpikir pelajar terhadap pelajaran yang diperoleh di bangku sekolah, khususnya mata pelajaran matematika, tulis panitia pelaksana seperti yang dikutip Komunikasi dari www.vektor-um.org (8/10).
Dari pelaksanaan tahun sebelumnya, kegiatan serupa telah mampu menyedot animo pelajar tidak kurang dari empat ribu peserta dari seluruh rayon di Jawa timur dan Bali. Kegiatan ini melibatkan siswa SD, SMP, dan SMA. Para peserta harus melalui beberapa tahap, seperti babak penyisihan tingkat rayon, semifinal, dan final. Soal yang dikerjakan meliputi aljabar, geometri, aritmatika, dan bilangan.
Akhirnya, setelah menempuh babak final pada 17 Oktober 2010 di Gedung Matematika O7 FMIPA UM, terpilihlah pemenangnya. Untuk SD, Alicia Maydeline Angto  dari SDK Santo Aloysius Surabaya.Pemenang SMP adalah Kevin Christian Wibisono dari SMP Ipeka Tomang, dan untuk tingkat SMA adalah Ivan Adrian dari SMA Bintang Mulya. Para pemenang berhak mendapatkan mendapatkan piala, uang pembinaan senilai Rp2.500.000,- dan piagam.Ang

Olimpiade Fisika
Sabtu (23/10) merupakan hari yang menegangkan bagi 74 tim SMP-SMA yang datang dari berbegai regional di Fakultas MIPA. Kedatangan mereka bertujuan untuk mengikuti Olimpiade Fisika SMA se-Jawa Timur yang diselenggarakan oleh HMJ Fisika. Para siswa yang datang hari itu merupakan siswa yang berhasil lolos babak penyisihan di masing-masing regional. Secara keseluruhan, terdapat sepuluh regional di Jawa Timur, yakni Probolinggo, Banyuwangi, Malang, Surabaya, Ponorogo, Kediri, Madura, Tulungagung, Jombang, dan Lamongan.     Olimpiade Fisika 2010 tingkat SMP-SMA se-Jawa Timur yang diselenggarakan kali ini merupakan babak perempat final dan semifinal. Sedangkan pada keesokan harinya diadakan babak final bertempat di Gedung O8. Bangganya, kota Malang, khususnya UM selalu menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan acara bergensi ini.
“Tahun ini jumlah peserta meningkat daripada tahun sebelumnya, yaitu 737 siswa dan itu melebihi target kita yang awalnya hanya lima ratus siswa,” ujar An Nafiqi Frandicha W.W., Ketua Pelaksana Olimpiade Fisika 2010.
Babak perempat final yang diikuti oleh 74 tim (dua siswa) ini akan mengerucutkan jumlah peserta yang masuk dalam babak semifinal, yakni sepuluh tim pada tiap tingkatan. Sedangkan dalam babak semifinal akan diambil empat tim tiap tingkatan yang akan maju ke babak final. Dalam penyelenggaraannya, siswa mengerjakan soal dengan cara berkelompok, masing-masing dua siswa dari sekolah yang sama. Peserta terlihat begitu khidmat dalam mengerjakan soal yang harus dikerjakan dalam waktu 120 menit.
“Soalnya sulit dan menantang, tapi memang sesuai dengan kurikulum sekarang dan sesuai prediksi kita,” ucap Ayu Dina, peserta Olimpiade Fisika tingkat SMP asal SMP 2 Pare.
Tepatnya pukul 12.00, sepuluh besar peserta yang lolos ke babak semifinal diumumkan. Sepuluh siswa yang maju ke babak semifinal harus mengikuti ujian pada hari yang sama. Materi soal yang dikeluarkan pada babak semifinal di antaranya adalah esai, aplikasi teknologi, dan presentasi. Pengumuman empat besar pasangan yang maju ke babak final tingkat SMP dan SMA dilakukan pada pukul 13.00. Selanjutnya mereka akan menjalani babak final pada keesokan harinya.
Babak final dimulai pada pukul 07.00 bertempat di Gedung 06 ruang seminar. Pada babak ini terdapat tiga sesi, yakni tes tulis, praktikum, dan simulasi dan konsep. Final SMP diadakan terlebih dahulu. Pada sesi tes tulis, peserta mengerjakan soal yang telah disiapkan. Sesi berikutnya adalah sesi simulasi dan konsep. Di sini peserta diberi suatu pernyataan yang menguji konsep mereka. Mereka juga harus menjelaskan jawaban secara bergiliran di hadapan para juri. Pada sesi praktikum, terdapat empat jenis percobaan yang harus dilakukan oleh para peserta secara bergilir.
Jenis soal yang dikeluarkan pada babak final SMA sama seperti babak final pada tingkat SMP, yaitu tes tulis, praktikum,  simulasi dan konsep. Selesai mengerjakan soal tulis, peserta masuk ke soal simulasi dan konsep. Di sesi ini, peserta tampak percaya diri mengungkapkan konsep masing-masing sehingga nilai sempurna yang mereka dapatkan sempat saling berkejar-kejaran. Selanjutnya pada sesi percobaan, terdapat empat soal.
Pemenang diumumkan pada pukul 17.00. Pemenang juara I untuk tingkat SMP adalah SMP Kristen Petra 3 Surabaya, juara II SMPN 1 Tulungagung, juara III SMP Kristen Petra 3 Surabaya, dan juara harapan I SMPN 2 Jember. Berikutnya, untuk juara I Olimpiade Fisika tingkat SMA adalah SMAK St. Albertus Malang, dan tiga juara selanjutnya secara urut adalah SMAN 1 Blitar, SMAN 3 Pamekasan, dan SMAN 1 Glagah Banyuwangi.

Olimpiade Akuntansi
Bulan Oktober yang penuh dengan olimpiade ini tidak hanya berkutat pada bidang MIPA. Salah satunya adalah Olimpiade Akuntansi Tingkat SMA-SMK  se-Jawa-Bali yang diadakan oleh HMJ Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakutas Ekonomi. Olimpiade ini merupakan acara dua tahunan yang juga merupakan program kerja HMJ Akuntansi. Dalam olimpiade ini terdapat tiga babak utama, yaitu babak penyisihan, semifinal, dan babak final.
Babak penyisihan dilaksanakan pada  Minggu (17/10) di gedung D3. Babak ini diikuti oleh enam ratus peserta yang terdiri dari 480 siswa SMA dan 120 siswa SMK yang lolos dari babak preeliminasi sebelumnya. Para peserta berasal dari sembilan regional, yaitu Malang, Surabaya, Jombang, Kediri, Madiun, Bali, Banyuwangi, Pamekasan, dan Probolinggo.  Olimpiade dibagi menjadi dua tingkat, yaitu tingkat SMA dan SMK. Hal itu karena materi soal pada Tingkat SMK lebih kompleks daripada SMA. Materi soal sesuai dengan kurikulum KTSP dan terdiri dari seratus soal pilihan ganda yang harus diselesaikan dalam waktu 120 menit.
Dari babak penyisihan ini didapat 55 siswa, yakni 31 siswa SMA dan 24 siswa SMK. Selanjutnya, 55 siswa tersebut menghadapi babak semifinal dan final yang diselenggarakan 31 Oktober 2010. Babak semifinal dimulai pada pukul 7.30 dan berlangsung di Gedung D3. Terdapat 11 kelas yang digunakan, masing-masing berisi lima peserta dengan dua panitia yang mengawasi jalannya ujian. Tepat pukul 9.30, babak semifinal berakhir dan jawaban peserta langsung dikoreksi oleh tim soal yang terdiri dari mahasiswa. Selanjutnya, terpilihlah 5 siswa tingkat SMA dan SMK yang berhak  maju ke babak final.
Pada tingkat SMK, terdapat Suryati (SMKN 1 Mojoagung), Ema Sukmawati (SMKN 1 Mojoagung), Yuke Indriana Dewi (SMKN 2 Kediri), Octadila Laili A. (SMKN 1 Malang), dan Naning Pratiwi (SMKN 2 Blitar). Babak final untuk SMK diadakan lebih dahulu daripada final SMA. Pada babak ini terdapat empat sesi pertanyaan.  Selanjutnya terdapat sesi presentasi, para peserta dituntut untuk menjelaskan suatu problem yang didapat secara undian di depan juri dan penonton dengan jangka waktu 10 menit. Sedangkan peserta yang lolos dalam babak final untuk tingkat SMA antara lain, Pipit Yudhanarko (SMAN 1 Blitar), Nilna Zazilah (SMAN 1 Srengat), Denok Puji Astuti (SMAN 1 Genteng), Ervina Nur Fajaria (SMAN 1 Genteng), dan Irene Kristanti (SMAK 1 Petra Surabaya). Sesi-sesi yang ada pada babak final Olimpiade Akuntansi SMA sama dengan sesi pada tingkat SMK. Hanya bobot soal disesuaikan dengan kurikulum SMA.
Pada tingkat SMK, yang berhasil mendapatkan juara I adalah Octadila Laili A. (SMKN 1 Malang), untuk 4 juara berikutnya secara berurutan adalah Naning Pratiwi (SMKN 2 Blitar), Yuke Indriana D. (SMKN 2 Kediri), Suryati (SMKN 1 Mojoagung), dan Ema Sukmawati (SMKN 1 Mojoagung). Sedangkan pada final SMA didapatkan Pipit Yudhanarko (SMAN 1 Blitar) sebagai juara I. Tiga juara berikutnya secara berurutan adalah Irene Kristanti (SMAK 1 Petra Surabaya), Ervina Nur Fajaria (SMAN 1 Genteng), Nilna Zazilah (SMAN 1 Srengat), dan Denok Puji Astuti (SMAN 1 Genteng).
“Wah, rasanya seneng banget. Benar-benar tidak menyangka bisa menang, soalnya lawan-lawannya kelihatan pintar-pintar semua,” ucap Octadila Laili, pemenang juara I Olimpiade Akuntansi tingkat SMK dengan senyum mengembang.
“Ini pertama kalinya kami mengadakan olimpiade secara regional. Karena itu, masih terdapat banyak kekurangan, tapi ke depannya semoga hal itu bisa dijadikan pelajaran sehingga ke depan bisa lebih baik lagi. Selain itu, semoga tahun-tahun berikutnya olimpiade dapat mencakup lingkup yang lebih luas lagi,” ujar Lian, Ketua Pelaksana Olimpiade Akuntansi 2010.Jeng