Oleh Mohammad Faisal

Manusia adalah makhluk Tuhan yang penuh dengan gagasan. Dengan berbekal akal, rasa, dan karsa, manusia diberi kemampuan berpikir dan bertindak. Sayangnya, sebagian manusia dalam menjalankan kemampuan tersebut tidaklah bersungguh-sungguh. Hal ini bisa terlihat dari begitu banyaknya manusia yang pintar, tetapi tidak bisa mengelola kecerdasannya sehingga menjadi hal yang bermanfaat bagi orang lain.
Demi mengantisipasi lulusan perguruan tinggi yang hanya ingin mendapatkan ijazah, para petinggi kampus bisa menerapkan satu jiwa satu gagasan (sajisaga). sajisaga merupakan kado mahasiswa yang akan lulus untuk pihak universitas. Konsep ini mewajibkan seorang mahasiswa untuk memberikan ide/gagasan sebelum diwisuda. Ide tersebut harus ditujukan untuk kemajuan kampus atau lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Jika gagasan yang diberikan untuk kepentingan pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, mereka bisa menggunakan ide dalam skripsi/tesis/disertasinya. Sedangkan, jika untuk kemajuan kampus, mereka bisa memformulasikan ide-ide lain yang kreatif, bermakna, dan unik.
Pelaksanaan sajisaga selain sebagai kado mahasiswa untuk universitas, juga merupakan bentuk tanggung jawab mereka. Mahasiswa sebagai calon generasi penerus bangsa yang akan berinteraksi dengan masyarakat bertanggung jawab akan ilmu yang mereka dapat dari bangku kuliah. Dengan turut serta memberikan gagasan, berarti mereka telah menjalani setengah tahapan untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Setengah tahapan lagi akan didapatkan ketika mahasiswa berhasil atau benar-benar mengimplementasikannya dalam lingkungan yang penuh dengan bermacam-macam karakter. Sebagaimana dijelaskan oleh Bob Sadino dalam tayangan “Satu Jam bersama Bob Sadino” (TV One, 6 Mei 2010), lingkungan yang menjadikan seseorang cerdas dan bijaksana adalah masyarakat. Berinteraksi dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar merupakan bentuk pembelajaran bagi manusia yang sesungguhnya. Dengan kata lain, pembelajaran dalam institusi sekolah/ perguruan tinggi akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan menerapkannya dalam masyarakat.
Jadi, sajisaga adalah bentuk konkret mahasiswa sebagai lulusan yang berkualitas dan bermanfaat bagi sesama. Kita sebagai mahasiswa mulai saat ini merencanakan gagasan apa pun yang akan bermanfaat bagi kampus maupun masyarakat sekitar.  Dengan sumbangsih tersebut kita akan menjadi makluk Tuhan yang benar-benar bersyukur.

Penulis adalah anggota FLP Malang dan mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris 2007 UM