Kontingen ATBC UM 2010
1. Miftahul Jannah
Kediri, 25 Agustus 1989
S1 Biologi/Konservasi dan Distribusi
“The Diversity of Fructicase Lichen in TAHURA R. Soeryo, Batu, East Java.”
2. Dwi Anggorowati
Pasuruan, 9 September 1989
S1 Biologi/Molecular Biology
“The Phylogenetic of Gatul Fish (Xiphoporus sp) in Sari Lake Purwodadi,
Pasuruan    Regency.
3. Pratiwi Prananingrum
Malang, 18 Desember 1986
S1 Biologi/Molecular Biology
“ASYMETRIC LEAVES 1 (AS1) Gene Isolation of Brocoli
(Brassica oleracea L. var. Italica P lenck)”

Association for Tropical Biology and Conservation (ATBC) merupakan salah satu acara yang dinanti oleh para peneliti di dunia. Indonesia menjadi tuan rumah ATBC 2010 pada 19-23 Juli 2010 di Bali bersamaan dengan Tahun Keanekaragaman Hayati Internasional. Acara ini memertemukan peneliti-peneliti dari enam puluh negara di dunia termasuk Indonesia, Amerika, Inggris, Jerman, Jepang, Cina, dan beberapa negara lainnya. Perhelatan yang diadakan setiap tahun ini diadakan secara bergilir di setiap negara. Para peneliti yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa setingkat S1, S2, S3, bahkan profesor dari berbagai negara hadir untuk berbagi ilmu pengetahuan dan memublikasikan hasil penelitiannya.
Para peserta ATBC ini berkesempatan untuk mempresentasikan karya hasil penelitiannya, baik oral maupun melalui poster berdasarkan abstrak hasil penelitian yang telah dikirimkan dan diseleksi sebelumnya oleh panitia ATBC. Pada kesempatan tersebut, Universitas Negeri Malang (UM) berhasil mengirim tiga orang perwakilan yang semuanya merupakan mahasiswi Biologi FMIPA UM.  Presentasi hasil penelitian dikategorikan menjadi oral presentation dan poster presentation. Hanya dua orang dari kalangan mahasiswa yang berhasil mendapatkan kesempatan istimewa untuk mempresentasikan hasil penelitiannya secara oral presentation, yaitu satu mahasiswa IPB dan satu mahasiswi UM. Miftahul Jannah, mahasiswi Biologi UM berkesempatan untuk presentasi secara oral dengan dua orang rekannya, yaitu Pratiwi Prananingrum dan Dwi Anggorowati berkesempatan presentasi poster bersama para peneliti lain dari berbagai negara berdasarkan hasil penelitian mereka masing-masing.
Saat berbincang dengan kru Komunikasi, ketiganya dengan antusias menceritakan pengalaman mereka selama di sana. Dapat ikut serta dalam pertemuan ilmiah besar seperti ATBC ini merupakan kesempatan langka karena tidak sembarang orang dapat hadir dan mempresentasikan karya hasil penelitiannya di hadapan para peneliti-peneliti hebat dari seluruh dunia. Setiap abstrak hasil penelitian yang dikirim akan diseleksi berdasarkan relevansi dengan hasil penelitian. Bagaimana latar belakang, tujuan, metode, dan hasil penelitian yang diperoleh benar-benar dijadikan aspek penting dalam penilaian. Keunikan dalam hasil penelitian tersebut juga menjadi poin penting yang diperhatikan.
Konferensi yang secara resmi dibuka oleh Wapres RI Boediono ini, disebut sebagai konferensi terbesar dengan jumlah total pembicara mencapai lebih dari sembilan ratus orang. Mereka terbagi ke dalam total 66 simposium (berdasarkan topik-topik utama yang berbeda) yang akan berbicara dan berdiskusi sekaligus berbagi (sharing) data-data dan hasil penelitian yang telah dilakukan masing-masing dalam empat hari kegiatan.
Ketika ditanya mengenai apa saja yang mereka dapatkan selama acara ini berlangsung, mereka menjelaskan bahwa mengikuti acara ini sama halnya dengan kuliah gratis. Banyak yang diperoleh, seperti disiplin ilmu dalam bidang Biologi yang sangat beraneka ragam. “Kami dipertemukan langsung dengan para ahli sehingga kami dapat langsung menanyakan hal-hal yang ingin kami ketahui langsung pada ahlinya,” ujar Miftahul Jannah.
Hasil penelitian Miftahul Jannah, Pratiwi Prananingrum, dan Dwi Anggorowati berhasil lolos pada tahap seleksi karena memang topik yang mereka angkat sesuai dengan tema ATBC 2010 kali ini, yaitu “Tropical Biodiversity: Surviving the Food Energi and Climate Crisis”. Dalam kesempatan tersebut, hadir Frans Bongers (Presiden ATBC), Prof. Charlie Veron (pakar ekologi hutan tropis dari Wageningen University, Netherland), seorang Former Chief Scientist of the Australian Institute of Marine Science, dan Michael Donoghue (Department of Ecology and Evolutionary Bio, Yale University). Para peneliti dunia ini hadir untuk membagikan ilmunya kepada peserta ATBC dalam sesi plenary speaker.
Mereka menambahkan bahwa sebagai mahasiswa yang memiliki dasar ilmu sains, sudah seharusnya menghasilkan karya penelitian kemudian memublikasikannya. Banyak cara untuk dapat memublikasikan karya tersebut, baik melalui jurnal maupun melalui pertemuan-pertemuan ilmiah seperti ATBC ini. “Sebagai peneliti, yang terpenting adalah konsistensi di bidang yang telah dipilih, senantiasa ikhlas, dan pantang menyerah dalam melakukan penelitian karena semuanya butuh pengorbanan.  There is no such a free lunch!” ungkap Pratiwi.Jul