Suasana lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman. Siapa yang tidak menginginkannya? Semua orang pasti menginginkan hal itu untuk menunjang kegiatannya. Begitu juga di lingkungan kampus M, warga UM pastinya menginginkan kebersihan dan keamanan yang terbaik untuk menunjang kegiatan kampus, baik perkuliahan, administrasi, dan lain-lain. Namun, apakah cukup kita hanya menginginkan dan merasakan tanpa tahu siapa sosok penting yang berperan di balik itu semua?
Petugas Kebersihan dan Petugas Satuan Pengamanan (Satpam) adalah dua pihak yang berperan penting dalam menciptakan kebersihan dan keamanan di lingkungan kampus UM. Pengabdian dan perjuangan mereka dalam memberikan yang terbaik bagi kampus UM patut kita hargai. Kedua pihak yang mengaku sebagai pelayan mahasiswa ini, memiliki peran masing-masing yang penting untuk diketahui oleh civitas akademika UM.

Tenaga Kerja Terbatas, Semangat tanpa Batas
Bekerja mulai dari pukul 5 pagi sampai 12 siang, para petugas kebersihan dengan penuh semangat menjalankan tugas untuk membersihkan jalan, taman, got, dan area-area seluas kampus UM. Para petugas membersihkan dengan cara bergilir dan berkelompok untuk membersihkan per blok kawasan. Ada yang bertugas memotong rumput, menyapu, memilah sampah, kemudian mengangkutnya ke tempat penampungan sampah di sebelah timur poliklinik UM. Sampah-sampah yang terkumpul akan diolah lebih lanjut seperti sampah organik dapat difermentasikan menjadi pupuk kompos. Kemudian sampah plastik, botol, dan kaleng bekas yang masih dapat dipakai dapat dibersihkan lalu dipakai kembali.
Petugas kebersihan ini juga bertanggung jawab terhadap penghijauan di area kampus UM.  Terdapat bibit-bibit yang disediakan di kebun pembibitan untuk penghijauan area. Setiap ada pohon yang ditebang atau mati akan diganti dengan dua sampai lima bibit baru yang ditanam di area lain.
Bekerja mulai pukul 6 pagi ternyata belum cukup membersihkan seluruh area di UM. Sejauh ini, kekurangan tenaga kerja kebersihan mengakibatkan semua kawasan tidak mampu dibersihkan secara menyeluruh. Petugas kebersihan yang berjumlah tiga puluh orang dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai tugasnya. 5 orang untuk mengendarai mobil pengangkut sampah, 2 orang untuk menyiram tanaman, 4 orang memotong rumput, dan sisanya untuk menyapu.
Dengan hanya diperkuat tiga puluh personil kebersihan, personil yang dipimpin oleh Bapak Sugianto sebagai kepala urusan kebersihan halaman dan taman berusaha untuk menangani kebersihan kampus UM dan termasuk beberapa area seperti P3G, sekitar Jalan Ambarawa, Jalan Bogor, dan perumahan dinas. Petugas kebersihan harus bersusah payah untuk membersihkan kampus. Padahal setiap kawasan seharusnya bisa dibagi tiap blok dengan petugas kebersihan yang tergabung dalam tim. Pekerjaan ini semakin diberatkan dengan masih banyaknya sampah yang berceceran. Padahal, tempat sampah telah disediakan. Selain itu, masih kurangnya fasilitas yang mendukung, seperti mobil angkutan sampah yang masih sering mogok dan onderdil kendaraan yang harus dicari di luar kota membuat kinerja petugas kebersihan kurang maksimal.
Bapak Sugianto menuturkan bahwa untuk menciptakan kebersihan secara maksimal perlu ditambah personil. Hal ini dapat menunjang sistem pemblokan kawasan agar pembersihan dapat dilakukan menyeluruh. Misalnya kawasan perpustakaan pusat dengan tim kebersihan sendiri 3 sampai 4 orang petugas. Sebelumnya telah diusulkan penambahan tenaga kerja sekitar 42 orang, tetapi karena terkendala dana, hal ini belum terlaksana.
Pekerjaan yang terkait dengan kebersihan selalu dapat diawasi oleh banyak orang, tetapi tidak banyak orang yang mau terlibat. Seiring dengan pertambahan jumlah mahasiswa di UM, semakin besar kemungkinan sampah yang dihasilkan. Hal ini juga akan menjadi tambahan tugas bagi para petugas kebersihan ini. Namun, hal ini bukan hal sulit apabila semua pihak juga ikut peduli. “Diperlukan kepedulian semua pihak, khususnya mahasiswa terhadap kebersihan kampus UM. Meskipun sibuk, tetapi tetap harus peduli. Tanpa bantuan mahasiswa, maka kami tidak ada apa-apanya karena kami adalah pelayan mahasiswa,” ujar Bapak Sugianto penuh harap.

Tambahan Personil, Mantapkan
Pengamanan
Lingkungan kampus yang kurang aman akan menyebabkan kurang kondusifnya suasana belajar. Inilah yang menjadi hal penting untuk diutamakan oleh satpam UM. Satpam adalah satuan pengamanan yang bertugas di instansi pemerintah/swasta, BUMN, dan perusahaan yang bersifat prefentif. Pelaksanaan pengamanan di kampus UM dilakukan oleh Satpam selama 24 jam dengan ketentuan tiga ship, pagi (06.00-14.00 WIB), siang (14.00-22.00 WIB), dan malam (22.00-06.00 WIB). Dalam pembinaan sehari-hari, Satpam berada di bawah pengawasan langsung Kepolisian, khususnya Binamitra.
Dalam upaya untuk meningkatkan keamanan di dalam kampus secara intensif perlu adanya tatanan sistem keamanan di dalam kampus dengan model rayonisasi Satpam berdasarkan wilayah kerja di lingkungan kampus. Penetapan wilayah dan pengelompokan Satpam di setiap wilayah berdasarkan pertimbangan SK Rektor nomor 0695/Kep.PT28.H/U/2001. Hal ini semakin diperlukan seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan sehingga perlu adanya perluasan tempat parkir dan  petugas keamanan.
Dengan jumlah Satpam 86 orang sampai dengan akhir 2010 kemarin dianggap masih belum memenuhi standar keamanan yang diinginkan. Standar keamanan menurut kepolisian, setiap areal penjagaan seluas 5 Ha dibutuhkan Satpam sekitar  15 orang, sedangkan Kampus UM memiliki areal tanah seluas +54 Ha. Keterbatasan jumlah Satpam ini karena masih ada Satpam yang sekaligus bertugas sebagai penjaga parkir. Oleh karena itu, pada pertengahan Februari 2011 dilakukan pertambahan personil sebanyak 68 orang sehingga total Satpam yang bertugas di UM sebanyak 154 personil. Jumlah ini sudah termasuk Satpam yang bertugas  di kampus II (Sawojajar), kampus II (Blitar), ru­m­ah dinas, Jalan Bogor dan Tu­­mapel. Pertambahan ini dapat memenuhi kebutuhan minimal terdapat dua orang Satpam yang bertugas di setiap daerah pengamanan.
Penambahan personil ini tidak dilakukan sembarangan. Pihak UM bekerja sama dengan PT Sumber Alam Abadi sebagai pencetak kader-kader lapangan yang tangguh yang telah dibekali kemampuan dari kepolisian. Sebelumnya juga telah dilakukan orientasi lingkungan agar Satpam dapat mengenali setiap wilayah pembagian dan cakupannya. Kini dapat dirasakan dampak positif dari penambahan personil Satpam. “Beban-beban yang sebelumnya tidak terkontrol menjadi terkontrol dan yang telah terkontrol menjadi lebih terkontrol lagi” ujar Bapak Kiswadi selaku Komandan Satuan Pengamanan UM.
Bukan hanya dari segi kuantitas personil, Satpam ternyata juga akan menerapkan sistem baru untuk menjamin keamanan kampus. Dalam beberapa waktu ke depan, akan diterapkan sistem pintu masuk buka tutup, diberlakukan pembuatan stiker untuk parkir dan menunjukkan STNK ketika keluar area kampus. Hal ini diharapkan mampu mempersempit ruang gerak pihak yang tidak berkepentingan untuk masuk ke lingkungan kampus.
Selain menjaga keamanan, petugas satpam juga bertugas mengatur ketertiban di lingkungan kampus. Petugas Satpam akan melakukan tindakan apabila ditemukan parkir liar di luar area yang telah ditentukan. Jika ada yang melanggar, Satpam tidak segan untuk menerapkan sistem penggembosan. Sistem ini juga merupakan salah satu upaya Satpam untuk meminimalisasi kasus kehilangan motor.
Keamanan dan ketertiban kampus tidak akan tercipta apabila hanya bergantung pada petugas Satpam. Diperlukan juga adanya kesadaran seluruh warga kampus untuk mendukung terea­lisasinya hal tersebut. Misalnya de­ngan tidak melakukan parkir liar dan melaporkan apabila ada pihak luar yang tidak berkepentingan masuk ke area kampus. “Apabila ditemukan salah satu pelanggaran, baik mahasiswa, dosen, atau pun warga kampus UM yang lain, setidaknya  ada yang berani melaporkan kepada kami, baik secara langsung atau pun melalui pesawat telpon 411,” himbau Bapak Kiswadi.Jul