Sebagai perguruan tinggi, UM untuk kesekian kalinya telah mencetak lulusan yang sukses di bidangnya. Salah satunya adalah Bapak Bambang Mudjiono yang berkecimpung di dunia Human Resources. Bidang ini sangat berperan terhadap keberlangsungan suatu institusi, baik institusi milik pemerintah maupun swasta. Lalu seperti apa manajemen Human Resources yang harus dikembangkan? Simak hasil wawancara Komunikasi berikut ini.
Nama : Drs. Bambang Mudjiono
Tanggal lahir : 27 Januari 1951
Alamat : Jalan Delima 262 Cinere blok A Kecamatan Cinere,
Depok 16514
Hobi : golf, squash, tenis meja, bowling
Profesi : Konsultan/Advisor Sumber Daya Manusia
PT Pertamina
Riwayat pendidikan dan pelatihan
Kursus Kader Pimpinan PT Pertamina (1995)
Pelatihan Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, University of Pittsburgh, PA, Amerika Serikat (1990)
Pelatihan Manajemen Dasar, Asian Institute Management (AIM) Manila, Filipina (1980)
S1 Pendidikan Bahasa Inggris, IKIP Malang (1976)

Bisa Bapak ceritakan mengenai perjalanan karier Bapak dari awal hingga dapat meraih sukses seperti sekarang?
Setelah lulus dari IKIP Malang (UM) Jurusan Bahasa Inggris pada bulan Juni 1976, saya diterima bekerja sebagai Senior Language Instructor di Union Oil Company (Unocal) di Balikpapan. Tugas utama saya adalah mengajar bahasa Inggris untuk pegawai Unocal yang kerja di lapangan dan di kantor (para profesional).
Selain kegiatan-kegiatan operasi, saya juga berusaha memahami kegiatan fungsi penunjang, antara lain: finance, HR, IT, maintenance dan safety. Dengan mempelajari kegiatan operasi perusahaan dari hulu hingga hilir, saya banyak mendapatkan kenalan teman-teman dari operasi maupun kegiatan penunjang, baik pekerja Indonesia maupun pekerja asing. Pada 1 Januari 1978 saya diangkat sebagai Senior Supervisor Human Resources yang menangani HR Services untuk East Kalimantan Operations, antara lain menangani: Recruitment & Selections, Compensation & Benefits, Industrial Relations, Human Resources Information System, dan berbagai projects pengembangan HR lainnya.
Pada tahun 1986 saya dipromosi untuk menduduki posisi Manager Human Resources & Administration untuk East Kalimantan Operations. Selesai belajar di Pittsburgh, saya diberi kesempatan untuk magang di kantor Unocal Pusat di Los Angeles, California. Kesempatan ini saya pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk mempelajari barbagai kegiatan operasi perusahaan dan juga berkenalan dengan pimpinan perusahaan di kantor pusat. Akhirnya, pada tahun 1995 saya diangkat sebagai Vice President Human Resources Unocal Indonesia untuk Oil & Gas operations di Jakarta dan Kalimantan Timur, untuk Panas Bumi (Geothermal) di Sukabumi (Gunung Salak) dan di Sumatra Utara (Sarulla). Kegiatan yang menjadi tanggung jawab saya antara lain: Organization Development, Industrial Relations, Compensation & Benefits, serta fungsi lainnya, antara lain: Medical, Humas, Security, General Services, Expatriate Administration dan Transportation.
Pada tanggal 10 Agustus 2005, Unocal Corporation di USA dibeli/diambil alih oleh Chevron dan dengan sendirinya operasi Unocal yang di Indonesia juga diambil alih oleh Chevron termasuk pekerjanya, termasuk saya. Dengan adanya merger, posisi Vice President Human Resources digabung dan saya mendapat tugas untuk menangani harmonisasi proses penggabungan Unocal-Chevron dengan jabatan Consultant HR Planning and Strategic Staffing di Chevron Indo Asia hingga saya pensiun pada tanggal 31 Januari 2007.
Alhamdulillah pada tanggal 1 Februari 2007 saya diangkat sebagai Staff Ahli Direktur Umum & SDM untuk membantu proses transformasi di Pertamina di bidang SDM. Saya bekerja di Kantor Pusat Pertamina selama hampir tiga tahun hingga akhir tahun 2009. Selesai tugas di Kantor Pusat Pertamina, pada awal tahun 2010 saya diterima di Diklat Pertamina sebagai salah satu Pembimbing Program Pengembangan Eksekutif Pertamina (PPEP) yang merupakan program pengembangan calon-calon pim­pinan Pertamina di mana pesertanya adalah para manager, asisten manager terpilih, dan juga para profesional. Tugas utama saya adalah membuat persiapan program, kurikulum, memilih, dan mencari instrukturnya, membimbing para peserta, dan mengawal pelaksanaan program ini dari awal hingga selesai. Masing-masing angkatan selama eman bulan, dua bulan di kelas dan empat bulan penulisan Business Improvement Projects.
Apakah visi utama yang Bapak pegang dalam menunaikan pekerjaan Bapak?
Menjadi yang terbaik di bidang yang saya tekuni dan dapat memberikan hasil kerja yang optimum melebihi apa yang diharapkan klien/pelanggan. Setiap hasil kerja harus bisa memberikan nilai tambah bagi customer.
Di samping menjalankan tugas, Bapak juga menjadi Ketua PW IKA Jakarta. Bagaimana Bapak menjalankannya dan upaya pengembangan apa yang Bapak lakukan untuk memajukan IKA UM Jakarta?
Ikatan Alumni UM ini adalah salah satu wadah untuk meningkatkan networking. Saya selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan teman-teman seangkatan atau satu jurusan. Pada saat saya mendapat amanah untuk menjadi ketua PW IKA UM Jakarta, ada beberapa langkah yang telah kami lakukan. Pertama, mengomunikasikan ke semua alumni UM yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya bahwa telah terbentuk Ikatan Alumni UM di Jakarta. Kedua, melakukan inventarisasi alumni dan membuat buku Alumni UM di Jakarta di mana tercantum informasi masing-masing aliumni. Ketiga, mengadakan beberapa kali pertemuan alumni. Setidaknya se­tahun sekali supaya para alumni bisa lebih mengenal satu sama lain. Keempat, membuat sarana komunikasi dalam bentuk buletin IKA UM Jakarta yang terbit tiga bulan sekali, membuat milis, Facebook, BBM Group, dan sarana komunikasi lainnya. Kelima, membantu mengembangkan dan melakukan koordinasi dengan organisasi alumni yang telah ada di Jabodetabek: Ikabima, Keluarga FKIP/IKIP Malang, dan sebagainya.
Saat masa-masa kuliah di UM, adakah pengalaman-pengalaman yang dapat mendukung pekerjaan Bapak saat ini?
Semasa kuliah, saya banyak aktif ikut diberbagai organisasi baik, di jurusan maupun di fakultas. Saya pernah menjabat sebagi Sekretaris Pengurus Mahasiswa Jurusan dan juga pernah menjadi anggota Senat FKSS.
Semasa kuliah, saya juga banyak mengajar di berbagai kursus, sebagai asisten dosen, dan juga pernah bekerja sebagai guru di SMA 3 Malang. Saya banyak bekerja sambil belajar dan belajar sambil bekerja sehingga saya harus belajar untuk bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Menurut Bapak, apa yang menjadi kunci dalam meraih kesuksesan?
Cita-cita dan visi akan memotivasi dan mendorong diri kita untuk terus melakukan dan mengupayakan apa yang kita inginkan. Saya selalu ingat ajaran Stephen Covey yang mengarang buku The Seven Habits of Highly Effective People di mana salah satunya tentang habit nomer dua, think the end in mind. Dengan visi yang jelas dan dengan SMART goals (specific, measurable, achievable, rele­vant and time targetted) kita akan bisa terus meningkatkan karier kita.
Belajar sambil bekerja dan bekerja sambil belajar (continues learning). Kuasai sepenuhnya bidang yang kita kerjakan, baik garis besarnya maupun detailnya dan terus tingkatkan kompetensi kita untuk bisa memikul tanggung jawab lebih besar.
Sebagai alumnus UM, ba­gaimana pandangan Bapak mengenai potensi mahasiswa UM di dunia kerja saat ini?
Potensi lulusan UM cukup baik. Namun, mengingat persaingan yang semakin ketat, kita harus mau terus belajar dan meningkatkan kompetensi kita untuk bisa menjadi yang lebih baik, lebih cepat, lebih efisien, dan lebih cost efektif, apakah untuk menjadi pekerja atau pun sebagai pengusaha.
Di samping pengetahuan dan kete­rampilan yang diperoleh selama kuliah di UM, kita semua harus terus meningkatkan intelectual capital kita untuk bisa memasuki dunia kerja dengan lebih sukses.
Sebagai alumnus UM, hal apa yang membuat Bapak bangga terhadap UM?
Sebagai alumni UM, jelas saya merasa bangga terhadap UM karena selama saya kuliah lima setengah tahun banyak sekali bekal ilmu pengetahuan akademis yang sangat memadai yang kami dapatkan sehingga menjadi bekal yang cukup untuk mengembangkan, memperdalam, dan memperluasnya selama berada di dunia kerja. Sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Negeri Malang telah mencetak guru-guru dan dosen-dosen yang berhasil dan banyak alumni UM yang telah menjadi pejabat tinggi di pemerintahan maupun di swasta.
Apa motivasi yang bisa Bapak berikan untuk para mahasiswa dan wisudawan UM dalam menyongsong masa depan yang penuh persaingan?
Apabila ingin sukses, di samping ijazah S1, kita harus terus belajar dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kete­rampilan (apakah keterampilan khusus, jen­jang pendidikan yang lebih tinggi, ke­mampuan berbahasa Inggris, penguasaan komputer, dan sebagainya) sehingga apabila kesempatan ada di depan mata, kitalah yang akan berhasil mendapatkannya. Informasi dan pengetahuan yang ada di internet sangat banyak sekali dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Kalau mau jadi guru, jadilah guru yang terbaik, kalau mau jadi pekerja jadilah pekerja yang terbaik, dan kalau mau menjadi pengusaha jadilah pengusaha yang sukses.Aang