Committee for Interfaith Tolerance Indonesia (CintaIndonesia) yang bekerja sama dengan UM, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kota Malang, UNESCO, dan US Embassy digelar apik selama dua hari (19-20/01) berpusat di gedung AVA Fakultas Sastra UM. Acara yang dipelopori oleh alumnus Students of U.S. Institute (SUSI) yang sekaligus alumnus UM Jurusan Sastra Inggris 2008, Ziadatul Hikmiah itu lebih mengarah kepada acara dialog lintas agama. Peserta yang terjaring sebanyak 93 orang dari wilayah Malang, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta melalui penjaringan ketat berdasarkan penilaian esai.
“Acara ini hendaknya men­jadi wadah bagi pemuda-pemudi untuk berdialog secara tanggung jawab mengenai lintas agama. Tidak lain agar meredam konflik yang sedang terjadi, serta mengurangi ste­reotip buruk yang muncul di masing-masing agama.” Demikian harapan Ibu Amila Ailsa dari UNESCO dalam sambutannya.
Hari pertama adalah dialog dan diskusi dari enam agama yang diakui di Indonesia, yakni Islam, Budha, Hindu, Kristen, Katolik, dan Konghuchu. Enam pemuka agama yang berkompeten di kota Malang dihadirkan sebagai pembicara untuk menjelaskan konsep dasar dan persepsi suatu agama memandang agama lain. Khonghucu diwakili oleh Bunsu Hanompramana Buanadjaja yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Majelis Khonghucu Indonesia; Kristen diwakili oleh Pendeta Ferry J.A. Raintung, Sth., M.Div.; Katolik diwakili oleh Romo Michael Agung Christiputra; Budha diwakili Bhikkhu Jayamedho yang didaulat sebagai ambassador for peace di New York; Drs. I Nyoman Rudja mewakili Hindu; dan Nursalim, M.Pd. sebagai pembicara dari Islam. Sebuah kehormatan bagi UM karena pembicara agama Hindu berstatus sebagai dosen Geografi FIS UM sekaligus dosen agama Hindu di UM.
Pada hari kedua, acara tidak dipusatkan di AVA UM, tetapi di enam tempat ibadah di kota Malang dan Batu. Tempat ibadah yang dikunjugi pertama kali adalah Klenteng Eng An Kiong, dilanjutkan ke Gereja Katolik Ijen (St. Maria Bunda Carmel), Gereja Kristen Jawi Wetan, Pondok Pesatren Sabilurrosyad-Gasek, Vihara Dhammadipa Arama-Beji, dan Pura Luhur Giri Arjuna di Batu. Di setiap tempat ibadah dijelaskan ornamen, filosofis, dan sejarah dari masing-masing tempat ibadah.
Malam hari dilanjutkan dengan penganugerahan Interfaith Ambassador yang dinobatkan kepada Arsyad Iriansyah  yang akan mewakili Malang dalam acara CintaIndonesia Jakarta.
“Acara ini bukan hanya membuka mata saya mengenai pluralitas yang menjadi keunikan Indonesia, tetapi juga membuka mata hati saya untuk turut bertoleransi demi perdamaian di Indonesia,” ucap Hadiatullah, peserta dari Unversitas Brawijaya.Tanti