Oleh Feriawan Effendi

untuk kalian yang mencintai udara jernih, yang mencintai terbang burung-burung.
yang mencintai kebebasan dan kekuasaan, yang mencintai bumi.
mendakilah dengan hati, karena bukan puncak yg kita kejar, melainkan untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik
-Soe Hok Gie dalam pendakiannya ke MahameruJumat, 3 Mei 2013
Mendaki Semeru bukan keputusan yang bisa diambil spontan. Apalagi dengan lima belas orang dalam tim kami. Perlu persiapan matang dan beberapa kali rapat sebelum akhirnya kami memutuskan benar-benar berangkat. Kami tiba di Ranu Pani setelah magrib. Pada pukul 05.00, kami memulai pendakian menuju Ranu Kumbolo. Perjalanan ke sana tidak begitu terjal. Antara track menanjak dengan turunan seimbang sehingga bagi siapa pun yang ingin melakukan trip ke Ranu Kumbolo bisa dikatakan mudah. Ranu Kumbolo memiliki ketinggian 2.400 Mdpl. Sampai di Ranu Kumbolo pada pukul 09.45, kami sarapan dan istirahat sejenak untuk mengistirahatkan tubuh dan menikmati pemandangan. Kami tahu bahwa nantinya kami tidak dapat melihat matahari terbit  karena kacaunya jadwal yang sudah kami rencanakan.
Setelah sarapan dan istirahat, kami persiapkan melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dari 15 orang dalam satu rombongan, hanya 6 orang yang akan menuju puncak dan sisanya akan menghabiskan waktu di Ranu Kumbolo dan berjalan-jalan di sekitar sana.
Setelah persiapan selesai, kami berenam  melanjutkan ke track selanjutnya, yaitu Tanjakan Cinta. Track-nya sangat menanjak, tetapi ketika kami melihat ke belakang, kami dapat melihat indahnya Ranu Kumbolo. Sampai di puncak Tanjakan Cinta pada pukul 10.40, kami istirahat sejenak untuk menghelah nafas, kemudian kami melanjutkan ke turunan Oro Oro Ombo yang ditumbuhi bunga yang sangat bagus (musim bunga). Dari beberapa artikel yang kami baca, belum ada yang mengidentifikasi jenis vegetasi dari bunga tersebut. Di Oro Oro Ombo kami menghabiskan waktu agak lama karena pemandangannya yang begitu menawan.
Setelah melewati vegetasi bunga, kami sampai di Cemoro Kandang pada pukul 11.30. Dari Cemoro Kandang kami langsung melanjutkan ke Jambangan track. Di sini, hutan entah apa namanya, tanjakan dan turunan tidak begitu curam. Selama perjalanan kami sering bertemu dengan pendaki lain. Sampai di Jambangan sekitar pukul 12.30. Dari Jambangan kita sudah bisa melihat puncak Mahameru yang begitu kokoh dan menarik untuk ditaklukkan.
Perjalanan selanjutnya menuju ke Kalimati dan tiba pada pukul 13.00. Kami istirahat dan mengambil air minum di Sumber Mani yang jaraknya bisa ditempuh dengan jalan kaki selama 15 menit ke arah kanan dari jalur pendakian. Di Kalimati ternyata sudah banyak tenda-tenda pendaki. Setelah istirahat, kami segera bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju pos terakhir di Arcopodo. Sebenarnya, kamp terahir para pendaki adalah di Kalimati dan tidak diijinkan ke Arcopodo. Namun, karena sebelum melakukan pendakian kami sering mencari informasi kepada pendaki yang sudah pernah ke Semeru, kami disarankan untuk pergi ke Arcopodo meskipun sebenarnya kebanyakan pendaki usai di Kalimati. Hal ini dimaksudkan agar nantinya jarak dari tempat terahir ke puncak Mahameru tidak terlalu jauh dan memakan waktu tenaga, fisik, serta pikiran sebelum menemui track terjal berpasir.
Dari Kalimati menuju Arcopodo memakan waktu 1 jam 15 menit. Sampai di Arcopodo pada pukul 16.00, kami segera mendirikan tenda danmemasak untuk makan malam. Di luar tenda terdengar gemuruh suara pepohonan yang diterjang angin. Setelah perbekalan untuk summit telah siap, tepat pukul 00.30, kami melanjutkan ke puncak. Setelah melewati hutan, kami melewati track yang sulit, yaitu berpasir, berdebu, dan anginnya sangat kencang. Di track ini banyak pendaki yang sebelumnya kamp di Kalimati tampak mulai kelelahan. Selama perjanan di track ini, kami dan pendaki lain sering istirahat. Selama beristirahat kami ditawari parafin untuk sekadar menghangatkan tubuh karena saat itu suhunya sangat rendah dengan angin yang sangat kencang, membuat jari-jari tangan serasa beku. Dinginnya begitu kering, bibir terasa kering dan pecah-pecah, hidung terus mengeluarkan air, tenggorokan juga terasa haus. Ditambah rasa kantuk dan lelah yang mendera.
Setiap sekian menit berjalan, kami berulangkali beristirahat, duduk selonjor, menghela napas yang terus berburu oksigen. Batu berukuran sedang dan besar bisa-bisa mengancam kami dari atas, menggelinding dengan mudahnya karena tak sengaja terinjak pendaki di atas. Pesan pendaki lain, jangan menginjak tanah yang keras karena lebih bahaya, bisa terpeleset, dan kita akan jatuh tergelincir karena curamnya track. Lebih baik yang berpasir, perlahan asal selamat. Perjalanan terus berlanjut dan masih banyak pendaki yang beristirahat, bahkan ada yang tertidur. Sampai pada ahirnya tiba di puncak pada pukul 05.00 tanggal 5 Mei 2013. Saat itu di puncak ada lima orang.

Ahad, 5 Mei 2013
Sampailah di puncak tertinggi pulau Jawa. Tak terasa air mata menetes sebagai wujud rasa syukur dan terharu bahwa perjuangan kami melawan beratnya medan menuju puncak ahirnya terbayar. Tak lama berselang, Kawah Jonggring Saloko mengeluarkan asap tebal yang biasa orang sebut sebagai wedos gembel. Di puncak, angin sangat kencang sehingga wedos gembel cepat terurai. Setelah puas berada di atas puncak Mahameru, pada pukul 06.00 kami segera turun karena pada siangnya gas beracun wedos gembel akan mengarah kepada pendaki.
Kami bersama enam orang segera turun karena dirasa sudah cukup puas di atas puncak dengan latar sunrise, kepulan asap wedos gembel, berdiri di atas awan disertai hiasan gunung-gunung di sekitar Mahameru yang terlihat kecil dan berwarna biru. Di sisi timur tampak jajaran Pegunungan Iyang Timur dengan Gunung Argopuro-nya yang masyhur. Di sisi barat terdapat barisan pegunungan di kota Batu dan juga Gunung Arjuno-Welirang yang tampak gagah, seolah menyapa kami dari sana. Gunung Kepolo di sisi utara juga terlihat sangat jelas. Gunung Bromo dengan kawahnya yang mengepul terlihat cukup jelas.
Setelah itu kami menuruni track berpasir yang sangat curam. Saat turun, pendaki harus berhati-hati karena jika keluar sedikit dari jalur pendakian akan masuk Blank 75-100. Pesan tersebut yang kami pegang.  Tibalah di Ranupani sekitar pukul 14.15.
Penulis adalah mahasiswa PPG