Nama            : Hafiz Anshari
TTL            : Kotabaru, 1 Februari 1991
Fak/Jurusan        : MIPA/Fisika
Alamat             : jalan Veteran no. 41 Kotabaru, Kalimantan Selatan
Organisasi:
• Divisi Event Organizer UKM IPRI (2010)
• Kepala Bidang Pengembangan UKM Pencak Silat Nur Harias (2010)
• UKM Paduan Suara Mahasiswa SSC
• HMJ Fisika UM
• PSM GSC5

Prestasi:
• Indonesian Ambassador of Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) Programme 2012
• Encompass Indonesia-England Journey of Understanding Finalist 2010
• 1st  Winner of Physics Debate Competition by HMJ Fisika UM 2011
• 2nd Winner of Vocal Group Competition by SSC UM 2011
• Tiga PKM didanai Dikti, 2010 dan 2013
• 4th Winner of PKM-GT Maba 2009

Mengembangkan bakat dan minat sebanyak mungkin akan lebih baik, daripada hanya terfokus pada satu bakat saja. Itulah yang membuat Hafiz Anshari mampu bersaing dengan mahasiswa lain untuk menjadi Mawapres III UM. Ikuti wawancaranya dengan Komunikasi berikut.
Bagaimana awal Anda mengikuti Ajang Mawapres ini?
Informasi kompetisi ini sangat terbuka di lingkungan kampus. Namun, bagi saya ajang mawapres ini memang telah saya agendakan jauh sebelum penyelenggaraannya. Pihak kemahasiswaan FMIPA pun memberikan dukungan yang sangat besar untuk mengikuti kompetisi ini. Akhirnya, pada Februari 2013, dengan diiringi doa restu orang tua dan Jurusan Fisika, serta semua persyaratan telah lengkap, saya mengajukan diri untuk mendaftar pemilihan Mawapres 2013.
Kemampuan bahasa Inggris merupakan hal pertama yang diujikan. Tes yang dilaksanakan serentak untuk seluruh peserta mawapres di UM ini akan menyisakan tiga terbaik dari setiap fakultas. Beruntung bagi saya, pengalaman mengikuti kompetisi dan tes yang sama di tahun sebelumnya telah memberikan gambaran bagaimana tes ini dilaksanakan dan bagaimana menyelesaikannya. Alhamdulillah, sampai pada tahap ini saya dinyatakan lolos bersama dua mahasiswa lain sebagai tiga besar Mawapres FMIPA dari beberapa puluh pendaftar.
Sesuai jadwal, saya pun mengikuti tes kepribadian. Tidak hanya soal-soal psikotes, tapi di sini saya juga harus mengungkapkan mengapa saya layak menjadi Mawapres UM dan apa kontribusi saya nanti bagi almamater. Saya yakin, semua peserta perwakilan tiap fakultas pun memiliki pandangan yang luar biasa mengenai pertanyaan-pertanyaan ini.
Setidaknya saya punya waktu dua minggu untuk menyiapkan karya tulis ilmiah yang akan dikompetisikan dalam pemilihan mawapres tingkat universitas. Saya menyadari bahwa inilah penyumbang poin terbesar dalam ajang ini. Jelas saingan saya adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan di bidang kepenulisan. Bagi saya, menemukan gagasan untuk ditulis jauh lebih sulit daripada menulis gagasan itu sendiri. Tujuh puluh persen waktu yang diberikan adalah untuk mencari ide (walaupun proses penulisannya juga terasa berat).  Akhirnya dari jurnal internasional terbaru, terbentuklah ide.
Satu hal yang paling menarik bagi saya di setiap presentasi adalah tanggapan dan pertanyaan dari penguji. Saya selalu mencatat apa yang mereka lontarkan dan saya pikir saya menemukan pola pertanyaan untuk tulisan saya. Hal tersebut ternyata berguna dalam presentasi selanjutnya.
Tes terakhir di tahap ini adalah wawancara secara personal dengan juri dalam bahasa Inggris. Saya berusaha jujur mengenai kepribadian saya, apa yang saya pikirkan dan rencanakan, serta motivasi saya terkait kompetisi ini. Saya bahagia penguji saya memberikan respon manis dan positif. Beliau pun memberikan dukungannya bagi saya dan cita-cita saya. Satu hal lagi yang menyemangati saya untuk terus berkarya selama perjalanan hidup ini.
Apa modal yang Anda bawa untuk mengikuti Ajang Mawapres ini?
Saya pikir, saya mempunyai semangat untuk terus mengembangkan diri. Dan selama semangat itu masih saya miliki, selama itu pula saya akan terus berprestasi. Dalam hal akademik, IPK saya di atas 3. Namun, saya bersyukur dengan pengetahuan akademik dari bangku kuliah mengantarkan beberapa PKM dan karya tulis saya didanai Dikti. Bidang akademik pula yang membawa saya untuk lolos menjadi Duta Indonesia pada ajang pertukaran mahasiswa ke Jepang tahun lalu. Saya pun berusaha mengembangkan bakat dan minat saya melalui lima organisasi yang saya ikuti, mencakup bidang politik, olahraga, seni musik, public speaking, dan debat bahasa Inggris, yang beberapa di antaranya membawa saya meraih prestasi.
Bagaimana perasaan Anda saat pertama kali mengikuti Ajang Mawapres ini?
Saya sangat bersemangat. Sebenarnya, menjadi mawapres adalah salah satu dari mimpi yang saya tulis ketika pertama kali menginjakkan kaki di UM. Mimpi ini menjadi motivasi yang luar biasa bagi saya untuk melakukan yang terbaik. Tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi dalam berbagai aspek dalam hidup saya. Setelah waktunya tiba dan saya pikir saya telah siap, hanya semangat dan harapan yang mengisi pikiran saya. Semangat untuk berusaha yang terbaik dalam setiap tahapan.
Apa yang membuat Anda berbeda dengan calon-calon mawapres lainnya saat pemilihan berlangsung?
Setiap peserta itu unik dengan pengalaman dan kelebihan masing-masing, yang tentu berbeda satu dengan lainnya. Saya tidak mengenal seluruh calon mawapres, tetapi saya sadar banyak yang lebih baik dari saya dan sama bersemangatnya untuk berkompetisi. Yang saya tahu, saya mempunyai semangat untuk berprestasi, memberikan yang terbaik untuk saya, keluarga, dan fakultas. Saya maju dengan disertai portofolio serta visi dan program ketika saya terpilih menjadi mawapres nanti.
Saya pikir saya mempunyai banyak bakat, tetapi masih perlu lebih banyak waktu untuk mengembangkannya satu persatu. Dibandingkan fokus ke satu bakat dan nantinya membuka peluang untuk menjadi ahli di bidangnya, masa-masa awal kuliah saya gunakan untuk pengembangan banyak bakat sekaligus. Walaupun dalam porsi yang sama sedikitnya. Di samping kuliah Jurusan Fisika, saya menyalurkan bakat saya dalam tujuh organisasi yang berbeda, leadership, kepenulisan ilmiah, olahraga silat, public speaking, seputar entertainment, menyanyi, dan bermain biola. Berbekal moto No Pain No Gain, saya pikir hasilnya telah dapat saya rasakan. Sekarang, saatnya bagi saya untuk berfokus dalam satu bidang, dengan harapan dapat menjadi profesional dalam disiplin yang saya pilih.
Apa yang akan Anda lakukan sebagai seorang mawapres?
Hardskill dapat diperoleh dari bangku perkuliahan. Namun, itu saja belum cukup untuk menghadapi era globalisasi. Diperlukan pula softskill yang dapat diperoleh dari organisasi maupun kegiatan ekstrakurikuler lain. Sayangnya, tidak semua mahasiswa dapat atau mau berusaha untuk mendapatkan keduanya. Berdasarkan pedoman pemilihan mawapres oleh Dikti RI, mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi tinggi, baik  kurikuler, kokurikuler,  maupun  ekstrakurikuler sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan mampu menyinergikan hardskill dan softskill secara seimbang.
Bagi saya, masih jauh dari sempurna untuk mencapai tahap itu. Namun, setidaknya selama perjalanan saya sebagai mahasiswa saya telah melakukan usaha-usaha untuk mendapatkan keseimbangan itu. Dengan predikat Mawapres III UM, saya ingin membagikan motivasi ini kepada lingkungan sekitar saya, setidaknya untuk lingkup universitas dalam kapasitas yang saya mampu.
Apa misi Anda untuk UM setelah Anda menjabat sebagai seorang mawapres?
Penyelenggaraan mawapres memiliki latar belakang dan tujuan yang luhur agar memotivasi mahasiswa untuk berpacu mendapatkan softskill dan hardskill serta menyeimbangkannya. Universitas ingin membangun iklim kehidupan kampus yang dapat memfasilitasi semua itu. Namun, bagaimana ajang ini dapat memotivasi mahasiswa jika masih banyak kalangan yang tidak mengetahui pelaksanaan, tujuan, dan manfaatnya. Untuk itulah saya memiliki misi untuk mempromosikan pemilihan mawapres melalui kerja sama yang saya jalin dengan beberapa organisasi intrakampus. Saya berharap langkah konkrit berupa seminar dapat secara efektif memberikan pemahaman bagaimana pentingnya sebuah prestasi, penguasaan hardskill dan softskill untuk mahasiswa, serta ajang mawapres, adalah penghargaan untuk memotivasi dalam proses mencapainya.
Apakah tugas dan kewajiban sebagai seorang mawapres?
Setidaknya kita semua memiliki tiga tanggung jawab atas status kita sebagai mahasiswa, yaitu tanggung jawab intelektual, tanggung jawab moral, dan tanggung jawab sosial. Sangat disayangkan jika dunia akademis yang kita geluti sekarang justru dapat menjauhkan kita dari ranah sosial dan kepedulian akan masyarakat. Sebagai mahasiswa, selain bergelut dengan tugas di bangku kuliah, tentu kita turut pula wajib untuk memberikan kontribusi nyata pada lingkungan, yang dapat berupa pemikiran maupun sumbangan lain dalam kapasitas sebagai mahasiswa. Kata berprestasi tentunya tidak mengurangi tanggung jawab itu. Justru menjadi modal dalam membagikan semangat tersebut kepada lingkungan sekitar. Setelah terpilih sebagai mahasiswa berprestasi, tentu sudah menjadi kewajiban untuk memanfaatkan potensi intelektualitas sebagai mahasiswa untuk kebaikan lingkungan sekitar.
Pengalaman  masa lalu apa yang membuat Anda termotivasi untuk bergerak maju, hingga pada akhirnya Anda menjadi seorang mawapres?
Satu impian yang jadi kenyataan, menumbuhkan mimpi-mimpi yang lain yang menunggu untuk direalisasikan. Saya berasal jauh dari Kalimantan. Tidak sedikit usaha dari saya dan keluarga untuk bisa sampai di sini. Ketika kesempatan untuk menjadi mahasiswa di UM itu telah saya dapatkan, tak ada yang harus dilakukan selain memanfaatkannya sebaik mungkin, belajar sungguh-sungguh, dan menggali ilmu sebanyak mungkin, tidak hanya di bangku kuliah, tapi juga dari pergaulan, organisasi, dan kesempatan apapun.
Adakah dukungan dari berbagai pihak sehingga Anda terpilih menjadi mawapres saat ini?
Tentu saya tidak akan berada pada level ini tanpa orang-orang di sekitar yang mencintai dan mendukung saya sepenuhnya. Kasih sayang dan doa restu yang luar biasa dari orang tua dan keluarga yang jauh di sana jelas menjadi motivasi terbesar. Saya berterima kasih kepada Bapak PD Kemahasiswaan FMIPA, Bapak Fathurrohman dan Bapak Suhendro yang telah memberikan dukungan sejak awal pemilihan digelar hingga saat ini. Para dosen Jurusan Fisika yang banyak memberikan masukan serta doa restunya. Teman-teman dari Fisika dan UKM PSM, yang dukungan dan hiburan dari mereka meneguhkan hati saya untuk selalu kuat menghadapi tantangan. Mereka beserta banyak pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu.Iin