Oleh Mistaram

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)Malang, suatu nama yang sangat populer di tahun 60-70-an. Saat itu menjadi seorang mahasiswa IKIP Malang mempunyai kebanggaan tersendiri, karena menjadi guru  adalah pekerjaan mulia. Anak-anak yang mempunyai kesan terhadap gurunya di saat Sekolah Dasar pada umumnya memimpikan untuk menjadi seorang guru.
Suatu perjalanan yang cukup memakan waktu, IKIP Malang yang dimulai dari PTPG, lantas menjadi Fakultas Keguruan Universtas Airlangga, dan akhirnya menjadi  IKIP Malang. Masyarakat sangat mengenalinya, karena alumni IKIP Malang yang menjadi guru di berbagai daerah dapat menjalankan apa yang diamanatkan untuk “mendidik murid-murid” di sekolah. Bahkan para dosen IKIP Malang yang melaksanakan kuliah lanjut di luar negeri, sering menggondol predikat cumlaude, sehingga nama IKIP Malang semakin dikenal di berbagai negara.
Sebagian besar program studi yang ada di UM diselenggarakan di kampus induk yang berlokasi di Jalan Semarang 5 Malang, sedangkan beberapa program studi diselenggarakan di dua kampus lainnya, yaitu kampus di Jalan Ki Ageng Gribig 45 Sawojajar Malang dan kampus di Jl. Ir Soekarno 3 Blitar.
UM yang saat ini menginjak usia enam puluh tahun, mempunyai banyak prestasi nasional maupun internasional. Prestasi yang dicapai tahun ini adalah pencapaian akreditasi A. Sungguh membanggakan dan sekaligus merupakan beban berat untuk mempertahankan dari segi kualitas, produktivitas lulusan,  penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan. UM juga menyelenggarakan program-program khusus seperti Program Pengajaran Bahasa Indonesia bagi orang asing yang bekerja sama dengan Council on International Educational Exchange (CIEE) dan kursus bahasa Inggris, yaitu Predeparture English Training Course (PDETC) bagi mereka yang akan melanjutkan studi keluar negeri. Program-program khusus lain adalah program Penyetaraan D2; Penyetaraan D3; Penyetaraan S1 Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA.
UM  mempunyai perjalanan sejarah yang menjadi tonggak eksistensinya secara menyeluruh. Fakta sejarah itu perlu dianugerahi penghargaan berupa pendirian museum. Museum ini bukan hanya berupa gedung lama yang dilengkapi dengan data-data saja, tetapi juga menjadi pusat informasi keberadaan UM. Dengan berbagai pendukung media audio-video akan menjadi ikon UM kedepan. Museum UM juga dapat difungsikan sebagai tempat pameran yang bergengsi, yang digunakan sebagai media  memamerkan karya-karya para dosen dan mahasiswa.
Beberapa prestasi yang diraih oleh UM, yaitu pada tahun 1967    prodi Bahasa Inggris dinilai terbaik se-Asia Tenggara oleh The Ford Foundation. Pada tahun 1967 UM dinyatakan sebagai salah satu dari sepuluh perguruan tinggi pembina di Indonesia. Tahun 1998–2010 UM dinyatakan sebagai pemenang program JICA DUE-Like TPSDP Semi-QUE I-MHERE INHERENT SP4 PHK A1 & A2 Hibah Kemitraan Hibah Peralatan PGSD-A PHK-I dan PHK-TIK PHK DIA Bermutu. Tahun 2008 UM membuka fakultas baru yaitu FIK. Tahun 2008 UM ditetapkan sebagai instansi pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Tahun 2009  membuka fakultas lagi, yaitu FIS, dan  pada tahun 2012 membuka FPPsi. Tentunya masih banyak perihal yang perlu dicatat, sebagai bagian dari keberadaan UM dalam Lustrum XII.
Penulis adalah dosen Seni Rupa