Ini yg bagusHMJ Ekonomi Pembangunan (EKP) menyelenggarakan Seminar Pendidikan Nasional 2014 pada Sabtu (01/11). Seminar tersebut mengusung tema “Revitalisasi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, red) Melalui Dunia Pendidikan untuk Menghadapi AEC (ASEAN Economic Community, red) 2015.” Acara yang dilaksanakan di Gedung D4 Lantai IV itu menghadirkan tiga orang pemateri. Ketiga pemateri tersebut, yaitu R. Soeroso, S.E., M.M., Direktur Utama Bank UMKM, Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M., Guru Besar FE UM, dan Prof. Dr. (H.C.) Dahlan Iskan, Menteri BUMN periode 2009/2014.
“Acara ini bertujuan memberi wawasan tentang AEC, memfokuskan calon tenaga pendidik generasi muda yang mampu berdaya saing dalam bidang UMKM dan pendidikan,”  kata Aditya Bagus Rahmatullah, Ketua Panitia Pelaksana Seminar. Dr. H. Tuhardjo, S.E. M.Si. Ak, Wakil Dekan II FE ketika membuka acara mengungkapkan bahwa seminar tersebut merupakan momen yang sangat berbahagia, berharga, dan strategis untuk bisa melaksanakan tugas proporsional, memberi kesadaran, dan wawasan menyongsong AEC.
Seminar dibuka pukul 08.00 WIB. Para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan, lalu penampilan tari dari STK AK. Seminar yang dimoderatori oleh Yohanes Hadi Susilo tersebut dimulai dengan penyampaian materi oleh Bapak Soeroso tentang Peluang dan Tantangan Usaha dalam Menghadapi AEC 2015. Materi kedua, yaitu materi dari Bapak Bambang Banu Siswoyo.
Materi terakhir yang paling ditunggu oleh sekitar lima ratus peserta seminar adalah pemaparan dari Bapak Dahlan Iskan. “Mulailah berusaha tidak usah menunggu tamat! Mulailah berusaha tidak usah menunggu jadi sarjana! Mulailah berusaha untuk tidak menunggu modal! Orang yang selalu beralasan tidak ada modal pada dasarnya orang yang tak mau berusaha,” terangnya pada seluruh peserta seminar. Menteri BUMN periode 2009/2014 tersebut menegaskan bahwa dasar menjadi pengusaha adalah tidak bingung modal karena modal utama adalah kepercayaan.
Bapak Dahlan Iskan menjelaskan bahwa yang harus ditingkatkan dalam dunia pendidikan adalah menumbuhkan jiwa wirausaha dengan segala karakternya termasuk kegigihan. Tidak harus guru ekonomi yang mengajarkan kewirausahaan, tapi harus guru yang cerdas, minimal satu: tidak menakuti siswa untuk jadi pengusaha. Ajarkan karakter pengusaha sejak kecil, misalnya jangan siswa melulu diajari ‘Budi ke pasar membeli ayam’, tapi ajarkan pada siswa ‘Budi ke pasar menjual ayam’.
“Kalau guru tidak bisa mengajar bisnis karena tidak punya pengalaman, jangan sok mengajar. Undang saja pengusaha untuk mengajari siswa dan jadilah moderatornya. Yang penting siswa tertarik jadi pengusaha,” tegasnya.Yana