Oleh Didik Dwi Prasetya

hardisk-eksternal

Entah disadari atau tidak, aktivitas sehari-hari kita saat ini tidak bisa lepas dari  “makhluk” yang bernama “penyimpanan data”. Pada saat kita menggunakan layanan telekomunikasi untuk berhubungan dengan orang-orang terdekat, mengoperasikan komputer untuk menyelesaikan tugas, mencetak dokumen, atau aktivitas-aktivitas lain yang memanfaatkan perangkat elektronik, maka saat itulah media penyimpanan data menyediakan peran dan fungsinya.
Pada dasarnya teknologi penyimpanan dan pengelolaan data sudah ada sejak dahulu kala, dimana nenek moyang kita menggunakan batu untuk menyimpan data. Namun, tulisan ini akan membatasi pada penyimpanan data elektronik atau digital.

Apa itu Penyimpanan Data?
Data merupakan representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Data merupakan material mentah yang akan diolah menjadi sebuah informasi. Tanpa melalui pemrosesan terlebih dahulu, maka data tidak akan memiliki arti.
Di era yang serba digital ini, manusia berinteraksi dengan beragam data yang juga bersifat digital. Oleh karena itu, kita memerlukan suatu wadah atau media yang digunakan untuk menyimpan data tersebut. Untuk selanjutnya, data yang sudah tersimpan dengan baik dapat digunakan kembali. Sebagai contoh, data nomor telepon seorang teman yang kita simpan di telepon seluler dapat kita panggil sewaktu-waktu dengan mudah, atau bahkan kita share ke teman lain.
Penyimpanan data, berasal dari bahasa Inggris “data storage” sering disebut sebagai memori komputer, merujuk kepada komponen komputer, perangkat komputer, dan media perekaman yang menyediakan data digital yang digunakan untuk beberapa interval waktu. Penyimpanan data menyediakan salah satu tiga fungsi inti dari komputer modern, yakni mempertahankan informasi. Pada dasarnya, ada tiga komponen fundamental yang terdapat di dalam komputer mikro (komputer desktop, laptop, netbook, personal digital assistant/PDA, komputer tablet, dan smartphone), yaitu Central Processing Unit (CPU), penyimpanan data (memori), dan modul-modul input/output.
Berdasarkan karakteristik fisiknya, media penyimpanan data diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu volatile dan non-volatile. Penyimpanan data volatile artinya mudah menguap atau hilang jika tidak ada aliran listrik, contohnya adalah RAM (Random Access Memory). Sebaliknya, penyimpanan data non-volatile akan tetap menyimpan data meskipun aliran listrik sudah dimatikan, contohnya adalah hard drive.
Secara hirarki—istilah yang digunakan berkaitan dengan kinerja atau performa desain arsitektur komputer—penyimpanan data dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu primary storage (register, cache memory, dan main memory), secondary storage (hard disk), dan tertiary storage (media-media removable).

Sejarah Media Penyimpanan Data
Tonggak sejarah media penyimpanan data dimulai dari penemuan kartu berlubang (punch card). Karya ini pertama kali dirancang tahun 1725 sebagai media penyimpanan data oleh seorang tokoh bernama Basile Bouchon, dengan menggunakan sebuah kertas berforasi untuk menyimpan pola yang digunakan pada kain. Jika dimasukkan ke dalam sebuah mesin pembaca punch card, maka komputer tersebut akan mengeksekusi proses yang terdapat dalam pola kartu tersebut. Punch card ini juga digunakan oleh Herman Hollerit untuk menyelesaikan sensus penduduk 1890 di Amerika Serikat hanya dalam waktu satu tahun, di mana sensus penduduk pada periode sebelumnya membutuhkan waktu hingga delapan tahun.
Teknologi harddisk sendiri sudah dikembangkan sejak tahun 50-an, pendahulunya adalah drum memory, dengan kapasitas penyimpanan 10 KB. Teknologi harddisk dikembangkan, hingga pada tahun 1956, IBM membuat harddisk seukuran lemari es, dengan berat lebih dari 1 ton. Kapasitasnya hanya 4,4 MB,  dan digunakan pada komputer IBM 305 RAMAC (Random Access Method of Accounting and Control).
Pada tahun 1969, floppy disk pertama kali diperkenalkan. Saat itu hanya bisa membaca (read-only), jadi ketika data tersimpan tidak dapat dimodifikasi maupun dihapus. Ukurannya delapan inci dan dapat menyimpan data sekitar 80 KB. Empat tahun kemudian, floppy disk yang sama muncul dan dapat menyimpan data sebanyak 256kB. Selain itu, memiliki kemampuan dapat ditulis kembali (writeable). Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1990 lahir disk dengan ukuran tiga inci yang dapat menyimpan data sekitar 250 MB, atau biasa disebut juga zip disk.
Tahun 1958, laser disk ditemukan, tetapi tidak sampai tahun 1972 untuk pertama kalinya video disk didemonstrasikan kepada publik. Enam tahun kemudian, yaitu tahun 1978, sudah tersedia di beberapa pasaran. Hal yang tidak mungkin menyimpan data pada disk, tetapi mereka dapat menyimpan data dalam bentuk video dan gambar secara signifikan dengan kualitas tinggi lebih canggih dari teknik pada VHS.
Compact disk muncul bermula dari penemuan laser disk, tetapi berukuran lebih kecil. Dikembangkan oleh kerjasama antara Sony dan Philips pada tahun 1979 dan compact disk sangat berlimpah di pasaran pada tahun 1982. Sekarang tipe CD dapat menyimpan data sebesar 700 MB.
Pada tahun 1995, raksasa-raksasa elektronik Philips, Sony, Toshiba, dan Panasonic mulai memperkenalkan teknologi DVD (Digital Video Disc atau Digital Versatile Disc). Teknologi ini merupakan pengembangan dari CD, tetapi menggunakan teknologi laser berbeda. Panjang gelombang laser menggunakan 780 nm sinar inframerah (standar CD menggunakan 625 nm hingga 650 nm sinar inframerah) yang membuatnya memungkinkan menyimpan data pada space yang sama. Kapasitas DVD semakin bervariasi, mulai dari 4.7 GB (single-sided, single-layer), 8.5–8.7 GB (single-sided, double-layer), 9.4 GB (double-sided, single-layer), dan 17.08 GB (double-sided, double-layer).

Tren Media Penyimpanan
Perkembangan perangkat lunak yang sangat pesat secara langsung akan mendorong perkembangan perangkat keras. Tuntutan untuk mendapatkan akses cepat ke media penyimpanan data sudah tak terelakkan lagi. Bagaimanapun, teknologi hard disk standar yang ada selama ini dipandang masih belum bisa memenuhi kebutuhan. Iya, meskipun harganya semakin murah, tetapi kecepatannya tidak bertambah. Salah satu solusi media penyimpanan yang sekarang sedang tren adalah solid state drive (SSD).
SSD adalah media penyimpanan data (storage) yang menggunakan solid state memory untuk penyimpanan datanya. Berbeda dengan hard disk yang menggunakan platter magnetis yang berputar, SSD menggunakan semikonduktor. SSD dapat menggantikan hard disk drive tradisional, sehingga sering disebut solid state disk drive atau solid state disk, meskipun secara teknis bukanlah sebuah disk. Bentuk dan dimensi SSD juga sama dengan hard drive, sehingga dapat diletakkan pada slot standar yang terdapat dalam komputer. SSD juga menggunakan interface SATA atau IDE yang sama dengan hard disk, sehingga fungsionalitasnya pun sama.
Prinsip dibalik solid state drive adalah tidak ada bagian yang bergerak, tidak platter yang berputar, tidak ada head yang berpindah-pindah, seperti yang terjadi pada hard disk konvensional. Data dibagi dalam ukuran word dan disimpan dalam memori. Data kemudian diakses dengan cepat menggunakan metode pengalamatan yang unik pada seluruh sistem. Teknologi ini telah digunakan untuk RAM selama bertahun-tahun, tetapi tidak digunakan untuk hard disk drive karena terlalu mahal untuk diproduksi dalam jumlah yang cukup untuk menggantikan hard disk.
Untuk menutupi kelemahan utama SSD, beberapa perusahaan besar memperkenalkan solusi solid state hybrid drive (SSHD). Munculnya teknologi hard disk hibrida ini memberikan jalan bagi pengguna untuk mendapatkan kinerja lebih tinggi pada mesin dan menjalankan lebih banyak aplikasi. Secara arsitektur, SSHD merupakan kombinasi keunggulan teknologi SSD dan HDD. Prinsip kerja SSHD adalah menyimpan sementara data yang sering diakses ke dalam SSD sehingga menghasilkan kinerja tinggi.
Tren lain dari teknologi penyimpanan data adalah cloud storage atau penyimpanan di awan. Cloud storage adalah sebuah teknologi penyimpanan data digital yang memanfaatkan adanya server virtual sebagai media penyimpanan. Tidak seperti media penyimpanan perangkat keras pada umumnya seperti hard disk, teknologi cloud storage tidak membutuhkan perangkat tambahan apapun. Kebutuhan utama yang diperlukan untuk mengakses file digital hanyalah perangkat komputer atau gadget yang telah dilengkapi layanan internet.
Para penyedia layanan cloud storage biasanya memberikan kapasitas gratis bagi penggunanya hingga beberapa gigabyte. Apabila pengguna ingin menambahkan kapasitas cloud storage, mereka dapat membayar sendiri dan memilih paket yang sesuai.
Lima penyedia layanan cloud storage yang sangat populer saat ini dan bisa digunakan di smartphone atau tablet adalah iCloud (www.icloud.com), Dropbox (www.dropbox.com), google Drive (www.google.com/drive/), Microsoft One Drive (www.onedrive.live.com/), dan Ubuntu One (www.one.ubuntu.com/).
Penulis adalah dosen FT UM