Oleh Rina Sri Utami

143418898429752_300x430Sutradara : Kuntz Agus
Produser : Manoj Punjabi
Pemain : Laudya Cynthia Bella, Fedi Nuril,
Raline Shah, Sandrinna Michelle,
Kemal Palevi, Tanta Ginting, Zaskia
Adya Mecca, Vitta Mariana, Hj. R.A.Y.
Sitoresmi, Landung Simatupang
Rilis : Lebaran 2015
Durasi Film : 124 menit

Sebagaimana ‘surga’ yang sering kita dengar, seharusnya setiap surga pastilah dirindukan, karena di dalam surga terdapat berbagai kenikmatan. Lalu mengapa surga yang satu ini justru Surga Yang Tak Dirindukan? Ya, Manoj Punjabi kembali memproduksi film religi dengan tema poligami, adaptasi dari novel best seller karya Asma Nadia. Dengan pemeran utama Laudya Cynthia Bella sebagai Arini, Fedi Nuril sebagai Prasetya, Raline Shah sebagai Meirose, dan Sandrinna Michelle sebagai Nadia, film ini sukses menembus angka 1.523.050 penonton dan menjadi Box Office.
Arini dan Prasetya, mereka membangun surga bersama hingga Nadia lahir ke dunia. Hidup Arini dalam ‘surga’ ini bak dongeng-dongeng yang ia yakini. Indah. Bahagia. Harmonis. Prasetya menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab dan penyayang. Dia berprofesi sebagai arsitek yang cinta membangun panti asuhan, tempat tinggalnya sejak kecil. Sementara Arini, meskipun menggiati dunia kepenulisan, dia tetap menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, berbakti kepada suami, setia, dan selalu mendampingi Nadia hingga ibu dan anak ini menjadi begitu dekat. Dengan segala yang ada, keluarga kecil ini terlihat begitu ideal. Kesetiaan Prasetya pun tak luput dari pengamatan Lia, sahabat Arini yang membuatnya merasa iri.
Mengunjungi orang tua Arini adalah salah satu hal yang Arini dan Prasetya sering lakukan. Pada hari itu, Arini berangkat bersama Nadia karena Prasetya harus menengok proyek jembatan di Kulonprogo. Dalam perjalanan menuju rumah orang tua Arini, Prasetya mendapati kecelakaan. Dalam keadaan yang sepi dan tiada siapapun selain dirinya, Prasetya memutuskan untuk menolong korban dan membawanya ke rumah sakit. Prasetya kaget ketika dimintai persetujuan bahwa Meirose, korban kecelakaan tersebut harus segera dioperasi caesar dengan alasan keselamatan sang jabang bayi. Prasetya setuju, hanya karena asas kemanusiaan meskipun dia sadar sepenuhnya dia tidak punya tanggungjawab atas itu.
Setelah menerjunkan mobilnya ke jurang, sekali lagi Meirose mencoba untuk bunuh diri dengan harapan kali ini dia akan mati. Meirose mencoba bunuh diri lagi dari atap rumah sakit. Prasetya mencegah Mei, namun apalah daya, Meirose kecewa terlalu dalam dengan laki-laki. Ayahnya, yang menyiksa dan membunuh ibunya. Pacarnya yang menghamili dan meninggalkannya begitu saja. Semua laki-laki sama! Itu yang ada dipikirannya. Meirose terjun, dengan sigap Prasetya berlari ke arahnya dan berhasil menggapai tangan Meirose. Mei bersikeras. Pras mencoba memberi pengertian tentang bayi yang membutuhkan ibunya, tentang Mei yang pasti akan menemukan laki-laki yang baik suatu hari. Prasetya tidak tahu harus mengatakan apa lagi. “Aku akan menikahimu, sekarang juga,” itulah yang kalimat keluar dari mulut Prasetya. Ya, Prasetya hanya tidak ingin dunia Akbar Muhammad–anak yang baru lahir dari rahim Meirose–seperti dunianya ketika ditinggal dengan sengaja oleh ibunya dulu.
Pernikahan terjadi. Tanpa sepengetahuan Arini. Prasetya hanya bisa melamun tak tentu arah dengan apa yang baru saja dia lakukan. Suara dering telpon membuyarkan lamunan Prasetya. Arini menelpon. “Kamu dimana Mas?” terdengar suara isak tangis Arini diujung telpon hingga Prasetya tersadar semalaman dia tidak pulang. Ayah Arini meninggal, keluarga berkabung. Untuk kedua kalinya Prasetya gagal memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Pras memilih menyimpannya rapat, hingga waktu yang tepat tiba untuk menyampaikan kepada Arini.
Arini terlanjur mencium bau yang selama ini disembunyikan Pras sebelum waktu yang dinanti Pras itu tiba. Kartu pembayaran rumah sakit yang ada di saku celana Pras memberi petunjuk pada Arini. Bagai pohon yang diterpa angin topan, surga Arini dan Pras mulai roboh. Arini marah besar. Prasetya menghentikan Arini yang akan pergi dari rumah mereka. Prasetya mengalah, dia meninggalkan rumah. Nadia yang merindukan adik laki-laki itu bertanya-tanya, mengapa ayahnya sering tidak pulang ke rumah? Belum berhasil upaya Prasetya menyatukan Arini dan Mei, Pras justru dikeroyok preman ketika menolong seorang wanita hingga dilarikan ke rumah sakit. Di sanalah Arini sadar bahwa Arini masih mencintai suaminya yang setia itu. Suami yang tidak sengaja poligami sehingga mengajarkan keikhlasan di hati Arini untuk menerima kehadiran Mei dan adik baru Nadia, Akbar Muhammad.
Satu dongeng harus dihilangkan untuk menghidupkan dongeng yang lain. Mei melakukan itu. Meski dalam hidup Mei, satu-satunya hal baik yang pernah singgah hanyalah Pras. Mengakhiri dongengnya di antara Pras dan Arini adalah yang terbaik. Mei menyerahkan Akbar untuk dirawat Arini supaya bisa menjadi pangeran kecil seperti impian Nadia. Mei memilih memulai lagi dongengnya, masih dengan kesedihan yang menyertai. Mei berubah. Justru menjadi pribadi yang satu tingkat diatas Arini.
Surga Yang Tak Dirindukan menyampaikan bahwa tidak semua wanita siap untuk dipoligami. Ketika pihak ketiga hadir dalam suatu keluarga, rumah bukan lagi tempat yang nyaman untuk ditinggali. Seorang wanita shalihah seperti Arini pun pada awalnya tidak serta merta menerima Meirose sebagai anggota keluarga barunya. Padahal Pras melakukan poligami karena ketidaksengajaan. Lalu, bagaimana dengan mereka melakukan poligami dengan praktik yang salah? Mengatasnamakan poligami untuk meraih surga-Nya. Maka pesan itulah yang menjadi kelebihan pada film ini. Sementara itu, kekurangannya terletak pada peran Raline Shah sebagai Meirose. Meirose diceritakan sebagai gadis yang nakal, hingga ia hamil di luar nikah. Namun, kenakalan Raline Shah pada saat memerankan Meirose tidak terasa.
Penulis adalah mahasiswa Geografi