Perkembangan dunia fashion di Indonesia dapat dikatakan mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu faktornya didukung oleh desainer lokal yang semakin potensial. Sebanyak 78 desainer muda dari Prodi Tata Busana dan Pendidikan Tata Busana menampilkan karyanya dalam Grand Show bertema “Culturesistance” yang digelar di Gedung Graha Cakrawala, Sabtu (28/11). Acara tahunan itu dihadiri oleh Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd beserta jajaran wakil rektor, Wakil Dekan Teknik, Ketua Jurusan, Ketua Program Studi, Kepala LAB, orang tua penampil karya, serta sejumlah sponsor yang mendukung. “Melihat dari karya-karya yang ditampilkan, itu merupakan sesuatu yang membanggakan. Acara itu adalah hasil dari karya mahasiswa yang diharapkan akan melahirkan produk berbakat desainer muda, kreatif, dan inovatif dalam rangka melengkapi dunia fashion,” tutur Rektor UM dalam sambutannya.
Terinspirasi dari Indonesia Fashion Week 2016 yang mengangkat tema resistance mahasiswa tata busana memadukan antara culture dan resistance. Seperti yang diungkapkan oleh Eka Wahyu Puspitasari selaku Sie Pameran “Kita sebenarnya referensinya dari Indonesian Fashion Week 2016 yang temanya “resistance”. Nah, kita memadukan antara culture yang ada di Indonesia sendiri dengan resistance”. Persiapan untuk penampilan karya ini dimulai sejak mahasiswa tata busana masuk semester ke tujuh dimana pameran menjadi salah satu mata kuliah yang harus ditempuh. Namun, pada semester sebelumnya desain dan rancangan telah dikonsultasikan pada dosen pembimbing.
Dari 78 desainer dibagi menjadi tujuh kelompok tema berdasarkan kultur yang ada di Indonesia yaitu, Biopop, Raw Color, Smart Textile, Urban Farming, Refugium, Colony, dan Humane. Masing-masing desainer merancang dua karya terdiri dari fashion avant garde dan fashion deluxe ready to wear. Karya-karya ini diperagakan oleh 78 model terbaik se-Jawa Timur setelah melalui proses seleksi. Di akhir acara penampilan The Overtunes berhasil memukau penonton yang hadir dengan membawakan sepuluh lagu.Maulani