Lenggak-lenggok gerakan penari tersuguhkan di atas panggung pentas. Diiringi dengan musik khas gamelan yang merdu didengar telinga. Begitulah pagelaran karya tari dan karawitan Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Tari & Karawitan Asri Kusuma (UKM STK-AK) UM (24/11). Pentas seni tari itu dilaksanakan di Gedung Sasana Budaya UM. Pagelaran itu merupakan acara rutin tahunan UKM STK-AK.
Tema yang dibahas kali ini adalah “Dalaning Urip” yang dalam bahasa Indonesia berartikan jalannya hidup, dimana seni tari yang dipentaskan kali ini adalah bentuk penyampaian pesan ataupun sindiran tentang kehidupan dan pemerintahan. Pemerintahan sekarang menjadi sorotan banyak pihak, melalui kegiatan pentas seni itu UKM STK-AK menyampaikan kritik serta sindiran tentang kehidupan dan pemerintahan.
Acara ini berlangsung pukul 19.00-22.00. “Sebenarnya delapan tari yang disuguhkan tadi adalah bentuk penyampaian pesan atau sindiran tentang pemerintah dan kehidupan pada saat ini. Empat tari berisikan tentang kritik tentang kehidupan dan empat tari lainnya berisikan tentang kritik terhadap pemerintahan”, ungkap Ketua Pelaksana pagelaran karya tari dan karawitan STK-AK, Mochammad Ichwan Aziz.
Keunikan lainnya dari kegiatan pagelaran karya tari dan karawitan itu adalah dana yang mereka dapatkan dengan cara mengamen. Setiap minggu anggota UKM STK-AK mengamen di pasar minggu, car free day di Jalan Ijen serta setiap fakultas di UM pun tak luput dari kegiatan kegiatan “ngamen” mereka sekaligus sebagai sarana mempromosikan pagelaran karya tari dan karawitan “Dalaning Urip”.
”UKM STK-AK ini memang berisikan seni tari dan karawitan, di sini bukan hanya tradisi. Kita di sini sebagai wadah untuk mengeksplor serta mengekspresikan diri dalam budaya. Di sinilah istimewa dari STK ini,” tutup mahasiswa Seni Rupa 2013 itu.Rodli