IMG_7810Siapa yang tak tergelitik  melihat aksi penari Tuntas sedang mencari kutu. Sepintas Tari Tuntas layaknya seperti tarian pada umumnya. Namun siapa sangka, diakhir tarian muncul adegan mencari kutu. Sejenak penonton dibuat bingung oleh aksi mereka, tak lama hal tersebut malah mengocok perut para penonton.
Tari garapan Agus Eko Suryanto tersebut terinspirasi dari tradisi petan-petan (mencari kutu) yang dilakukan oleh ibu-ibu untuk mempererat komunikasi pada zaman dahulu. “Aktivitas sosial seperti ini tidak pernah kita lihat. Orang-orang lebih suka pergi ke salon karena dianggap lebih efektif,” ungkap pemilik nama panggung Nyi Roro Dadak Purwo. Nama Tuntas pada awalnya memiliki arti Tumo Terbatas. Namun pada akhirnya, karena keterbatasan waktu dan kesibukan dari sang pembuat koreografer, Tari Tuntas tersebut diberi nama Tuntas dengan makna “selesai”. Agus menambahkan  bahwa tari kreasi tersebut mengadopsi serta mensterilisasi ragam gerak etnik Banyuwangi.
Penonton yang datang disambut oleh alunan merdu musik gamelan yang  mengiringi fire dance di pelataran UKM Sanggar Tari dan Karawitan-Asri Kusuma (STK-AK). Tarian tersebut sekaligus menandakan perayaan HUT ke-35 UKM STK-AK dimulai. Usai aksi fire dance, penonton digiring memasuki sanggar tempat pagelaran itu digelar.
Mengambil dari kata bahasa Inggris, born yang artinya lahir sehingga menjadi “Borno Aksi” ialah konsep dari perayaan HUT STK-AK tahun ini. “Pemilihan konsep tersebut, diharapkan melahirkan karya-karya baru dari penari-penari serta pengurus yang baru pula di STK-AK,” ungkap Agustina Maulintamami selaku Ketua Pelaksana.
Tari daerah seperti, Tari Gambyong Pareanom dari Surakarta dan Tari Glipang dari Probolinggo ikut mewarnai pertunjukan yang diselenggarakan pada Jumat (29/01). Tari Glipang ialah tari yang dimainkan oleh laki-laki yang tergabung dalam seni karawitan. Ketika mereka tampil, sorak sorai penonton bergemuruh. Pasalnya, hal tersebut merupakan penampilan pertama mereka dalam menari. Meskipun mereka dari seni karawitan, penampilan mereka tidak kalah dengan penampilan dari penari perempuan pada umumnya. Ada pula Tari Mijil yang merupakan tarian kreasi serta Tari Kutilang yang dipentaskan oleh penari cilik. Penari cilik tersebut berasal dari MI Khodijah yang merupakan asuhan salah satu anggota UKM STK-AK. Aksi mereka begitu lincah dan membuat penonton terkesan oleh aksi lucu mereka. Umur tak membatasi mereka untuk berkarya. Orang tua mereka ikut mendampingi pula. “Itu anak saya. Dia masih kelas dua SD,” ujar orang tua dari salah satu penari cilik dengan bangga. Perayaan ulang tahun yang ke-35 tersebut dihadiri oleh anggota UKM yang ada di UM.
UKM yang berbasis Seni Tari dan Karawitan tersebut tidak hanya menampilkan Seni Tari dan Karawitan saja. UKM lainnya, seperti Blero, Opus 275 dan Teater Hampa turut meramaikan HUT STK-AK. Dimeriahkan pula Kos Atos, fire dance Malang, dan Rumah Serem.Shintiya