1454670052252The 3rd Asian Youth Forum (AYF3) pada 12-14 Agustus 2015 di Asian Development Bank (ADB) Headquarters yang dilaksanakan dalam rangka memperingati UN International Youth Day (12 Agustus). Acara ini mengemban misi pemahaman dasar bagi masyarakat internasional serta mengakui pemuda sebagai pemegang peran penting dalam proses pembangunan adalah cikal bakal diselenggarakan forum-forum yang melibatkan pemuda untuk mengambil keputusan penting demi kesejahteraan hidup manusia yang lebih baik. Melalui tema, “Investing in Youth: Engagement, Education, Employment, and Entrepreneurship”, AYF3 menangani tantangan ketenagakerjaan muda di Asia untuk memanfaatkan bonus demografi di Asia melalui partisipasi pemuda dan keterlibatan dalam menghasilkan dan menciptakan solusi inovatif. Salah satu forum yang berkembang adalah Asia Pasific Youth Exchange 2016 yang telah berhasil diikuti oleh Wahidyawati Dewi Mahdiana, mahasiswi tahun kedua Pendidikan Ekonomi FE.

nana
Asia Pacific Youth Exchange (APYE) 2016 sebagai realisasi nyata kontribusi pemuda di Asia Pasifik mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs). APYE 2016 diselenggarakan oleh Urban Youth Academy dengan sponsor utama ADB. APYE 2016 bukan sekedar konferensi biasa. Sekitar 150 pemuda terpilih dari seluruh Asia Pasifik meliputi Korea Selatan, Taiwan, Pakistan, Nepal, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Kamboja, India, Filipina, dan Indonesia. APYE 2016 diselenggarakan selama dua minggu (03-17/01) di beberapa tempat, yaitu ADB Headquarters, Laguna Lake, dan Holiday Inn Galleria, Manila.
Rangkaian kegiatan APYE 2016 adalah Leadership Development and Training oleh keynote speaker yang ahli di bidangnya, Local Immersion sebagai wujud pemuda melakukan aksi nyata pengimplementasian Sustainable Development Goals yang merupakan tema dari APYE 2016 dan ditutup dengan International Youth Conference serta pemaparan proposal project di bidang Education, Water, Consumption and Production, Energy dan Life Below Water. APYE 2016 ditutup dengan deklarasi dari setiap perwakilan negara yang menyatakan komitmen menjalankan peran pemuda mewujudkan SDGs.
Peserta yang notabene adalah mahasiswa, bersama-sama membuat proyek baru dengan tema SDGs. Dari tujuh belas subtema hanya lima proposal yang terpilih dan mendapat kesempatan untuk presentasi di depan para petinggi ADB. Suatu kebanggaan bagi Wahidyawati karena dalam konferensi ini dia terpilih menjadi perwakilan pemuda Indonesia untuk menyampaikan deklarasi.
“Saya merasa beruntung dapat mengikuti konferensi ini, selain menjadi delegasi untuk menyampaikan proyek. Hal yang mengejutkan, saya juga ditawari untuk jadi volunteer mengajar di Filipina,” ungkap mahasiswi yang tergabung dalam UM Mengajar ini.
Wahidyawati juga menjelaskan bahwa dirinya memanfaatkan terbukanya era masyarakat ekonomi ASEAN, karena sebagai insan akademis, ia berharap masyarakat Indonesia terutama pelajar dapat memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya untuk menggali potensi dan membuka wawasan kepemimpinan.Catte