meski dunia ini menggemakan kengerian

bau racun dan air mata

kau akan mencariku untuk yang pertama,

untuk dilipat dalam sakumu yang hangat

 

aku membawakanmu sebuah magenta bukan

sienna

namun kau akan meletakkannya di singgasana, bukan tanah

pijak yang mentah-mentah

 

meskipun

kurasa tak perlu mengatakan serapah kasih atau anyelir

di kebunmu yang tenang

tiada pedulimu

karna aku ; taman gladiolmu

 

Ibu adalah pusakaku berjalan di antah berantah, menyelami

petang yang tak selalu kadang

 

dan meskipun

kasihku kadang tak lebih dari setengah cangkir saja

puisi AYU RIENDA – Dalam Kemeskian