Panglima Pengibar Surya
Zaman silam kala kejayaan mengudara
Kala itu sayup-sayup kemenangan menggema dengan lantang tiada tara di bawah panji-panji surya
Kala Arya Tadah mengarahkan tuturnya ke wajahnya
Dia terdiam dengan menundukkan wajahnya, tanda bijak dalam etikanya
Diam, tapi dengan mencengkeram Sadeng yang kala itu bergejolak
Lalu berkata dengan tajam, tegas, dan bijak
Seraya mengangkat panji surya di kirinya dan bilah ular meliuk di kanannya
Panglima Pengibar Surya
Kemudian memimpin Bayangkara demi meraih sumpah eka nusantara
Sumpah yang tertancap kala penobatannya oleh Rajasanegara
Mulai gurun, swarnabhumi, hingga tumasik tunduk dalam cakar panglima pengibar surya
Hingga panji sang surya berkibar di seluruh sudut-sudut nusantara
Panglima Pengibar Surya
Surya yang terang menjadi redup dan kemudian memudar dalam jejak kejayaan hakiki
Kala kidung Sunda memandangnya berjaya memenggal kepala Dyah Pitaloka Citraresmi
Hingga Rajasanegara menyelongkannya ke Madakaripura yang sima
Sampai Sang Panglima menutup mata seraya mengucap kembali sumpah eka nusantara
“Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nuswantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa”