IMG_7770

Berbagai karya mahasiswa  angkatan 2013 Jurusan Seni dan Desain mewarnai Dewan Kesenian Malang (DKM) selama tiga hari (02-04/05) bertajuk “Self Revolution.” Tema Self Revolution memiliki arti revolusi diri, yaitu dimulai dan dilakukan oleh kamu sendiri. Dalam hal ini, revolusi diri juga berarti pencarian dan penemuan kembali atas jati diri. Merevolusi pemikiran kamu, cara pandangmu, karakter kamu, kebiasaan, gaya hidup, tindakan, hubungan dengan orang-orang, karier dan segala sesuatu yang membuat kamu sebagai manusia bisa merasa genap dan lengkap baik secara lahir maupun batin,” begitu cuplikan dari kurator yang terpampang di depan pintu masuk ruang pameran.
Persiapan telah dilakukan selama dua bulan lamanya dengan memamerkan  kurang lebih enam puluh karya. Karya yang ditampilkan berukuran mulai dari A3 hingga dua meter dengan menggunakan media bebas. “Di sini mereka dapat bebas berekspresi bebas berapresiasi. Setiap mahasiswa seni dan desain memiliki karakter masing-masing. Ada yang suka fotografi juga desain grafis. Yang terpenting karya itu layak untuk dipamerkan. Walaupun di pameran ada temanya self revolution, tapi mereka menanggapi dan menerima tema itu sesuai dengan karakter mereka masing-masing,” kata Wahyu Aditya, Ketua Pelaksana acara tersebut.
“Jangka pendek, pengadaan pameran ini untuk mengakrabkan lagi mahasiswa angkatan 2013. Sedangkan untuk jangka panjangnya agar Kota Malang dalam hal seni bisa terlihat seperti kota-kota seni lainnya, misalnya Solo dan Jakarta,” tambah Adit.
Ide pengadaan pameran itu  sudah ada sejak mereka masih berstatus mahasiswa baru. Ide tersebut tercetus ketika sedang nongkrong. “Kami mempunyai ide lewat obrolan ringan ketika ngopi, daripada begadang malam-malam tidak menghasilkan produk apa pun, apa salahnya mengadakan ini,“ kenang mahasiswa dari Prodi Seni Rupa itu.
Pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari UM saja, “Banyak dari luar UM juga. Ada dari komunitas-komunitas maupun orang-orang bule yang kebetulan tinggal dekat di Splendid. Jadi kalau ada acara di sini mereka sering mampir. Biasanya mereka datang sore hari,” tutur Adit.
Selain pameran, ada penampilan hiburan, yaitu tari, perform art, perform bombing, lettering, dan sarasehan. Sarahsehan tersebut  mengulas tentang pengaruh seni kontemporer di era globalisasi dengan mendatangkan Andreas Syah Pahlevi.  “Jika pameran  seperti ini didukung oleh  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) akan sangat keren. Suatu saat nanti teman-teman ini akan berusaha masuk ke sana. Ini masih permulaan yang menurut saya sudah sangat bagus dan akan berlanjut dengan membawa nama UM juga,” ungkap Andreas, Dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) tersebut.
Ke depannya acara ini dapat menjadi acara tahunan sehingga mereka akan menurunkannya ke adik tingkat agar acara ini terus berlangsung dari tahun ke tahun. “Untuk yang pertama ini ya masih apa adanya. Ke depannya bisa lebih besar lagi, harapannya begitu,“ ujar Adit. “Sebenarnya tujuan pameran keluar dari kampus untuk mengenalkan seni pada orang awam. Mungkin nantinya akan kami tempatkan di Alun-alun karena dapat menjadi karya yang berinteraksi sekaligus dapat menjelaskan kepada masyarakat maksud dari seni itu. Intinya kita ingin lebih terjun ke masyarakat,” tutup mahasiswa angkatan 2013 itu.Shintiya