Merantaulah …

Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing  (di negeri orang).

Begitulah cuplikan syair Imam Syafi’i, seperti kehidupan Fazlur Rahman Rahawarin yang merantau dari tanah Maluku ke tanah Jawa untuk menuntut ilmu agama. Sejak umur sebelas tahun, ia telah meninggalkan kampung halamannya, Tual, Maluku Tenggara, untuk belajar di Pondok Pesantren Salaf Alquran (PPSQ) Asy-Syadzily Malang. Alhasil, saat usianya lima belas tahun, ia telah berhasil menghafal Alquran tiga puluh juz.

Menjadi hafidz ia lakoni sebab ibunya memang menginginkan anak-anaknya untuk menjadi hafidz. Terbukti dua saudaranya menjadi seorang hafidz pula. Kakaknya telah hafal sepuluh juz dan adiknya telah hafal lima juz. “Sejak kecil pun ibu saya telah mengajarkan ilmu–ilmu Alquran kepada saya,” ungkap Fazlur.

Mahasiswa Jurusan Akuntansi ini pun menorehkan pula prestasinya di bidang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Diantaranya  juara 1 MTQ Regional dua juz, juara dua MTQ Nasional sepuluh juz, dan pada tahun 2016 juara 2 MTQ Regional sepuluh juz. “Kata kyai saya, ikut lomba dibuat apa? Ya, dibuat main-main saja. Tidak usah terlalu berharap. Kan kalau ikut lomba misalnya hafalan Alquran kita dituntun untuk melancarkan dengan selancar- lancarnya. Jadi itu menjadi motivasi kita untuk melancarkan Alquran,” ujar laki-laki yang hobi bersholawat tersebut.Shintiya.IMG-20170126-WA0000