Teater Pelangi merupakan sebuah kelompok teater yang berdiri di bawah naungan Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM). Pada 11 Februari 2017, Teater Pelangi UM menggelar sebuah acara yaitu Festival Monolog Mahasiswa Se-Malang Raya. Festival ini diselenggarakan di Laboratorium Drama Gedung E6 Fakultas Sastra UM. Untuk pertama kalinya, Teater Pelangi UM menyelenggarakan  festival ini, hal tersebut bermula dari keisengan para anggota Teater Pelangi. “Kami membuat festival ini hanya iseng saja, tanpa memikirkan bagaimana birokrasinya. Ayolah rek bikin,” ujar Hafidh, selaku Koordinator Acara. Festival yang diselenggarakan mulai pukul 08.00 WIB ini, memiliki sebuah gagasan yang bertujuan untuk mencari bakat-bakat kualitas akting mahasiswa se-Malang Raya. Festival ini juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu memberikan tantangan kepada para peserta dengan tidak menyediakan set panggung, tata musik, dan permainan lampu. Teater Pelangi hanya menyediakan satu kursi yang dapat digunakan sebagai properti di atas panggung, sehingga totalitas dari sebuah akting sangat dipertimbangkan. Penilaian penampilan dari peserta dilakukan oleh tiga juri, para juri tersebut merupakan dosen dari Sastra Indonesia UM, dosen dari STIKI, dan seniman lepas.pesertafestival

Tidak terdapat tema khusus pada festival ini, tetapi peserta harus memilih satu naskah yang akan ditampilkan dari lima naskah wajib yang telah disediakan oleh panitia. Naskah tersebut yaitu Teror, Pelacur (karya Putu Wijaya), kemudian Alien, Kembang Mawar (karya Nano Riantiarno), dan Perempuan Pidato Perkawinan (karya Arswendo Atmowiloto). Para peserta menampilkan satu naskah tersebut dengan durasi kurang lebih dua menit. Peserta secara bebas dapat memainkan properti kursi yang telah disediakan oleh panitia. Selain itu pengunjung yang ingin melihat festival ini tidak dikenakan biaya, sehingga dengan mudah melihat persembahan teater dari beberapa universitas. Festival yang terdiri atas 22 peserta ini mendapatkan respon positif dari kalangan mahasiswa dan juga para dosen. “Saya senang, karena ini juga merupakan pengalaman pertama kali saya melihat teater. Penampilannya keren-keren dan saya berharap semoga kedepannya dilaksanakan lagi bukan hanya Festival Monolog,” ujar Lutfiana, mahasiswa Universitas Brawijaya. Festival Monolog ini juga diselenggarakan bukan hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi sebagai ajang menjalin pertemanan di antara sesama mahasiswa penggiat teater. Selain itu, tiga penampil terbaik pada festival ini akan mendapatkan uang tunai, trofi, dan sertifikat. “Saya harap kegiatan Festival Monolog ini tidak hanya dilakukan di Teater Pelangi UM, tetapi juga bisa dilakukan di kampus lain sehingga bisa menjadi kegiatan bergilir di kampus lain,”ujar mahasiswa yang kerap disapa Tepeng.Fanisha