IMG-20171002-WA0025[1]

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (BEM FIS) mengadakan seminar antikorupsi dengan tema “Mentalisasi Anti-Korupsi Para Pendiri Bangsa Refleksi dan Revitalisasi Pembangunan Indonesia”. Dengan menghadirkan pemateri-pemateri yang andal dalam bidangnya, antara lain Dr. Abraham Samad, S.H., M.H., Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LLM., Ir. Agus Rahardjo, M.S.M. dan Prof. Dr. Sukowiyono, M.H.
Tujuan dari diadakannya seminar antikorupsi ini adalah untuk mengedukasi mahasiswa terkait bahaya korupsi, sekaligus sebagai bentuk dukungan dari BEM FIS terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Dalam seminar ini dijelaskan bahwa di beberapa universitas banyak yang menjadikan Pemberantasan Anti-Korupsi (PAK) menjadi matakuliah wajib untuk menanam integritas dan meningkatkan kekebalan mahasiswa, karena saat ini korupsi merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh Indonesia. Maka dari itu, perlu diadakan matakuliah wajib seperti PAK.
Sikap mental bangsa Indonesia yang gemar meremehkan mutu, tidak percaya pada diri sendiri, tidak disiplin, dan mengabaikan tanggung jawab menjadi beberapa alasan korupsi semakin merajalela di tanah air. Mengapa korupsi susah dicegah? Karena demokrasi kita yang sudah hancur dari awal. Korupsi terjadi karena mahalnya demokrasi. Selain itu, korupsi bisa terjadi karena dua faktor. Faktor pertama yakni keserakahan, karena adanya sifat manusia yang ingin memiliki lebih dari yang ia punya sehingga apa yang didapat selalu merasa kurang. Faktor kedua yakni kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Jika pemuda melakukan korupsi karena integritas dan moral yang bobrok, hal itu mengindikasikan pendidikan karakter yang tidak tuntas atau kurang dalam penerapannya. Seharusnya pendidikan karakter mengutamakan hasil kognitif dan nilai integritas yang dikembangkan. Saat ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang mengembangkan nilai-nilai integritas, yakni kejujuran, keadilan, disiplin, tanggung jawab, kemandirian, kerja keras, sederhana, dan kepribadian yang baik.
Seminar ini diadakan agar seluruh masyarakat, khususnya mahasiwa UM, sadar dan paham akan bahaya yang ditimbulkan dari perilaku korupsi. Dilihat dari tingkat keberhasilannya, acara ini dapat dikatakan berhasil. Ditandai dengan membludaknya jumlah peserta hingga tiket yang sold out jauh hari sebelum pelaksanaan seminar nasional.
“Saya berharap setelah diadakannya seminar ini mampu menyadarkan pemikiran bersama bahwa korupsi merupakan musuh bersama dan upaya pemberantasan korupsi harus kita dukung secara maksimal,” harap Teguh Dwi Imanda, Ketua BEM FIS.Kesan secara langsung juga diungkapkan oleh salah satu peserta dalam seminar nasional kali ini. “Acara ini sangat membangun sekali. Ketika nanti menjadi pejabat harus dan wajib mempunyai sifat antikorupsi. Pemateri-pemateri tadi menyadarkan bahwa pemuda adalah masa depan sekaligus harapan bagi bangsa Indonesia. Apalagi saya yang sedang menempuh pendidikan Hukum dan Kewarganegaraan dan tidak menutup kemungkinan bahwa saya akan menjadi pejabat ataupun sebagai guru, saya mempunyai tanggung jawab moral untuk membentuk karakter yang baik agar membawa bangsa Indonesia ke tempat yang lebih baik,” ujar Delvi Berliana Sari, mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial.Cintya