oleh Amey Karimatul Fadhilah

Judul Novel    : Filosofi Kopi
Nama Penulis    : Dee Lestari
Tahun Terbit    : 2015
Penerbit     : Bentang
Halaman    : 139 halamanfilosofi-kopi

Dee Lestari yang mempunyai nama asli Dewi Lestari berhasil menerbitkan buku berjudul Filosofi Kopi setelah Supernova yang menjadi best seller. Filosofi Kopi merupakan kumpulan cerita dan prosa satu dekade selama 1995-2005. Terdapat delapan belas prosa dan cerita yang tertuang dalam buku ini, beberapa tulisan menganut alur yang sama dan tetap pada ciri khas Dee yang menulis tidak jauh dari bahasan tentang cinta, yang unik Dee menulis cinta dengan kreatif sehingga menghasilkan cinta antar-insan, cinta pada kopi, hingga cinta terhadap kecoak. Kisah-kisah dalam buku ini menggambarkan proses transformasi cinta dari sekadar kumpulan emosi menuju sebuah eksistensi.
Cerita yang pertama adalah Filosofi Kopi, sebuah karya yang terkenal di kalangan masyarakat luas dan sudah menjadi tayangan layar lebar yang dibintangi aktor ganteng Chico Jericho. Karya film tersebut diadaptasi dari buku cerita pendek karya Dee Lestari yang berjudul sama. Bagi para penikmat karya dalam bentuk tulisan akan berpendapat salah satu dari tulisan Dee ini layak dibaca, bahasanya ringan dengan alur cerita yang dapat menghanyutkan para pembacanya. Filosofi Kopi menceritakan seorang barista bernama Ben yang sangat mengagumi kopi, dia berkeliling ke seluruh penjuru dunia untuk belajar cara membuat kopi kualitas terbaik. Setelah itu, dia kembali ke Jakarta dan membuka kedai kopi bersama kawannya, Jody. Dengan nama Kedai Kopi Filosofi Kopi. Kedai tersebut setiap harinya selalu diramaikan konsumen yang senantiasa menikmati kopi buatan Ben. Para konsumen pun merasa terpuaskan karena keramahannya dalam melayani mereka. Namun, kecintaan Ben terhadap kopi diuji ketika seorang pebisnis kaya yang datang untuk menantangnya dalam membuat kopi yang sempurna. Tantangan pun diterima oleh Ben. Beberapa waktu kemudian, Ben berhasil membuat kopi yang menurutnya sudah sempurna, yang dijuluki sebagai kopi terbaik di dunia. Tapi, kesenangan itu hanya sesaat, hingga datang seorang bapak yang mengatakan bahwa kopi Ben tersebut bukanlah yang terbaik, meskipun tetap enak.
Bentuk kecintaan Ben terhadap kopi tidaklah main-main, dia selalu ambisius jika berbicara tentang kopi. Ben meminta kepada bapak tadi untuk memberitahukan di mana kopi yang lebih enak dibanding kopi buatannya. Suatu hari Ben dan Jody pergi ke suatu daerah di Jawa Tengah dan berkenalan dengan kopi tiwus, kopi sederhana dari daerah terpencil dan tidak perlu proses yang rumit ataupun alat yang canggih. Kopi tiwus sangat nikmat walau hanya diseduh dengan air panas. Pada titik inilah, Ben sadar bahwa kecintaan yang berlebih bukanlah hal yang baik dan sesunggunya tidak ada yang sempurna di dunia ini, namun dia tetap mensyukuri hidup ini.
Dee membuat kemiripan pada masing-masing tokoh utama dari setiap cerpen, yakni sosok yang ambisius akan suatu hal. Dee seperti menjadikan hal tersebut ciri khas pada setiap cerpennya. Pada tulisan Filosofi Kopi, Dee menjadikan tokoh Ben  sangat berambisi untuk membuat kopi terbaik. Dalam tulisan Mencari Herman, Dee membuat tokoh Hera yang sangat berambisi untuk mencari seorang yang bernama Herman sejak berusia tiga belas tahun hingga dewasa. Hera tak pernah berhenti untuk mencari Herman hingga maut memanggilnya.
Sikat Gigi, cerpen yang menceritakan tokoh Tio yang terobsesi terhadap Egi, seorang wanita yang dicintai sedari awal ia mengenalnya. Apa boleh dikata, Egi mencintai pria lain, tapi Tio tak pernah peduli, cintanya tak pernah padam, ia selalu percaya bahwa Egi adalah rumah ternyaman bagi dirinya. Rico de Coro, adalah salah satu cerpen terunik yang ditulis oleh Dee di buku karyanya ini. Menceritakan tentang seekor kecoa yang memiliki rasa pada seorang gadis manusia bernama Sarah, anak dari Om Haryanto, sang pemilik rumah, yang juga ditinggali oleh keluarga kecoa Rico. Kecoa di rumah Om Haryanto selalu diburu yang menyebabkan ayah Rico tidak terima. Dia menggunakan berbagai cara untuk balas dendam akan kematian kerabatnya yang lain. Hingga pada akhirnya, rencana untuk membalas dendam itu bukannya melukai keluarga Om Haryanto, tapi menewaskan Rico demi menyelamatkan Sarah. Cerpen ini unik dengan apa adanya, menceritakan kecoa yang rela mati demi kecintaannya terhadap seorang anak gadis. Kumpulan cerita pendek dan prosa Dee ini cocok dinikmati oleh para pecinta tulisan cinta yang tentunya tidak membosankan.
Penulis adalah mahasiswa S-1 Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang