_DSC0272

Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan mengadakan seminar nasional bertemakan “Peran Pemuda Guna Mempertahankan Jati Diri Bangsa dalam Bhinneka Tunggal Ika” yang digelar beberapa hari  lalu (11/11). Acara yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB ini dilaksanakan di aula lantai 7 Gedung I1 Fakultas Ilmu Sosial. Bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan pemuda tentang arti penting pemuda beserta peranannya untuk bangsa Indonesia menjadi dasar dari pengadaan seminar.
Seminar nasional hukum dan kewarganegaraan ini diikuti oleh 545 orang yang terdiri atas mahasiswa dan masyarakat umum. Seminar ini diadakan agar pemuda dapat memaksimalkan kemampuan dirinya untuk Indonesia yang lebih baik. Selain jumlah peserta yang melimpah, acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor III Universitas Negeri Malang, Dr. Syamsul Hadi, M.Pd., M.Ed. “Pemuda itu di era seperti ini ada yang tidak pro dengan pancasila, sebagai pemuda kita harus melestarikan budaya kita ke orang lain,” tutur beliau.
Dalam seminar ini dipaparkan bahwa pergerakan-pergerakan di era 1920-an dipelopori oleh anak-anak muda bangsa yang berkeinginan untuk menyatukan Indonesia dalam melawan penjajah. Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa problem terbesar ketika dijajah adalah karakter bangsa. Dalam artian, karakter bangsa yang awalnya berwatak burung garuda bisa menjadi berwatak burung emprit.
Pemilihan sistem republik di Indonesia tak luput dari pengaruh anak-anak muda bangsa yang menginginkan Indonesia memakai republik, bukan monarki. Hal ini mengacu pada perjuangan kemerdekaan Indonesia yang tidak hanya dipengaruhi oleh satu golongan saja, tetapi semua masyarakat Indonesia ikut bersatu dan berusaha keras mengusir penjajah. Atas dasar itu, pancasila diterima sebagai dasar negara Indonesia dan telah menjadi dasar mindset bagi bangsa Indonesia untuk menyesuaikan watak dan transformasi pikiran-pikiran supaya selaras dengan pancasila.
Seminar nasional ini juga membuka call for paper dengan tema hukum, politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi, dan teknologi. Pemakalah berasal dari berbagai universitas, di antaranya Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Yogyakarta, dan lain sebagainya. Para peserta yang mengikuti call for paper diseleksi menjadi sepuluh terbaik dan diberi kesempatan untuk mempresentasikan karyanya di acara seminar nasional hukum dan kewarganegaraan.
“Kita sebagai pemuda harus senantiasa memperkenalkan jati diri bangsa di era seperti ini, karena banyaknya tantangan-tantangan di era ini, seperti adanya paham-paham baru yang anti-pancasila. Nah, sebagai pemuda kita harus mempertahankan pancasila dengan passion yang kita punya. Sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang jauh lebih baik lagi,” ujar Siti Marifah, mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Secara keseluruhan, acara ini berlangsung sukses, bahkan panitia juga menyediakan coffe untuk para peserta seminar agar menambah daya konsentrasi peserta untuk mengikuti acara seminar nasional.Cintya