Pertanian Indonesia saat ini membutuhkan inovasi terbaru dalam mengelola lahan ataupun hasil dari pertanian, seperti yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang tergabung dalam Progam Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K). Kelompok yang beranggotakan Robby Wijaya, Ni’matus Sholihah, Ekki Septian Putra, Muhammad Borneafandri A., dan Yusuf Mahesa ini berhasil membuat inovasi terbaru dalam dunia pertanian dengan teknologi yang disebut Portable Moth Atractor Technology (P-MOAT) yang telah berhasil go international.

IMG-20180530-WA0039
Terciptanya teknologi ini berawal dari permasalahan saat study lapangan di salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur, yaitu Probolinggo. “Berasal dari permasalahan penurunan hasil panen bawang merah yang disebabkan oleh serangan hama ngengat (Spodoptera exigua) yang ada di Probolinggo, maka kami berinisiatif menciptakan P-MOAT untuk membunuh hama tersebut. Tentunya ini akan lebih efektif dan efisien sehingga mampu meningkatkan hasil panen petani bawang merah,” ungkap Ekki Septian Putra sebagai anggota PKM-K.  P-MOAT memang diciptakan sebagai perangkap hama ngengat pada bawang merah, tetapi tidak menutup kemungkinan produk ini akan melebarkan sayap untuk membasmi hama ngengat pada tumbuhan lain.
“P-MOAT berbasis sistem Lampu-Tabung-Lem (La-Ta-Le) yang merupakan kolaborasi lampu dengan nyala kuning, kedip variatif, tabung yang dilapisi plastik transparan yang kemudian diolesi dengan lem yang mengandung atrisi sehingga lebih mudah menarik dan menjebak hama ngengat di bawang merah. Lampu P-MOAT dilengkapi dengan tombol on dan off beserta modul charge sehingga lebih mudah di-recharge selayaknya handphone oleh petani,” tambah Ekki. P-MOAT bukan alat pembasmi hama ngengat satu-satunya yang pernah ada. Sebelumnya, petani telah memiliki alat serupa. Alat tersebut memiliki banyak kelemahan dan tingkat efektivitas masih rendah, sehingga disempurnakan dengan adanya P-MOAT.
P-MOAT telah dikembangkan hingga tahap prototype dan sering diikutsertakan pada perlombaan karya tulis ilmiah mulai dari tingkat nasional hingga internasional. P-MOAT ini memiliki banyak prestasi diantaranya Juara 2 SCIENTIST in Action di Institut Negeri Surabaya, Harapan 2 di Krenotek Probolinggo, Juara 1 Enterpreneur di Universitas Negeri Jember (Unej), Juara 1 Lomba Cipta Praktis Elektronika, dan meraih medali emas tingkat internasional di Malaysia. “Harapan saya, semoga P-MOAT lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan untuk membasmi hama ngengat. Dengan demikian, hasil panen petani bawang merah di Indonesia dapat ditingkatkan, sehingga mampu memenuhi permintaan bawang merah yang sangat tinggi,” tutup Ekki.Amey