Ajang bergengsi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) kembali digelar oleh Universitas Negeri Malang (UM). Sederet seleksi mengiringi rangkaian acara Pilmapres UM 2019. Penjaringan tahap awal (14/01-15/02) dimulai pada tingkat fakultas. Sebanyak 26 mahasiswa terpilih sebagai finalis mahasiswa berprestasi (mawapres) pada tahap ini. Mewakili masing-masing fakultas, seluruh finalis bersaing merebut gelar Mawapres Utama UM 2019. Berbeda dari sebelumnya, nuansa inovasi mewarnai pelaksanaan Pilmapres UM tahun ini. Panitia berusaha agar pelaksanaan Pilmapres UM 2019 sesuai dengan standar seleksi Pilmapres Nasional. “Selain menyempurnakan pelaksanaan tahun kemarin yang sudah bagus, kita juga berusaha menyesuaikan dengan standar seleksi Pilmapres Nasional,” ujar Anton Agus Setiwan, Ketua Ikatan Mahasiswa Berprestasi (Imapres) UM.
Agar bisa menyandang gelar Mawapres Utama, para finalis masih diharuskan mengikuti beragam seleksi, mulai dari tes tulis bahasa Inggris, review Karya Tulis Ilmiah (KTI), tes prestasi, focus group discussion (FGD), serta tes aktif bahasa Inggris. Bertemakan “Sustainable Development Goals (SDGs)”, panitia bekerja sama dengan tim mahasiswa juara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Dengan digandengnya tim mahasiswa juara Pimnas, Anton berharap dapat mempertajam ide serta menyempurnakan proposal KTI para kontestan.
Diungkapan pula oleh Anton bahwa tahun ini terdapat jenis tes baru. “Tes jenis baru namanya tes kepribadian, di dalam tes ini terdapat beberapa tes yang dilakukan antara lain wawancara prestasi, tes kepribadian melalui game dan FGD,” jelas Anton. Inovasi baru tersemat pula dalam tes bahasa Inggris aktif. Panitia memberikan peserta sedikit preassure pada fase ini. Pada sesi ini kontestan diberikan topik berkaitan dengan SDGs maupun isu nasional. Hanya lima menit waktu yang diperbolehkan untuk menyusun argumen pada selembar kertas pemberian juri. Pada lima menit kedua kontestan dipersilakan mempresentasikan ide dan gagasan. Question and Answer (QnA) pada lima menit ketiga dihadirkan sebagai sesi akhir tes. Pada wawancara yang dilakukan oleh kru Komunikasi, Anton menegaskan bahwa seluruh rangkaian seleksi sangat berpengaruh terhadap penilaian. “Apabila ada satu seleksi yang tidak diikuti tanpa alasan, maka besar kemungkinan yang bersangkutan kecil peluang untuk menjadi Mawapres Utama UM,” sambungnya. Setiap peserta ditekankan harus all out dalam mengeluarkan kemampuan dan kualitasnya di setiap seleksi. “Namun tidak memungkiri kemungkinan, memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif atau pasif akan menjadi nilai tambah bagi nominator,” tutup Anton.Irkhamin