Sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki Jurusan Bahasa Mandarin, tahun ini Universitas Negeri Malang (UM) diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan Chinese Bridge ke-18, khusus wilayah Jawa Timur. Chinese Bridge merupakan kompetisi bertaraf internasional yang merupakan wadah bagi mahasiswa di dunia yang tengah menempuh studi bahasa Mandarin untuk berkompetisi dalam pidato bahasa Mandarin serta adu pengetahuan dan ketrampilan budaya Tiongkok. Acara yang dinaungi oleh Lembaga Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghoa Jawa Timur ini digelar pada Minggu (7/4) di Aula Graha Rektorat UM. Tema yang diusung yakni “One World, One Family”. Acara tersebut mempertemukan mahasiswa dari jurusan Bahasa Mandarin dari berbagai universitas di Jawa Timur untuk saling beradu keahlian, seperti pidato bahasa Mandarin, tes pengetahuan tentang Tiongkok, dan talent show yang berkaitan dengan budaya Tiongkok.
Progam ini dipromosikan oleh Chinese National Hanban dengan tujuan memperkenalkan kebudayaan Tiongkok pada dunia. Acara yang mulai digelar pada tahun 2002 ini telah diikuti lebih dari 50 negara di dunia setiap tahunnya. Tahun ini, UM kembali mendapat amanah untuk menyelenggarakan Chinese Bridge wilayah Jawa Timur setelah menjadi penyelenggara di tahun 2016 lalu. “Mulai kemarin, kami telah melakukan tes tulis mengenai pengetahuan peserta akan kebudayaan Tiongkok, dan hari ini adalah penyelenggaraan kompetisi pidato dan talent show,” ungkap Astina, salah satu panitia ketika ditemui kru Komunikasi di lokasi acara. Lebih lanjut, Astina mengatakan bahwa acara yang diikuti oleh 38 peserta dari tujuh universitas di Jawa Timur ini bertujuan mempererat persahabatan dan persaudaraan antarmahasiswa Jurusan Bahasa Mandarin di dunia.
Rangkaian acara ini dimulai pada Rabu (6/3) pukul 16.00 WIB. Para peserta harus mengikuti briefing terlebih dahulu dan menyelesaikan tes tertulis mengenai pengetahuan seputar kebudayaan Tiongkok. Pada hari selanjutnya, diadakan kompetisi pidato dan talent show yang dimulai pukul 09.30 WIB. Dalam rangkaian acara tersebut, ada juga berbagai hiburan berupa penampilan kebudayaan Tiongkok dan juga kebudayaan Indonesia. Bahkan, para dosen Jurusan Bahasa Mandarin juga turut tampil mengisi acara. Para peserta kompetisi pidato dan talent show juga tidak kalah menarik. Mereka berhasil memukau para peserta dan juri yang hadir.
Dalam Chinese Bridge ini terdapat tiga kategori kompetisi, sehingga perolehan nilai pada masing-masing kategori diakumulasi untuk menetapkan peserta yang berhak membawa pulang gelar juara pertama, kedua, dan ketiga. Para peraih juara tersebut akan membawa pulang trofi, piagam penghargaan, dan hadiah senilai Rp2,5 juta untuk juara pertama, Rp1,5 juta untuk juara kedua, dan Rp1 juta untuk juara ketiga. Hasilnya, gelar Juara I berhasil disabet oleh Jesslyntan Calista dari Universitas Kristen Petra Surabaya. Gelar Juara II jatuh kepada Steven Wihono dari Universitas Ma Chung, sementara peraih Juara III adalah Marco Sihombing dari UM. “Para pemenang yang meraih juara pertama, kedua, dan ketiga ini akan mewakili wilayah Jawa Timur untuk berangkat ke Jakarta. Jika mereka berhasil memperoleh gelar juara di Jakarta, maka mereka akan berkesempatan untuk mengikuti puncak acara di Tiongkok,” tutur Astina menutup wawancara yang dilakukan kru Komunikasi. Azril