Dua fakultas di Universitas Negeri Malang (UM) kem­bali mengharumkan nama UM dengan menjadi juara di Lomba Inovasi Digital Maha­siswa (LDIM). Dua fakultas tersebut yakni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeta­huan Alam (juara 3) dan Fakultas Ilmu So­sial (juara 2). LDIM diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang bertempat di Uni­versitas Negeri Yogyakarta (15-16/11).

Dua divisi UM, yaitu devisi II yang be­ranggotakan Deni Ainur Rokhim, M. Roy Asrori, M. Musleh Kadafi, dan Ardian Ari­fika Widyanata unggul dengan karyanya “Villa-Chem: Virtual Laboratory on Analyti­cal Chemistry sebagai Pengembangan Ino­vasi Media Pembelajaran pada Praktikum Pemisahan Kimia”. Tak hanya itu, divisi IV yang beranggotakan Abdul Fattah, An­astasya Pramudya Wardani, Cindy Sinta Dewi, dan Putri Nur Fahriyanti juga men­gantongi medali perak dengan poster pencegahan pelecehan seksual.

Berawal dari tugas salah satu mata ku­liah di Jurusan Sejarah yang mewajibkan mahasiswa membuat poster dan diikut­sertakan LIDM, divisi IV tidak menyangka akan lolos sepuluh besar. Setelah lolos sepuluh besar, tim dibimbing ketat oleh dosen Jurusan Sejarah. Satu bulan sebe­lum pemberangkatan tim dibimbing dan melakukan monev setiap minggu bersa­ma tim khusus dari UM.

Moch. Nurfahrul Lukmanul Hakim, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing mengatakan bahwa banyak kendala yang dialami oleh peserta divisi IV, seperti tidak membawa benner saat pameran, sehingga membuat poster dadakan dan mencetak di Yogyakarta. “Walaupun begitu tim kami tetep semangat dan optimis. Kami disediakan stan untuk menaruh poster dan banner, tapi kami tidak mempunyai X-banner. Di sana saya langsung mende­sain dan mencari percetakan yang buka, akhirnya menemukan percetakan di dekat UNY. Dalam waktu tiga jam banner telah siap dan dipasang di stan. Itu menjadi pengalaman berharga bagi kami,” tutur dosen yang akrab dengan nama Fahrul Hakim tersebut.

Divisi IV menamai timnya dengan AACP yang merupakan singkatan dari Ajak Anak Cegah Pelecehan Seksual. Yel-yel mereka berhasil mencuri perhatian juri. Mereka memiliki program unik ter­diri dari 6B (beritahu tubuh pribadi bagian anak, beritahu tubuh batasan anak, buka hati anak untuk terbuka pada orang tua, bimbing anak dalam beraktivitas, berhati-hati dengan orang asing, dan beri perlind­ungan pada anak).

Di akhir sesi wawancara Fahrul men­gajak generasi muda untuk berkreasi dan berinovasi dalam membuat sebuah karya individu maupun tim, tidak peduli den­gan alasan hobi, tugas kuliah, lomba, atau yang lainnya. Bisa jadi dari inovasi sederh­na itu bisa membuahkan hasil yang luar biasa di luar ekspektasi kita sendiri. “Jan­gan takut untuk berubah dan membuat sesuatu yang berbeda, ide dan inovasi kita itulah yang membuat perubahan bagi kita, lingkungan kita, bangsa, dan negara kita dalam mencapai kemajuan,” tutup Fahrul.Berliana