Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pusat Pengkajian Pancasila (P2P) sukses menggelar sarasehan bulanan (17/07). Sarasehan mengundang M. Fahcrul Lukmanul Khakim, M.Pd, sebagai pembicara utama dan dimoderatori oleh Ronal Ridho’I, M.A., Dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang (UM). Sarasehan dengan tema “Sepak Terjang Kiprah Pahlawan Perempuan Indonesia” ini ternyata cukup menarik minat mahasiswa. Terbukti pada hari itu Laboratorium Pancasila dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiswi yang siap mendengarkan pemaparan tentang pahlawan perempuan.
Sarasehan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh (P2P) untuk mengedukasi mahasiswa khususnya mahasiswa UM terkait dengan Pancasila, kebangsaan, dan nasionalisme. “Sarasehan ini sebenarnya merupakan langkah kami sebagai salah satu lembaga pendidikan untuk mengedukasi mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Negeri Malang. Apalagi kalau melihat saat ini kita berada di era milenial sehingga sangat penting untuk mengedukasi bahwa Pancasila itu adalah dasar negara yang sangat penting, kebangsaan juga sangat penting,” terang Drs. Slamet Sujud Purnawan Jati, M.Hum , Kepala UPT P2P.
Serasehan yang diselenggarakan oleh UPT P2P biasanya selalu mengangkat topik terkini yang menarik untuk didiskusikan bersama. Misalnya pada bulan sebelumnya sudah diadakan acara serupa dengan tema “Konflik Maritim Indonesia”, sehingga pada bulan ini, diselenggarakan sarasehan dengan tema perempuan. Tema ini sangat menarik untuk diangkat karena jikam ditelisik dari sekian banyak pahlawan Nasional, hanya ada 13 pahlawan perempuan yang tercatat. Pengangkatan tersebut sampai saat ini pun masih menjadi kontroversi di kalangan masyarakat. Hal ini tentu sangat miris melihat bagaimana perjuangan mereka untuk Indonesia yang berjuang hingga titik darah penghabisan. Terlebih masih banyak tokoh-tokoh perempuan yang menginspirasi masyarakat Indonesia dan mereka belum terekspos oleh media. Fakta menarik yang menjadi perhatian dalam diskusi tersebut bahwa masyarakat Indonesia, kini telah kehilangan esensi dari Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember dan Hari Kartini setiap tanggal 21 April.
Antusiasme peserta semakin meningkat ketika moderator, Ronal Ridho’I memantik pertanyaan dengan berbagai permasalahan yang sudah dipaparkan oleh pemateri. Sehingga pada sesi diskusi terbilang cukup riuh dengan berbagai pertanyaan dari peserta. Selain pertanyaan terkait dengan pahlawan, peserta juga menanyakan berbagai permasalahan perempuan di masa kini dan berbagai stereotip negatif yang hinggap pada perempuan.
Sebelum mengakhiri sarasehan tersebut, Dosen yang kerap disapa Fachrul menyatakan bahwa masih terdapat banyak sekali tokoh-tokoh perempuan yang berjuang bagi Indonesia dan mereka tidak terekam oleh sejarah. Selain itu, sebagai generasi muda harus mampu mengangkat profil mereka serta menghargai segala upaya yang telah dilakukan terutama bagi mahasiswa yang memang bergelut dalam bidang sejarah. Safira