Universitas Negeri Malang (UM) mengirimkan tim debat terbaiknya untuk melenggang ke tingkat Nasional. Posisi runner up berhasil diraih UM dalam Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) tahun ini, setelah berlaga dalam kurun waktu lima hari (14-19/07). Pada pelaksanaan KDMI 2019, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya terpilih sebagai tuan rumah. Sebanyak 112 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti kompetisi debat ini sehingga persaingan berlangsung cukup sengit. Peringkat pertama diraih oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) sedangkan peringkat ketiga disabet oleh Universitas Brawijaya (UB) Malang yang merupakan rival UM sejak seleksi wilayah di Jawa Timur. Tim UM yang terdiri dari tiga mahasiswa terbaik, yakni Jodhi Febrian (FPPSi), Laksamana Fadian Zuhad Ramadhan (FS), dan Sofia Ari Murti (FS), maju ke tahap seleksi nasional di bawah bimbingan Aji Bagus Priyambodo, S.Psi., M.Psi.
Rutin diselenggarakan oleh Direktoral Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan setiap tahunnya, kompetisi ini mampu memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Kegiatan ini menjadi ajang positif bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan berpikir kritis serta mampu meningkatkan rasa percaya diri peserta debat. Mahasiswa bukan saja mengungkapkan isu-isu yang mnejadi permasalahan, namun memberikan solusi terbaik terhadap persoalan nyata yang dihadapi saat ini. Terdapat tahapan seleksi yang harus dilewati oleh tim debat supaya mampu mencapai tingkat nasional. Mulai dari seleksi wilayah, UM mampu menyisihkan 24 tim debat dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Jawa Timur sehingga bisa melenggang ke tingkat Nasional. Seleksi wilayah ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang pada (28-30/07).
Pada debat nasional terdapat lima babak penyisihan yang dilaksanakan selama dua hari, tiga babak di hari pertama, dan sisanya dilaksanakan di hari kedua. “Di hari pertama ada 3 kali debat. Kami hanya menang satu kali dengan poin kemenangan satu, itu benar-benar membuat mental saya dan teman-teman sempat down. Tapi saya punya tim dan coach yang membesarkan hati saya, sampai akhirnya saya siap untuk hari kedua,” tutur Sofia. Pada babak 16 besar UM berhasil bertengger di posisi sembilan dan harus melawan Universitas Diponegoro (Undip). Kemudian babak 8 besar Tim Debat UM harus melawan Universitas Gajah Mada (UGM) sebagai Top List penyabet kemenangan terbanyak. “Setelah masuk semifinal satu hal yang kita tuju yaitu kita pengen masuk di video KDMI karena kalau masuk grandfinal akan di record dan alhamdulillah kita masuk grandfinal lawan IPB,” ungkap satu-satunya anggota perempuan Tim Debat UM tersebut. Selama latihan Jodhi, Sofia, dan Laksamana tidak menemukan kendala serius, kendala justru ada ketika proses debat itu berlangsung dengan adanya kompetitor dari universitas lain di seluruh Indonesia. Kendala mental dan emosional. Selama lima hari berturut-turut untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Selain itu kunci dari keberhasilan tim debat ini yaitu latihan. Mereka memulai karantina sejak bulan Februari, rutin minimal seminggu sekali sehingga mampu mengasah kemampuan berkomunikasi dan berpikir kritis. Persiapan yang dilaksanakan sangat banyak mulai dari bedah mosi, saling berbagi berita setiap malam. “Paling nggak tiap malam ada aja yang kita bahas dengan isi yang berbeda dan nonton video tentang debat,” tandas Mahasiswi cantik, Jurusan Sastra Inggris tersebut. Rosa