Persebaran virus Corona atau Covid-19 di Indonesia terus berlangsung. Hal ini berdampak pada semua tatanan bidang kehidupan, tidak terkecuali bidang pendidikan yang mengalami keguncangan sejak awal tahun 2020 sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Untuk mengatasi guncangan tersebut, pemerintah melalui Kemendikbud mengeluarkan surat edaran agar kegiatan belajar dan mengajar tetap berlangsung meski mengalami berbagai impitan dari beberapa faktor, yakni dengan menerapkan sistem pembelajaran dan perkuliahan secara daring.

Dampak dari surat edaran tersebut mulai mengubah rutinitas dan kebiasaan mahasiswa hingga 85% dari sebelumnya. Perubahan ini juga terjadi di Universitas Negeri Malang (UM) yang menerapkan sistem pembelajaran daring. Untuk tetap melangsungkan kegiatan pembelajaran secara daring, mahasiswa dan dosen melakukan komunikasi melalui berbagai platform tatap muka seperti video call WhatsApp, Zoom, dan Google Meet.

Lebih Dekat dengan Keluarga

Zahira Irhamni, mahasiswa Jurusan Sejarah UM yang berasal dari Jember mengatakan bahwa dengan adanya pembelajaran daring, ia menjadi lebih dekat dengan keluarga. Selain itu, ia juga mengaku lebih bisa meningkatkan produktivitasnya dalam menulis dan mengikuti berbagai lomba menulis. Salah satu contohnya lomba menulis cerpen yang diselenggarakan secara daring. Saat ini, ia tengah menulis cerpen baru untuk perlombaan yang diselenggarakan oleh Kampoengbatja. Ia juga bisa mencoba hal-hal baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, salah satunya yaitu mengajar ilmu mengaji pada anak-anak di daerah kediamannya, “pembelajaran daring dari rumah saja lebih efektif. Misalnya jika kita tiba-tiba dalam kondisi sakit kita tetap bisa mengikuti pembelajaran tanpa harus datang ke kampus. Apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini,” ujarnya saat diwawancarai Kru Majalah Komunikasi pada (16/6).

Mengasah Kemampuan

Hal serupa juga dialami oleh Abdur Rahman Firma, mahasiswa Jurusan Sastra Arab UM yang mengaku bahwa selama pembelajaran daring, ia juga dapat mengasah kemampuan dalam persiapan lomba Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) yang diselenggarakan secara virtual. Manfaat lain yang ia rasakan yaitu memiliki banyak waktu untuk kembali menerbitkan kumpulan puisi yang dikarangnya sendiri di berbagai media. Keproduktivitasnya terus meningkat karena memiliki banyak waktu dalam mengerjakan proyek inovasi pembelajaran yang sedang dirintisnya. ”Saat ini kegiatan yang sedang saya kerjakan yaitu membuat antologi puisi yang rencananya akan kembali saya terbitkan. Selain itu juga mengerjakan inovasi pembelajaran modern berbasis teknologi,” tuturnya.

Pemanfaatan waktu pada masa pendemi untuk meningkatkan produktivitas sebagian mahasiswa UM sangat terasa. Terbukti banyak karya-karya dan inovasi dari mahasiswa bermunculan, dari karya cerita pendek, puisi, hingga inovasi pembelajaran yang terus dirancang dan diperbaharui. Hal ini menjadi ladang prestasi bagi mahasiswa UM yang memanfaatkan momentum ini. Seperti keberhasilan Rahman dalam pembuatan Inovasi pembelajaran berjudul Kopi Pembelajaran.

Di akhir wawancara, mahasiswa Sastra Arab itu memberikan pengingat bahwa adanya pandemi dan kegiatan untuk belajar di rumah bukanlah alasan mahasiswa untuk mengurangi produktivitasnya, melainkan semakin meningkatkannya. Ia juga menambahkan bahwa justru dengan adanya pendemi dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam berkontribusi menghasilkan karya adaptif yang bisa digunakan sebagai solusi menghadapi situasi yang tidak menentu seperti saat ini.

Pewarta: Agustin Rahayu Intan Berlianti

Editor: Fitriyanti Bunga
Admin: Maria Ulfa