Assalamualaikum, Wr. Wb.

Saya mahasiswi FIS yang tengah menempuh semester akhir. Normal jika di semester akhir banyak mahasiswa yang stres dan down dalam proses pengerjaan skripsi. Begitu juga dengan saya. Sejak akhir semester tujuh, saya sudah berusaha rajin bimbingan skripsi. Namun, karena dosen saya detail dalam merevisi, saya jadi tertinggal dari teman-teman. Saya sedih jika mendapat kabar teman-teman saya hampir selesai dan saya masih terus mengerjakan revisi. Saya bahkan merasa malas bertemu teman-teman saya. Apakah ada solusi yang bisa membantu saya menghadapi kekhawatiran tersebut? Terima kasih banyak atas jawaban yang diberikan. J

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Jawaban: Waalaikumsalam, Wr.Wb.

Motivasi tinggi di awal memang penting, tapi kurang cukup dalam proses penyelesaian skripsi karena motivas mudah turun ketika menghadapi masalah dan tantangan. Diperlukan karakteristik tangguh (resiliensi) dalam menghadapi situasi yang Anda alami ini.

Ketangguhan yang dimiliki mahasiswa, khususnya ketangguhan akademik akan mempengaruhi perilaku dalam pengelolaan permasalahan dan tekanan dalam studi, serta kemampuan mengubah kesulitan tersebut menjadi keuntungan dan kesuksesan. Anda menyangka permasalahan yang Anda hadapi adalah permasalahan eksternal, seperti tuntutan dosen pembimbing dan revisi. Namun, sebenarnya Anda juga mengalami permasalahan internal seperti motivasi menurun, kurang fokus, emosi tidak stabil, dan kemampuan mengatur belajar mandiri.

Ada dua hal yang dapat dilakukan agar menjadi tangguh dalam situasi menekan ini, yaitu mengelola pikiran dan emosi dengan efektif serta melakukan penyesuaian perilaku positif (adaptasi positif). Adapun beberapa cara agar dapat mencapai hal tersebut antara lain:

1. Mengubah pemikiran negatif menjadi positif. “Tuntutan dosen ini akan menyempurnakan skripsi dan menjadikan saya belajar menjadi peneliti yang benar, sehingga ketika sidang skripsi bisa lancar dan kelak ketika memasuki dunia kerja saya bisa menghadapi tantangantantangan lebih besar lainnya”. Pemikiran postif ini memunculkan sikap optimis dan dapat mengubah emosi menjadi positif pula.

2. Pikirkan tujuan jangka panjang Anda. Skripsi adalah karya tulis ilmiah Anda yang akan sering ditanyakan ketika wawancara kerja, bahkan wawancara ketika akan studi lanjut. Oleh karena itu, menghasilkan karya skripsi yang baik adalah perjuangan untuk jangka panjang.

3. Kumpulkan informasi positif tentang dosen pembimbing Anda. Informasi positif dapat menenangkan perasaan emosi Anda.

4. Berjuang melakukan perilaku yang adaptif. Coba Anda ubah perilaku belajar Anda, cari tahu kena revisi masih terus terjadi. Baca-baca lagi skripsi yang bagus, dan skripsi yang mendapatkan nilai A. Jangan menunggu dikoreksi pembimbing, Anda dapat mereview tulisan Anda sendiri, lalu bandingkan dengan skripsi tersebut dan sesuaikan tata bahasa Anda dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Teman-teman Anda adalah support system. Jadi, jangan berpikir negatif kepada mereka. Anda dapat menjalin komunikasi yang menyenangkan dan bercanda agar tidak stress. Anda juga bisa curhat untuk meredakan stress dan tips-tips menghadapi dosen pembimbingnya masing-masing. Bisa jadi teman yang terlihat baik-baik saja juga mengalami tekanan yang sama. Demikian saran pengembangan dari saya, semoga bermanfaat.

Jawaban oleh: Ike Dwiastuti, M.Psi., Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM


| Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac. id selambat-lambatnya tanggal 25 Mei 2020. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.