Pada bulan Juni lalu, Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang (FMIPA UM) telah menyelenggarakan Entrepreneur Day. Entrepreneur Day ini dikenal sebagai Hari Kewirausahaan yang dimiliki oleh Departemen Biologi.

Entrepreneur Day diikuti oleh mahasiswa Program Studi S1 Biologi dan S1 Pendidikan Biologi yang sedang menempuh mata kuliah Proyek Biologi. Mereka mengimplementasikan mata kuliah tersebut melalui Entrepreneur Day. Entrepreneur Day berbentuk seperti bazar, di mana setiap kelompok diberikan tempat untuk memamerkan dan memperjualbelikan produk yang telah dibuat.

Pada akhir acara, terdapat pengumuman pemenang yang terdiri dari juara satu, juara dua, dan juara tiga dengan berbagai produk mereka yang berhasil menaklukkan hati juri. Para pemenang diberikan penghargaan berupa uang pembinaan dan piagam penghargaan. Juara satu diraih oleh pemilik produk sampo batang yang berasal dari merang (limbah jerami padi) dengan merk Orsentry. Produk ini diinisiasi oleh Dina Febriyanti, mahasiswa S1 Biologi, angkatan 2019. Orsentry dijual dengan harga empat puluh ribu rupiah per batangnya yang jika dalam bentuk cair, setara dengan 350 ml. Menurut Dina, Orsentry menjadi produk andalannya pada Entrepreneur Day karena ramah lingkungan dan masih jarangnya sampo berbentuk batang di Indonesia.

“Sampo ini merupakan produk ramah lingkungan karena kandungan surfaktannya (agen pembersih) menggunakan SCI (Sodium Cocoyl Isethionate) dari kelapa sebagai turunannya. Jadi, ramah lingkungan, ramah terhadap air, dan tidak menimbulkan pencemaran air,” Ungkap Dina.

Selain Dina, ada pula juara dua yang diraih oleh Tim Seresava dengan produknya yang bernama Seresava. Seresava merupakan sereal yang berbahan baku kulit singkong. Produk ini dijual dengan harga terjangkau, yakni sepuluh ribu rupiah untuk satu produk. Bahkan, ketika pelaksanaan Entrepreneur Day, Seresava bisa dinikmati dengan harga tujuh ribu rupiah saja.

“Adanya perubahan cepat dalam pola konsumsi kelompok berpendapatan bawah dan menengah ke makanan yang berasal dari gandum, terutama mie instan dan roti telah mendorong peningkatan impor gandum atau terigu, serta berkurangnya permintaan pangan yang berasal dari sumber daya dalam negeri, seperti ketela dan umbi-umbian lainnya. Kulit singkong merupakan salah satu limbah dari olahan singkong. Sekitar 10–15% dari total komposisi singkong adalah kulit singkong. Kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi dan dapat menjadi alternatif dari penggunaan gandum,” Ujar Desmona Aisyah, salah satu anggota Tim Seresava.

Juara ketiga diraih oleh Tim Holtikultura Project yang memiliki produk inovasi bernama BRANCH yang berupa briket aroma. Produk ini berasal dari limbah baglog jamur. Selain menggunakan limbah baglog jamur, BRANCH juga menggunakan bahan-bahan lain seperti tepung kanji dan air. Adapun beberapa hal yang melatarbelakangi Tim Holtikultura Project dalam menciptakan produk inovasi ini, di antaranya karena sampah yang menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap, serta pencemaran lingkungan. Di samping itu, bahan utama yang digunakan dalam pembuatan baglog merupakan super karbon yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif. BRANCH memiliki beberapa keunggulan, di antaranya memiliki daya panas yang tinggi dan tahan lama, mudah dibawa, ramah lingkungan, serta memiliki harga ekonomis, yakni delapan ribu rupiah untuk satu kemasannya.

Entrepreneur Day dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa Departemen Biologi untuk mengembangkan diri dalam memulai sebuah usaha. Harapannya, semoga pelaksanaan Entrepreneur Day berikutnya dapat lebih meriah, ramai pengunjung, dan tentunya menebarkan kebermanfaatan.

Reporter: Elsya