10915659_10204710984048745_7588322835356746564_o

Menggenggam setia dan menempatkan syukur di atas segalanya, kalimat inilah yang paling tepat untuk meringkas isi novel Kembang Mayang karya Karkono Supadi Putra. Novel ini mengangkat cerita seorang wanita bernama Mayang yang bersuami lelaki tampan, kaya raya, dan memiliki kesetiaan yang teramat dalam kepada sang istri, ia bernama Haris.
Sejak pernikahannya dengan Haris, Mayang merasa sangat bahagia dan bersyukur telah dipersunting lelaki yang menjadi pujaan banyak wanita itu. Dari Solo, mereka berbulan madu ke Kota Batu. Namun, siapa sangka, penjaga villa tempat mereka menginap berdua adalah Ryan, mantan kekasih Mayang terdahulu saat ia masih mengenakan seragam putih abu-abu.
Babak baru antara Mayang dan Ryan dimulai sejak Haris harus meninggalkan Mayang untuk mengikuti pembekalan beasiswa S2 di Denpasar, Bali. Selama mengikuti pembekalan, Ryan terus menerus menagih cinta yang tertunda untuk dimilikinya. Dia selalu menemui Mayang dan mengajak Mayang untuk keluar dari kehidupan Haris. Setelah mengalami kegalauan dahsyat yang berkecamuk dalam hatinya, Mayang harus menentukan pilihan: Haris atau Ryan. Mayang akhirnya memutuskan untuk memilih ikut dengan Ryan karena dia berpikir bahwa Haris hanya sibuk dengan study dan kariernya saja. Di Karimunjawa, mereka menikmati hari-hari berdua. Namun, disela-sela bersama Ryan, Mayang masih merindukan Haris, suami yang dicintainya yang ternyata sedang terbaring lemah di rumah sakit. Akhirnya, Mayang memutuskan kembali ke Solo untuk bersama Haris, setelah dia tahu bahwa Ryan ternyata telah banyak berubah. Ryan yang ada dihadapannya saat ini bukan lagi lelaki santun yang pendiam. Namun, seorang pemabuk, pecandu narkotika, egois, dan sangat emosional.
Rindu yang sekian lama menggenang di hati Haris, telah tumpah ruah dengan kembali bertemu bunga hatinya itu. Mereka melepas rindu yang teramat dalam disertai buliran air mata. Namun, disaat benih-benih rindu itu mulai terlampiaskan, Mayang mengaku kepada Haris bahwa dirinya telah berselingkuh dengan Ryan selama Haris di Bali. Kekagetan Haris pun memuncak dan mencipta gemuruh amarah yang maha dahsyat. Haris pun mengusir Mayang dari rumah. Namun, memang sebuah cinta akan kembali pada pemiliknya. Pada akhirnya Haris berlapang dada dan meminta Mayang untuk kembali kepangkuannya karena cintanya pada Mayang tidak jua pupus. Ujung cerita novel ini happy ending, Haris dan Mayang pun hidup bahagia dengan calon buah hati mereka dan menyelesaikan honeymoon yang sempat tertunda.
Novel yang sarat dengan kata-kata sastra ini tidak hanya menyajikan ramuan cerita yang menarik, enak dibaca, dan mamaksa pembaca untuk segera menuntaskan membacanya, tetapi juga memberikan informasi kepada pembaca tentang berbagai tempat wisata di Kota Malang, Kota Batu, dan Karimun Jawa yang menjadi pilihan honeymoon Haris dan Mayang. Penulis begitu detail mendeskripsikan tempat-tempat wisata tersebut, mulai dari Kusuma Agrowisata, Museum Angkut, Jl. Ijen, Gunung Bromo, dll.
Bahasanya ringan, tapi tetap sanggup mengantarkan makna yang dalam dengan sentuhan sastra yang sangat kental. Hanya saja, kekurangan dari novel ini, tokoh-tokoh yang hadir diantara tokoh utama, semua serba kebetulan, jadi jauh dari kesan cerita nyata dan seolah hanya karangan cerita semata.
Bagi penikmat sastra, novel ini merupakan pilihan tepat untuk dinikmati, tidak hanya menyajikan alur cerita yang digambarkan penuh dengan kalimat sastra, penulis juga menyajikan puisi-puisi indah bertema cinta yang mampu mengaduk emosi pembaca. Selamat menikmati novel indah karangan dosen Sastra Indonesia FS UM ini.
Penulis adalah  Redaktur Pelaksana Komunikasi