Oleh Kesia Nurhayati H

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak  memiliki manfaat, di antaranya sebagai bumbu masak (terutama   kare), pewarna makanan, minuman, tekstil, dan kosmetik. Tanaman ini telah dikenal sejak lama di Indonesia dan penggunaannya cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat pola hidup dewasa ini yang cenderung modern dan instan menjadikan penyakit yang berkembang juga beragam.
Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu, minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa, dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi, dan vitamin C.
Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoid dihitung sebagai persen kurkumin karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut, beberapa penelitian, baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin.
Rimpang kunyit memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai anti koagulan, menurunkan tekanan darah, obat cacing, obat asma, penambah darah,obat sakit perut, diare, usus buntu, dan rematik. Selain berkhasiat dalam pengobatan, rimpang kunyit juga banyak digunakan untuk bahan pewarna, bahan campuran kosmetika, bakterisida, fungisida, dan stimulan. Secara tradisional, air rebusan rimpang yang dicampur dengan gambir digunakan sebagai air kumur mulut untuk gusi bengkak.
Selain itu, salah satu tanaman obat yang berpeluang   sebagai  pengganti  pengobatan kimiawi yang dapat memerlambat datangnya penyakit pikun  adalah kunyit. Kunyit juga dapat menyembuhkan penyakit alzheimer (pikun usia manula).
Hasil penelitian Dr. Tze-Pin Ng dari Universitas Nasional Singapura (NUS) pada 1.010 manula berusia 60 tahun sampai 93  pada 2003 menunjukkan bahwa manula yang rajin mengonsumsi bumbu kare memiliki daya ingat yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang atau yang tidak pernah sama sekali. Ternyata, rahasianya terletak pada zat pewarna kuning (kurkumin) yang terdapat di dalam rimpang kunyit yang digunakan dalam membuat bumbu kare tersebut. Kurkumin pada kunyit memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengobati berbagai jenis penyakit karena senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai anti tumor promoter, antioksidan, antimikroba, antiradang, dan antivirus. Selain itu, kurkumin pada kunyit ternyata juga berperan dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh.
Tepung kunyit yang akan dijadikan bahan racikan bumbu kare dapat dibuat dari umbi kunyit yang telah dikeringkan. Ditinjau dari segi kemudahannya, umbi yang telah diiris lalu dikeringkan akan lebih mudah digiling untuk dijadikan tepung. Di negara-negara konsumen seperti Amerika Serikat dan Inggris, tepung kunyit digunakan secara langsung sebagai bumbu pewarna makanan dan bahan baku pembuatan oleoresin. Di India, tepung kunyit merupakan salah satu bahan dasar untuk pembuatan bumbu kare yang merupakan campuran homogen dari berbagai jenis tepung kunyit.
Dengan rutin mengonsumsi bumbu kare, akan dapat menurunkan resiko serangan penyakit alzheimer yang bisa menyebabkan pikun total karena kondisi fisik otak yang terus menurun. Namun, penggunaan yang berlebihan pun bagi usia lanjut dapat menimbulkan efek sakit perut, gangguan hati, dan ginjal. Dari hasil kesimpulan para peneliti yang dilaporkan dalam American Journal of Epidemiologi edisi 1 November 2006 menyatakan bahwa bumbu kare sangat berpotensi mencegah alzheimer karena dilihat dari kemanjurannya dan  tidak beracun. Hasil penelitian ini merupakan bukti pertama yang menunjukkan hubungan antara konsumsi kare dengan kemampuan kognitif otak.
Untuk pemeliharaan tanaman kunyit perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan untuk menghindari kompetisi dengan gulma dalam memperoleh zat hara serta untuk menjaga kelembapan, suhu, dan kegemburan tanah. Pembumbuan dilakukan setelah selesai penyiangan untuk memerbarui saluran drainase pemisah petak; tanah dinaikkan ke petak-petak tanam. Jarang terjadi serangan hama dan penyakit pada tanaman kunyit.
Untuk mencegah penyakit busuk rimpang yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum dapat dilakukan dengan menggunakan benih sehat, perlakuan benih sehat (antibiotik), menghindari pelukaan (rimpang diberi abu sekam), pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi agar tidak ada genangan air dan aliran air tidak melalui petak sehat, serta inspeksi kebun secara rutin.
Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit menunjukkan bahwa ekstrak kunyit aman digunakan dalam dosis terapi. Rimpang kunyit yang diberikan secara oral tidak memberikan efek teratogenik (dampak pada embrio/janin) pada tikus. Keamanan ekstrak kunyit selama kehamilan belum terbukti. Penggunaan selama kehamilan harus di bawah pengawasan medis. Ekskresi ekstrak kunyit melalui ASI dan efeknya pada bayi belum terbukti. Sebaiknya, penggunaan selama menyusui di bawah pengawasan medis.

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Biologi  angkatan 2005