Sebagai perguruan tinggi yang dinamis dengan sejarah panjang dan pengalaman melimpah, UM dengan brand name “The Learning University” selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan yang baik adalah yang antisipatif agar tidak tertinggal. Salah satu perubahan dan perkembangan itu terkait dengan peningkatan kapasitas dan manajemen kelembagaan. Contoh  terkini adalah lahirnya unit institusi baru, diantaranya adalah program studi (prodi) S1 Pendidikan IPA, Prodi S1 Pendidikan IPS, Prodi S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen, dan Prodi S2 Manajemen.

Prodi S1 Pendidikan IPS
Berangkat dari tingginya kebutuhan terhadap guru dengan kualifikasi akademik yang tepat untuk mengajar mata pelajaran IPS Terpadu di SMP, Pendidikan IPS kini telah resmi menjadi prodi baru di Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Pada tahun ajaran 2012/2013 ini, Prodi Pendidikan IPS siap menerima mahasiswa baru baik dari jalur undangan, Bidik Misi, maupun SNMPTN dengan total 80 mahasiswa baru untuk dua kelas.
“Ide untuk pengadaan Prodi Pendidikan IPS sebenarnya sudah lama ada seiring semakin tingginya kebutuhan di lapangan,” ujar Kepala Prodi Pendidikan IPS, Drs. Nur Hadi M.Pd, M.Si. Selama ini, kewenangan mengajar IPS Terpadu di SMP diserahkan kepada tenaga pendidik tanpa didasarkan pada tingkat profesionalitas akademik mereka. Sehingga mata pelajaran IPS yang mencakup tiga bidang studi sekaligus yakni ekonomi, sejarah dan geografi biasanya dipegang oleh guru lulusan pendidikan dari salah satu bidang saja.
Ketidakcocokan pengalaman akademik dengan pengalaman di lapangan juga kerap ditemui saat mahasiswa Sejarah atau Geografi harus melaksanakan PPL di SMP, yakni mereka juga harus mengajar tentang Ekonomi saat mata pelajaran IPS Terpadu. Selain itu, menurut Nur Hadi, situasi global saat ini menyajikan berbagai problematika yang tidak cukup hanya dilihat secara monolitik, misalnya perubahan budaya atau kependudukan. Permasalahan ini perlu penyelesaian dari berbagai sudut pandang, baik ekonomi, sejarah maupun geografi. Untuk siswa SMP dengan cara berpikir yang masih general dalam menghadapi permasalahan, maka diperlukan tenaga pengajar dengan pembelajaran yang tidak bersifat monolitik.
Dengan Prodi Pendidikan IPS ini, nanti­nya mahasiswa akan disiapkan untuk memahami permasalahan dengan konsep lintas disiplin. Sehingga tidak hanya dalam pembelajaran di SMP, tapi di masyarakat juga. Para lulusan akan mampu memberi kontribusi tidak hanya dalam menghadapi isu-isu kekinian namun juga memberi solusi permasalahan. “Oleh karena itu keberadaan prodi Pendidikan IPS ini memang mutlak diperlukan,” tandas Nur Hadi.
Ide yang memang sudah lama ada ini baru mendapat tempat untuk direalisasikan sejak berdirinya Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Ide tersebut lantas diformulasikan dan dimatang­kan menjadi rencana dengan penyusunan draft rancangan pendirian Prodi Pendidikan IPS sejak setahun lalu. Pada 1 Maret 2012, akhirnya Prodi Pendidikan IPS resmi berdiri dengan turunnya surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 62/E/O/2012. Untuk kesiapan dari segi dosen serta sarana dan prasarana tentunya akan semakin ditingkatkan secara bertahap. Untuk ketersediaan tempat memang masih ada kendala. Namun, hal ini diharapkan akan teratasi dengan selesainya pembangunan gedung FIS yang saat ini masih dalam proses.
Meski merupakan prodi baru, ternyata animo para peminat prodi ini sangat tinggi. Terbukti dari para pendaftar untuk jalur non-SNMPTN saja sudah dua kali lipat jumlahnya dari kursi yang tersedia. Jumlah ini mengalahkan prodi lain yang sudah ada sebelumnya yakni prodi Pendidikan Sejarah dan Pendidikan Geografi.  Dengan membeludaknya para peminat ini, tentunya akan terjadi persaingan yang ketat untuk memperebutkan kuota. Nur Hadi yakin bahwa persaingan ini tentunya akan diperoleh input yang lebih berkualitas juga.
“Prodi Pendidikan IPS ini memiliki potensi besar untuk menjaring mahasiswa dengan kualitas yang mumpuni, sehingga input bagus ini lewat proses pembelajaran yang kami siapkan seoptimal mungkin tentunya diharapkan akan lahir tenaga pendidik yang bagus pula,” terang Nur Hadi.

Prodi S1Pendidikan IPA
Senada dengan Kaprodi Pendidikan IPS, Dekan FMIPA, Prof. Dr. H. Arif Hidayat, M. S1 menjelaskan bahwa kehadiran Prodi Pendidikan IPA merupakan upaya untuk menjawab kebutuhan akan guru mata pelajaran IPA Terpadu di SMP. Beberapa SMP sudah memisahkan mata pelajaran IPA Terpadu menjadi Fisika dan Biologi. Hal ini tentunya didukung dengan ketersediaan tenaga pengajar yang kompeten di bidangnya. Dalam raport,  nilai Fisika dan Biologi tersebut kemudian digabung men­jadi satu mata pelajaran, yakni IPA Terpadu. “Namun, kecenderungan saat ini yang ada di SMP adalah mata pelajaran IPA Terpadu diajarkan oleh satu guru dengan background pendidikan dari Fisika atau Biologi saja,” terang Arif Hidayat.
Pada awal penerimaan mahasiswa baru mendatang, prodi Pendidikan IPA hanya akan membuka 1 kelas untuk 40 orang, baik dari SNMPTN maupun undangan. Menurut Arif, belum ada rencana penambahan laboratorium di MIPA dalam mempersiapkan prodi baru ini. Namun, ada kemungkinan penambahan dosen untuk kepentingan akreditasi.
Arif menambahkan bahwa pengadaan prodi Pendidikan IPA merupakan usulan tahun lalu dari senat. Meski beliau sebagai dekan FMIPA baru yang dilantik tahun ini, namun Arif  berkomitmen akan menjalankan amanahnyaseoptimal mungkin dan bekerja sama dengan Kaprodi Pendidikan IPA Dra. Sri Rahayu, M. Ed, Ph.D terkait prodi baru tersebut. “Untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, tentu harus ada upaya yang sungguh-sungguh pula,” ujarnya.
Sama seperti prodi Pendidikan IPS, prodi Pendidikan IPA tidak masuk dalam salah satu jurusan, namun langsung di bawah Fakultas MIPA. Sebagai ‘saudara’ baru di FMIPA, ketua BEMFA Agus Sugianto menyambut baik kehadiran prodi Pendidikan IPA. Jika dalam PKPT nanti setiap maba dikelompokkan sesuai jurusannya, maka untuk sementara prodi Pendidikan IPA akan langsung berada dibawah koordinasi BEMFA. “Kalau tidak ada perubahan, Insya Allah kami sudah menyiapkan warna putih untuk prodi pendidikan IPA,” ujar Agus.

Prodi S2 Manajemen
Sebagai bentuk partisipasi aktif dalam meng­embangkan kualitas SDM yang profesional, UM membulatkan tekad untuk membentuk prodi baru dengan level yang lebih tinggi di bidang manajemen yaitu S2 Manajemen. Persiapan selama kurang lebih dua tahun telah dilalui dengan pertimbangan yang matang, mulai dari sarana prasarana, program pembelajaran yang akan ditawarkan, hingga sumber daya manusia yang menjadi komponen penting. Tak heran jika prodi ini dikatakan layak launching. Sebanyak 11 orang dosen dengan 4 orang profesor dan 7 orang doktor telah siap membina matakuliah pada prodi S2 Manajemen ini. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 62/E/O/2012, tepat pada tanggal 22 Mei 2012 kemarin, akhirnya prodi ini resmi menjadi bagian dari program pascasarjana UM.
Prodi ini menawarkan misi, salah satunya yaitu mengembangkan ilmu manajemen untuk kesejahteraan manusia melalui orientasi kualitas dan profesionalisme sehingga mampu bersaing di pasar kerja. Sebagai prodi S2 murni pertama di kampus UM, prodi ini bertekad untuk menepis anggapan yang masih melekat pada masyarakat, bahwa UM hanya menjadi spesialis tenaga pendidik. Dengan menggandeng Ciputra Group, S2 Manajemen menawarkan laboratorium untuk praktik langsung ilmu manajemen di lapangan. Selain itu, mitra kerjasama yang telah terikat dengan jurusan manajemen sebelumnya tetap akan diajak, meliputi Mc Donald, Bakso Cak Man, Mie Setan, dan usaha kecil dan menengah lainnya.
Prof. Dr. Sudarmiatin, M.Si. selaku Ketua Prodi menilai bahwa peluang S2 Manajemen untuk diterima masyarakat sangat besar. Saat ini ilmu manajemen dibutuhkan oleh segala lapisan masyarakat, tidak hanya bagi pengusaha, praktisi pendidikan, bahkan pemimpin pun membutuhkan ilmu manajemen agar dapat menjual produknya. “Ilmu manajemen menawarkan inovasi dan kreasi dalam mengolah sesuatu hal, inilah mengapa ilmu manajemen sangat berhubungan dengan segala bidang, baik pertanian, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain,” pungkasnya.
Dalam merintis program ini, Sudarmiatin mengaku telah menjalin komunikasi dengan alumni S1 Manajemen UM dan menyebarkan informasi secara luas melalui media elektronik seperti Website, Facebook dan Twitter. Berbagai upaya pun telah direncanakan, salah satunya dengan mengadakan seminar bisnis dan manajemen dengan tema, “Perspektif, Peluang, dan Tantangan bagi Praktisi dan Pendidik”. Antusiasme berbagai kalangan terlihat dari peserta yang hadir dalam seminar ini. Tidak hanya mahasiswa dari S1 Manajemen, mahasiswa dari jurusan lain juga hadir untuk mengikuti serangkaian seminar. “Diharapkan dengan adanya prodi S2 Manajemen ini dapat direspons positif oleh masyarakat sebagai upaya UM untuk melayani kebutuhan pasar, kami mohon doa restu!” pesan Mia, sapaan akrab Sudarmiatin.Anum

Prodi S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen
Tanggal 22 Mei 2012 kemarin bukan saja menjadi hari bersejarah bagi prodi baru S2 Manajemen. Prodi S2 pendidikan bisnis dan manajemen turut pula diresmikan untuk meramaikan dunia bisnis yang saat ini semakin berkembang. Dengan latar belakang problematika bisnis dan manajemen yang semakin kompleks, UM menghadirkan solusi melalui jalur pen­didikan. Harapannya, prodi ini mampu memberikan pengetahuan bisnis dan manajemen sehingga persaingan tidak sehat dapat dihindari.
Prodi S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen UM hingga saat ini masih merupakan satu-satunya di Indonesia. Prodi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya bagi guru dan dosen yang ingin melanjutkan studinya. Prodi ini ingin memenuhi minat dan memfasilitasi peningkatan karir profesional para guru yang mengajar dalam bidang bisnis dan manajemen, khususnya yang berlatar belakang S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran dan S1 Pendidikan Tata Niaga di SMK/SMA, termasuk yang berlatarbelakang S1 Pendidikan Akuntansi, S1 Pendidikan Ekonomi, S1 Pendidikan Ekonomi Koperasi, dan S1 Manajemen.
Dalam hal ini, prodi S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen mendukung percepatan sertifikasi guru setidaknya dalam hal kualifikasi akademik, perencanaan pelaksanaan-evaluasi pembelajaran, dan pengembangan profesi, peningkatan kompetensi guru dalam penelitian,  program pengembangan sekolah bertaraf internasional (SBI). Selanjutnya, prodi ini diselenggarakan untuk memenuhi permintaan alumni S1 Kependidikan dan S1 Nonkependidikan yang relevan dengan pendidikan bisnis dan manajemen, serta dosen-dosen PTN maupun PTS yang masih memiliki latar belakang pendidikan S1 untuk melanjutkan ke jenjang S2.
Tak kenal menyerah, demikian yang pantas disematkan untuk prodi ini. Se­menjak pertama mengusulkan proposal pada tahun 2009, berkali-kali usulan ini mengalami revisi sampai akhirnya disetujui pada akhir 2011. Selain faktor sarana dan prasana serta SDM yang mendukung, UM merupakan kampus yang berpotensi untuk mencetak tenaga pendidik yang handal. Oleh karena itu, diperkirakan peminat prodi ini akan cukup banyak.
Sama halnya dengan S2 Manajemen, S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen akan bekerja sama dengan beberapa mitra usaha mulai dari yang kecil, sedang hingga atas. Praktik langsung akan diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat update terhadap informasi dan wawasan bisnis di era global. “Pada mekanismenya nanti, S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen dan S2 Manajemen akan berjalan sinergis namun tetap harmonis. Jika S2 Manajemen dari segi konten keilmuwan, maka S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen merupakan pe­ngembangan melalui bidang pendidikan, jadi kehadirannya saling mendukung,” ujar Ketua Prodi S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Prof. Dr. F. Danardana Murwani, M.M.Juliyatin