Oleh Ali Imron
Untuk yang kesekian kalinya, UM, melalui Rayon 115 PSG mendapat mandat menjadi pelaksana PLPG. Sebagai instruktur PLPG, banyak sejawat yang merasakan, betapa beragamnya karakteristik fisiko-psiko-sosiologis dan kemampuan awal peserta PLPG. Dari yang hampir pensiun sampai yang masih baru. Dari yang asal perkotaan sampai yang asal pelosok. Dari yang punya kemampuan agak lanjut sampai yang masih blank tentang ilmu pembelajaran.
Para peserta pun tampak sangat antusias saat mengikuti seluruh rangkaian proses PLPG: menimba ilmu yang di-share-kan oleh instruktur, mendalami materi bidang studi, workshop perangkat kurikulum dan pembelajaran, serta peer teaching. Saat peer teaching, terlihat bahwa peserta telah mengerahkan segenap kemampuan mengajarnya di hadapan instruktur. Maka, aneka kreasi cara mengajar pun banyak bermunculan. Bahkan, peserta dari PAUD, tatkala peer teaching, tidak hanya indoor, tetapi banyak juga yang outdoor. Menggunakan alam sekitar hotel-hotel di Kota Batu sebagai sumber dan media pembelajaran. Benar-benar kontekstual.
Instruktur yang hampir semuanya terdiri atas dosen UM itu juga menunjukkan antusiasmenya, baik ketika share ilmu kepada peserta, maupun ketika mengadvokasi workshop, meriviu perangkat pembelajaran, dan memberikan saran perbaikan terhadap tampilan mengajar peserta. Saling asah, asih, dan asuh pun bisa terjadi antara instruktur dan peserta, serta antarpeserta sendiri.
Andai saja seluruh pengalaman selama PLPG itu diterapkan di lapangan, andai saja share ilmu antara pakar UM dengan para guru itu tetap sustainable hingga pasca-PLPG, andai saja suasana share of experience antarsejawat yang dikondisikan oleh instruktur PLPG itu tetap bisa lanjut hingga pasca-PLPG, tentu suasana sekolah kita akan menunjukkan perubahan positif yang signifikan, tentu para peserta didik akan makin betah dan senang mengikuti pembelajaran gurunya yang makin berbobot, kreatif, dan menyenangkan. Efeknya, komitmen, antusiasme, kebetahan, hasil belajar, dan retensi belajar peserta didik makin meningkat.
Betapa banyaknya kreasi mengajar peserta PLPG saat peer teaching, betapa banyak dan berharganya riviu perbaikan yang direkomendasikan oleh instruktur kepada peserta. Maka, tindak lanjut PLPG pun akhirnya menjadi suatu keniscayaan. Jangan sampai benih-benih perubahan pembelajaran yang telah disemai selama PLPG hilang karena kalau sampai hilang, akan memosisikan peserta seperti lirik sebuah nyanyian, Aku masih seperti yang dulu….
Tindak lanjut PLPG tentu berupa kepercayaan pemerintah (Kemendikbud) kepada UM untuk melakukan continuing professional development (CPD (kini juga berlabel pengembangan keprofesionalan berkelanjutan [PKB]) kepada para peserta. Sebab, profesionalitas menghendaki para pekerjanya menjadi reflective practicioner. Selalu merefleksikan apa yang sudah dilakukan dan melakukan perbaikan tanpa putus terhadap kinerjanya (quality continues improvement). Kita semua, tentu berharap, jika mandat untuk CPD/PKB itu memang diberikan kepada LPTK kredibel yang punya track record panjang dan teruji dalam penyiapan SDM pendidikan: UM.
Para pembaca Komunikasi, selain laporan khusus tentang PLPG, simak juga laporan utama yang mengcover UM sebagai kampus dalam taman, laporan khusus tentang prodi-prodi baru di UM, di samping, tentu saja rubrik-rubrik lain yang tetap menarik.
Penyunting
Guru besar S1 AP, S2 dan
S3 Manajemen Pendidikan PPs