Oleh Ahmad Basri

Menidurkan Indonesia sejenak
Dari gelimang gerimis yang
Terlahir melalui pola pola awan
Lalu menepis pundakmu
Dan menghantam dedaunan gugur
Di pekarangan rumah rumah

Barangkali Indonesia perlu tidur
Sejenak saja,
Agar kepala, pundak, lutut, dan kaki
Merenggang diri
dari carut marut negeri

Kawan,
Aku ingin menidurkan Indonesia sejenak
Melalui timang yang diikat di antara dua tiang
Kemudian Emak meninabobokkan
Dengan dendang sayang
: tentang nyanyian adil
Yang sekarang tak kunjung andil

Barangkali Indonesia perlu tidur sejenak, kawanku
Mumpung hari sedang gerimis
Airnya turun secara ritmis
Garis daun telah meringis
Indonesia perlu tidur sejenak
Tampak lelah dengan hukum
Kaum kaum kian rukun

Indonesia memang perlu tidur sejenak
Demi rileks pikiran
Bayangkan bocah kecil mencuri sandal
Dengan bocah besar memilah ‘sendal’
Sendal sendal terpakai apik
Menuntun deru demi dentum hirup

Indonesia itu perlu tidur sejenak
Dari tragedi tragedi jalanan
Mobil dengan sopir angkot
Pengambil dengan pemboikot

Indonesia harus tidur sejenak, kawanku
Sebab gerimis semakin ritmis
Segala yang meringis jadi bengis
Segala yang bengis menjelma tangis

Beri selimut, bantal, dan guling
Pasang obat nyamuk dan matikan lampu

2014

 

Penulis adalah mahasiswa
Sastra Indonesia. Puisi ini Juara II kategori Puisi Kompetisi Penulisan Rubrik Majalah Komunikasi 2015.