Rayakan Imlek di awal tahun 2019, Pusat Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang (UM) menggelar kompetisi fotografi dan fashion design tingkat nasional yang diikuti oleh para pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, serta mahasiswa. Kompetisi ini telah dibuka sejak akhir tahun 2018 lalu, sedangkan babak final berlangsung pada Sabtu (9/2) di aula Gedung A3 UM. Dimulai pukul 09.00 WIB, grand final berlangsung meriah dengan fashion show dan penampilan-penampilan lain yang kental dengan nuansa Tiongkok.
“Setiap Imlek, kami selalu menggelar acara dengan berbagai tema yang berbeda. Untuk tahun ini, tema yang kami usung adalah ‘Tiongkok di Mataku’ bagi kompetisi fotografi. Dari situ, kita akan tahu bagaimana pandangan orang-orang tentang kebudayaan Tiongkok di tengah fenomena rasisme yang masih saja muncul saat ini,” tutur Aulia, ketua panitia acara. Sementara itu, dalam kompetisi fashion design, para peserta harus mendesain pakaian gaya Tiongkok secara anti-mainstream, yaitu dengan menggunakan barang-barang bekas. Tidak hanya mendesain, peserta juga harus melakukan fashion show di hadapan para juri dan penonton. “Awalnya sih aku dapat info dari teman, lalu aku tertarik, akhirnya memutuskan untuk ikut,” ungkap Steven Yang, salah satu peserta kompetisi fashion design dari Universitas Ma Chung, Malang.
Selain penampilan-penampilan bernuansa Tiongkok, acara ini juga dimeriahkan dengan tampilan bernuansa budaya Indonesia. Ada penampilan Tari Remo yang dibawakan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya Malang. Ada pula fashion show yang memadukan budaya Indonesia dan Tiongkok yang diperagakan oleh mahasiswa UM. Tidak hanya itu, di sela-sela acara juga ada pengundian angpau.
Tak tanggung-tanggung, panitia juga menghadirkan juri-juri berkompeten dari berbagai universitas yang bekerjasama dengan Pusat Bahasa Mandarin UM, di antaranya Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Negeri Surabaya. Di penghujung acara, nama Lailatus Sa’adah, mahasiswi UM muncul sebagai juara pertama dengan hadiah senilai Rp1.200.000,00. Tidak hanya itu, Lailatus juga berhasil membawa pulang gelar juara kategori paling kreatif dengan hadiah senilai Rp500.000. Kemudian, Dyna Melania, mahasiswi UM yang mengikuti kompetisi fashion design juga berhasil membawa pulang gelar sebagai juara pertama desain pakaian paling ramah lingkungan dengan hadiah senilai Rp500.000,00.
Dengan adanya acara ini, panitia berharap generasi muda akan lebih mengenal beragam kebudayaan sejak dini, termasuk kebudayaan Tiongkok. “Jadi, kebudayaan-kebudayaan yang beragam termasuk kebudayaan Tiongkok ini seharusnya tidak hanya sekadar kita lihat. Tidak ada salahya juga kita mengapresiasi dan turut mempelajari,” pungkas Aulia.Azril