Pemilu Raya (Pemira) selalu menjadi ajang pesta demokrasi di berbagai universitas, Begitu juga dengan Universitas Negeri Malang (UM). The Learning University ini telah sukses menyelenggarakan Pemira serentak pada Rabu (27/11) lalu. Sistem e-voting telah diberlakukan di seluruh fakultas. “Sistem e-voting sebenarnya sudah diterapkan sejak tahun 2018, tapi hanya di beberapa fakultas. Baru pada tahun ini semua fakultas memakai e-voting, termasuk juga mahasiswa disabilitas di FIP,” ujar Eko Wahyu Setiawan, S.S., Kepala Sub Bagian Pusat Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (PTIK) UM.

Di sisi lain, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga penyelenggara Pemira UM 2019 telah mewadahi segala hal tentang Pemira dalam satu akun media sosial resmi di platform Instagram @officialkpuum. Dalam akun tersebut juga terdapat video tutorial e-voting untuk memudahkan pelaksanaan Pemira dengan sistem e-voting di seluruh fakultas. Dr. Mu’arifin, M.Pd. selaku Wakil Rektor III UM juga mengatakan bahwa diterapkannya sistem e-voting dalam Pemira ini adalah salah satu bentuk upaya adaptasi terhadap kemajuan teknologi. “Sekarang sudah era Revolusi Industri. Berbagai kampus besar di Indonesia juga menggunakan sistem evoting. Apalagi, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UM juga sudah mendukung. Yang paling penting adalah objektivitas,” imbuhnya. Mu’arifin melanjutkan, meskipun menggunakan sistem e-voting, regulasi mengenai pelaksanaan Pemira harus tetap menjunjung asas ‘jurdil’ (jujur dan adil, red.). Berbagai komponen yang terlibat dalam pelaksanaan Pemira juga harus senantiasa belajar dan memahami tupoksi serta status dan perannya masing-masing.

Sementara itu, dari sudut pandang mahasiswa, Pemira tahun 2019 yang dilaksanakan secara serentak menggunakan sistem e-voting adalah sebuah terobosan yang efektif. “Selama ini saya selalu ikut voting dalam Pemira. Jadi menurut saya, e-voting ini cukup memudahkan banyak pihak.” tutur Via, salah satu mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).

Sebelum pengambilan suara, berbagai bentuk kampanye dilakukan para pasangan calon dalam Pemira. Mereka menggelar kampanye dengan memadukan berbagai kreativitas. Setyawan, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) mengungkapkan bahwa kampanye kreatif merupakan kampanya sehat yang harus dibudayakan. “Kampanyenya kreatif, nggak monoton. Ada yang pakai video semacam testimoni dari beberapa pihak, jadi terlihat kompetitif tapi tetap sehat,” ujarnya. Dalam Pemira UM 2019 terdapat tiga pasang calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Mereka adalah Dikhi Setia (FIK) dan M. Ihsan Yudha (FIP), M. Haikal (FT) dan Ivanka Harits (FMIPA), serta Satriyo Ichrom (FIS) dan M. Wildan (FIK). Setelah melewati berbagai tahap, Pemira UM 2019 pada akhirnya dimenangkan oleh pasangan M. Haikal dan Ivanka Harits. Pelantikan Ormawa periode 2019/2020 dilaksanakan di masing-masing fakultas pada Kamis (30/1).

“Pada dasarnya, kita semua adalah keluarga. Berbagai event kemahasiswaan seperti Pemira ini adalah sarana yang baik bagi para mahasiswa untuk menempa diri. Nanti, kita pasti akan berhadapan dengan lingkungan yang lebih keras, lebih ganas. Lingkungan yang seperti itu tentu membutuhkan kompetensi khusus. Jadi, saya harap para mahasiswa senantiasa memanfaatkan sebanyak mungkin event-event di kampus,” pesan Mu’arifin menutup wawancara yang dilakukan Komunikasi. Azril