by nida | Dec 29, 2010 | rancak budaya
Sajak Royyan Julian perempuan itu telah berpijak di hadapan cinta yang tinggal menunggu detiknya pada puncak bukit tengkorak. ia kembali mengenang ketika mata itu menahan raganya—bahkan hatinya—dari batu rajam yang dilontar oleh tangan-tangan suci para dewa....
by nida | Dec 29, 2010 | rancak budaya
Cerpen Natalia Wijayanti Aku ini penggila drama. Tapi aku bukan drama queen karena tidak setiap aspek kehidupanku, aku sikapi dengan penuh ekspresi. Menurutku, drama adalah sisi lain dari wajah dan watak kita. Kita bisa menjadi siapa saja sesuai dengan tokoh yang...
by nida | Nov 25, 2010 | rancak budaya
Sajak Tria Wulandari Kuharap pagi ini koran itu tidak lagi membawa tipuan yang mengatasnamakan demokrasi dan menjual tirani ke sana kemari. Sedang Malaikat mencatat dalam sajaknya sampai terakhir adalah dosa. Alur pada babak pertama diberitakan: Rakyat adalah...
by nida | Nov 25, 2010 | rancak budaya
Cerpen Ani Aulia Safitri Pengap. Sempit! Bau keringat menyebar di seluruh ruangan lembab ini. Apalagi si Gendut itu tanpa henti mengepulkan asap rokok yang entah dari apa. Kurasa baunya begitu menyengat. Meskipun aku sudah biasa dengan asap rokok, tapi aku tak tahan...
by nida | Jul 30, 2010 | rancak budaya
Oleh Bahauddin cahaya binal di pelupuk mata bertari dalam padu berlari dalam syahdu mengiring langkah sang serdadu tanpa; berpucuk laras panjang, bersarung pedang tegang, berbilah pisau lisau namun tegap berderap tiada lorong selimut ragu hanya ada satu jalan; Maju!...
by nida | Jul 30, 2010 | rancak budaya
Oleh Anindita Sastavianti Semilir angin melewati setiap lekuk besi berkarat itu. Kapal tua yang merapat di dermaga tanjung perak teronggok. Posisinya sedikit miring seolah meratap pilu. Menjelang tengah malam, sedikit sekali kedaraan pengangkut barang yang ikut. Satu...