Dalam rangka pengembangan dan perluasan informasi bagi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UM, FIK menyelenggarakan seminar internasional dan workshop Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Acara ini diselenggarakan pada Kamis, 30/4 bertempat di aula gedung A3 lantai 2 dengan didatangkan pemateri dari Nasional Institute of Education Singapore  yaitu Prof. Joan Marian Fry dan Prof. Toho Choliq Muthohir dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dengan mengusung tema “The great curriculum innovation of sport science faculty to reach graduates professionalism development” FIK juga juga menampung masukan bagi pengembangan kurikulum FIK yang didatangkan dari kalangan kepala sekolah, guru-guru Penjaskes, serta praktisi ilmu keolahragaan yang turut berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan dan inovasi kurikulum Pendidikan Jasmani dan Keolahragaan. Seminar ini diikuti oleh dosen, mahasiswa pendidikan tinggi keolahragaan, kesehatan masyarakat, guru Penjaskes, dan peminat masalah kesehatan olahraga.
Di tengah-tengah acara Dr. Saichudin, M.Kes memberikan simulasi “Brain-gym exercise”. Sementara itu, di akhir acara diadakan sharing experience yang membuat satu sama lain berupaya tukar informasi guna pengetahuan bersama dalam bidang keolahragaan. Fahmi salah seorang peserta dari alumnus FIK 2009 mengeluhkan “Saya merasa tidak siap mbak dengan acara sebesar ini. Mungkin ini terlalu mendadak. Jadi sebaiknya diinformasikan jauh hari sebelumnya agar kami siap dengan tema yang diusung.” Pembaruan sistem pendidikan Fakultas Ilmu Keolahragaan menuju profesionalisme guru Penjasor dan tantangan ilmu keolahragaan di masa depan.
Dalam materinya yang bertajuk “Characterized physical education to build health, excellence, wellbeing and friendly pupils” Prof. Toho Choliq Muthohir mngutarakan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam rangka upaya perubahan kurikulum sebagai berikut:

Pembaharuan FIK
Rumusan visi FIK adalah Perlu diselaraskan dengan visi universitas dan review dengan tuntutan perubahan. Visi FIK: Perlu redefinisi secara lebih eksplisit dengan memperhatian tujuan ideal jangka panjang yang harus diwujudkan. Misalnya, mewujudkan sistem pendidikan TKO (Tenaga keolahragaan)  yang mandiri dan unggul dalam menyiapkan SDM yang kompeten dan menghasilkan IPTEK yang relevan dengan pembangunan pada tahun 2025.
Tujuan Pendidikan di FIK harus mencakup empat spektrum, yaitu -pendidikan tenaga guru PENJASORKES,  menghasilkan tenaga profesional sesuai kebutuhan masyarakat (pelatih, masseur, instruktur, dsb), menghasilkan SDM keolahragaan kompeten berwawasan ilmiah berbasis riset  (peneliti), menghasilkan IPTEK keolahragaan yang relevan dengan pembangunan.
FIK perlu tenaga akademik professional keolahragaan antara lain dosen, guru, dan peneliti bidang keolahragaan. Selain itu juga perlu tenaga profesional untuk penyediaan karier di bidang kesehatan, kebugaran, rehabilitasi, informasi, komunikasi, jurnalistik, bisnis produksi/jasa, kepakaran, olahraga, dan rekreasi.
Selama ini karier dalam bidang sport industry, sport infrastructure, doping in sport layaknya belum tertangani dengan serius karena banyak lulusan yang berorientasi menjadi PNS. Oleh karena itu perlu tracer study terhadap lulusan.
Pendidikan pra-jabatan guru penjas di FIK perlu dipertegas. Sebagai contoh guru profesional dengan guru, pelatih, dan profesi lain. Profesi guru berbeda dengan pelatih, sebab memiliki implikasi kurikulum yang berbeda profesi pelatih olahraga telah direkognisi sejak tahun 2007 sebagai jabatan fungsional PNS.

Inovasi Kurikulum Prodi Penjaskes
Kurikulum 8-10 semester dengan rincian pendidikan akademik 6-8 semester + 2 semester pendidikan profesi. Dengan lulusan menjadi guru penjasorkes. Guru penjasorkes wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. Kualifikasi akademik diperoleh pendidikan S-1 atau D-4 dan sertifikasi pendidik diperoleh dari pendidikan profesi selama 2 semester. Pendidikan profesi diikuti oleh peserta yang berkualifikasi S-1/D-4 dan selain itu guru wajib memiliki kualitas akademik disertai sertifikat 10 tahun.
Kurikulum yang ada sekarang layaknya perlu direview meliputi beberapa mata kuliah digabungkan dan dimutakhirkan deskripsinya Mata kuliah yang tidak relevan dapat diganti dengan perkembangan masyarakat. Sebagai cotoh mata kuliah yang perlu dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam kurikulum misalnya ICT foe engaged leraning, theories and application of learning and teaching, communication skills, developmentaly appropriate cuuriculum, media and instructional technology, and  school experience.

Inovasi Kurikulum S-1 IKOR
Prodi S1 non-kependidikan (IKOR). Kurikulum 8-10 semester dengan rincian pendidikan akademik 6-8 semester +2 semester pendidikan profesi.Pendidikan akademik bersifat monodisiplin dan integrative. Kualifikasi akademik diperoleh pada pendidikan S1/D4. Tenaga keolahragaan wajib memiliki kualifikasi dan sertifikasi kompetensi dan perlu pendidikan profesi selama 2 semester setelah S1/D4.
Kompetensi lulusan diperlukan kurikulum yang relevan dengan tuntutan kompetensi lulusan. Adaptasi dan implementasi kurikulum untuk memenuhi tuntutan standar kompetensi. Kompetensi ini dalam wujud knowledge (akademik), skill (professional), dan attitude (pribadi dan social) dalam kancah monodisiplin atau multidisiplin bagi lulusan pendidikan TKO.
Sampai saat ini struktur kurikulum yang dipakai adalah kurikulum 2002. Untuk jurusan ilmu keolahragaan 150 sks, dan jurusan pendidikan jasmani dan kesehatan juga 150 sks. Sepertinya dengan adanya usulan dari berbagai pihak FIK akan mengadopsi kurikulum internasional seperti Nasional Institute of Education Singapore dan FIK milik UNESA.
Menurut Prof.Joan Marian Fry  dalam materinya berjudul “ Developing and innovating the curriculum of physical education and sport science” membicarakan lebih mendasar mengenai kurikulum terutama aplikasi pada kurikulum sekolah.?Dian